The Peninsula, Paris
18.00 PM
Bermain bersama Cheryl membuat Zayn lupa sejenak akan rasa sakit yang ada pada bagian punggung miliknya. Keduanya juga sangat fokus menyusun bricks yang baru saja Jim beli di market terdekat, sehingga Sergio dan juga Zac memilih untuk mengunjungi kamar Payne.
Beberapa waktu berlalu dan matahari pun telah tenggelam, terdengar pintu kamar hotel pun di ketuk dari luar. Membuat Jim dengan cepat membukakan pintu.
"Uhm, Selamat malam nyonya" sambut Jim.
"Selamat malam Jim, bisa saya masuk?" Tanya Kendall seraya tersenyum tipis dan wajahnya nampak masih pucat.
"Silahkan Nona. Biar saya bantu" ujar Jim mengambil alih satu beberapa paperbag besar berisi makanan dari tangan Kendall.
"Onty Kennyyyyyy...." Teriak Cheryl yang lantas melompat dari sofa seraya berlari kearah Kendall.
"Oh H-hai, Halo cantik" sambut Kendall sedikit tergugup namun tetap menerima pelukkan dari Cheryl yang tingginya hanya sampai sebatas pinggulnya.
Sungguh, dirinya tidak menyangka bahwa ada Cheryl dikamar hotel ini bersama Zayn. Jujur saja niat kedatangan Kendall kesini hanya untuk memenuhi panggilan Zayn dan meluruskan kesalah pahaman atas permintaannya itu.
"Onty, Papa bilang onty sedang sakit dan tidak bisa datang kesini. Papa bohong ya onty?" Tanya Cheryl dengan wajah berubah murung seraya menatap sedih ke arah Kendall.
"Tidak cantik. Papa tidak bohong. Onty memang sedang sakit. Tapi onty ingat kalau kalian pasti belum memiliki makanan, makanya onty datang membawa makan malam untuk kita" alibi Kendall yang tidak ingin Cheryl menjadi salah paham.
"Cheryl, bisa ikut bersama paman Jim sebentar sayang? Papa dan Onty ingin segera menyiapkan makan malam untuk kita. Boleh?" Tanya Zayn dengan tatapan lembut seraya merapihkan bricks yang baru saja berhasil dia selesaikan.
"Cheryl tidak mau papa" rajuk Cheryl seraya melipat kedua tangannya di dada.
"Hmm. Memangnya Cheryl tidak ingin memakan masakan Onty? Sayang sekali, padahal Onty sudah membuatkan seafood ravioli" ungkap Kendall mensejajarkan tingginya dengan tinggi Cheryl seraya berpura pura sedih.
"Ini kenapa onty?" Tanya Cheryl yang memegang pelipisnya yang terluka sobek.
"Ah tidak apa-apa. Onty hanya ceroboh saja ketika masak dan terbentur" bohong Kendall membuat Zayn semakin kebingungan untuk membuat Cheryl tidak menyadari luka yang ada di wajah Kendall.
"Cheryl, ikut paman Jim sebentar ya?" Titah Zayn dengan tegas dan tidak ingin adanya penolakan.
"Baik papa" ujar Cheryl pada akhirnya.
Selepas sepeninggalan Cheryl dan Jim, hingga menyisakan hanya mereka berdua di kamar hotel ini. Kendall pun lantas sibuk menyiapkan makan malam untuk mereka dan Zayn tetap duduk di seberang sana dengan kursi rodanya.
Kendall sengaja mengenakan baju oversize dan celana legging pendek. Agar kehamilannya tidak dapat diketahui oleh Zayn maupun semua orang, sebab dirinya takut Selena akan nekat menyakiti dirinya.
"Are you oke?" Tanya Zayn dengan tatapan lembut dan juga khawatir ketika melihat wajah Kendall yang begitu pucat dan banyak lebam dan luka.
"Zayn, aku minta maaf" tutur Kendall dengan penuh sesal dan perasaan bersalah karena sudah membuat kekacauan hanya demi kepentingannya sendiri dan balas dendam karena sebelumnya Zayn menghubungi Selena lagi.
"Kamu tidak bisa pergi begitu saja dari hidupku, Ken. Terlepas dari apapun kesalahan kamu terhadapku" jelas Zayn dengan nada lirih dan emosi yang terpendam.
"Aku tau kamu tidak akan meninggalkan aku apapun alasannya, makanya aku yang memilih bersembunyi dari kamu untuk beberapa saat Zayn. Setidaknya sampai rasa kecewa kamu hilang, dan menyendiri sejenak untuk menenangkan pikiranku" Jelas Kendall yang kini sudah berlinang air mata.
"Tetap saja menyendiri bukanlah alasan yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah" bantah Zayn dengan tatapan tajam dan hembusan nafas berderuh tidak teratur.
"Aku sumber masalahnya Zayn. Lantas kamu berharap apa? Aku penyebab kekacauan dalam hidup kamu! Karena aku, kamu mengalami semua ini. Karena aku, kamu kehilangan hak asuh Cheryl. Karena aku, kamu—" belum selesai Kendall berbicara pintu kamar hotel pun terbuka tanpa aba-aba.
"Zayn, bisa kita mulai sekarang makan malamnya?" Ujar Payne di ambang pintu dan di belakangnya sudah terdapat Jim, Ace, Sergio, Zac, Selena, Luke juga Cheryl.
"Aku belum selesai mempersiapkan makan malamnya, Payne bisa bantu aku?" Tanya Kendall menjawab pertanyaan Payne tanpa ragu dan membiarkan pembicaraannya dengan Zayn terabaikan.
"Baik, dengan senang hati aku akan kembali membantu kamu" ujar Payne penuh arti karena sebelumnya mereka telah berbicara panjang lebar.
Jika sebelumnya Payne berhasil menyelesaikan tugasnya untuk membantu Kendall keluar dari lingkaran, kali ini Payne pun sudah sepakat dengan Kendall untuk membantu Harry keluar dari lingkaran dengan satu syarat.
Menghilang. Selamanya.
Semua bukan tanpa alasan. Justru karena berita sudah naik mengenai penembakan Zayn, Harry dan Kendall yang terlibat di dalamnya. Payne tidak ingin Kendall yang menjadi Central atau pusat pemberitaan.
Payne hanya ingin publik melihat masalah ini murni sebagai musibah yang menimpa Harry dan Zayn dan bukan masalah pribadi apalagi mengarah ke desas desus adanya perselingkuhan maupun percintaan.
Dan Kendall pun turut setuju dengan syarat dari Payne karena saat ini Kendall hanya ingin fokus menjaga kandungannya dari publik maupun pemberitaan media. Sekaligus, kesempatan emas untuk menepati perjanjiannya dengan Selena.
Usai merapihkan makanan di meja makan kamar hotel Zayn, semua pun duduk di kursi masing masing dan fokus memakan ravioli seafood buatan Kendall.