Terduduk di ruang pribadi sang pemimpin lingkaran, terdengar bunyi pintu yang di dorong membuat Harry menghembuskan asap rokok terakhirnya ke udara kemudian membuang sisa rokoknya ke asbak.
"Selamat datang Harry, maaf membuat kamu menunggu lama" ujar Mr. Kley seraya duduk di kursi kebesarannya dan membenahi jas yang dia kenakan.
"Tidak perlu basa basi, saya kesini hanya untuk menanyakan siapa lawan saya dan akan berapa lama saya mendapat peran menjijikkan itu" tanya Harry to the point dan menatap sinis.
"Tenanglah, aku dan Simon sepakat memilih Louis sebagai lawanmu dan akan berlangsung selama 1 tahun. Tapi, kalau kamu atau Louis mengacau saat acara pesta rutin lingkaran maka salah satu dari kalian akan menjadi pelayan lingkaran selama lamanya" jelas Mr. Kley lengkap dengan senyum meremehkan.
"Kalau saya menolak peran menjijikan itu beserta konsekuensi nya bagaimana?" Tolak Harry mencoba untuk tidak melayangkan tinju ke wajah Mr. Kley dihadapannya.
"Taken kontrak kerjasama kita masih 5 tahun lagi Harry. Sebaiknya kamu mengikuti alur agar tidak merugikan dirimu sendiri nantinya" jawab Mr. Kley seraya menyerahkan lembar lembar kontrak yang sudah Harry tanda tangani beberapa bulan lalu.
"Baiklah, saya akan memenuhi peran menjijikan dalam lingkaran. Tapi, saya minta satu syarat. Bagaimana?" Tanya Harry menatap Mr. Kley dengan serius.
"Katakan" ujar Mr. Kley mempersilahkan.
"Saya tidak ingin ada lagi keterkaitan dalam pekerjaan atau apapun itu dengan wanita bernama Taylor Truss yang merupakan anak dari partner anda" pinta Harry seraya menyerahkan kembali lembar lembar kontrak miliknya ke Mr. Kley.
"Baiklah, kamu tenang saja. In real life or dalam lingkaran kalian tidak akan pernah menjadi partner. Aku akan menyampaikannya secara langsung ke Emperor" ujar Mr. Kley dengan senyum kemenangan dan menggenggam tangan Harry diatas meja.
"Terakhir, Mr. Kley. Apakah ada kabar mengenai Kendall?" Tanya Harry dengan tatapan serius dan membuat Mr. Kley mengudahi usapan di punggung tangannya.
"Kabar terakhir yang aku tau dia baru saja menjalankan operasi di Paris dan entahlah sepertinya ada peran penting yang membuat kabar itu menghilang begitu saja" jelas Mr. Kley yang bangkit dari keterdudukan kemudian terduduk di pangkuan Harry.
"Berapa lama kabar itu berhembus?" Tanya Harry seraya menyingkirkan tangan Mr. Kley karena merasa risih.
"Seberapa penting si ratu pesta itu untukmu? Sedari tadi aku dengar pertanyaan kamu itu seolah begitu khawatir terhadapnya" Tanya Mr. Kley yang terdengar seperti cemburu.
"Lupakan" putus Harry seraya menyingkirkan Mr. Kley dari pangkuannya dan mengambil posisi bangkit dari keterdudukan.
"Jangan lupa persiapkan diri kamu untuk pesta rutin di tanggal 14 Februari. Jaga fisik kamu Harry" Peringat Mr. Kley yang di jawab oleh Harry dengan memberikan ibu jarinya ke udara.
London, Shelock Holmes
Menikmati sarapan di salah satu cafe terkenal di London bersama Gio dan Payne, Zayn pun sedari tadi lekat memandang jalanan yang basah karena hujan dan tidak menghiraukan makanan di hadapannya.
"Makanlah Zayn. Apa perlu kami suapin?" Tanya Payne membuat Gio menghembuskan nafas kasar dan menyesap coklat hangat miliknya.
"Kendall akan baik baik saja. Dia akan menjadi ibu yang hebat jadi tenanglah. Pikirkan saja kondisi kamu agar cepat pulih dan menyusul mereka ke Italia" timpa Gio mencoba menarik perhatian Zayn agar berpikiran positif.
"4 bulan bukanlah waktu yang sebentar untukku pulih, sialan!" Maki Zayn seraya menatap Gio dengan tatapan membunuh.
"Jangan mengeluh saja Zayn. Lagi pula dengan begitu tidak akan membuatmu cepat pulih juga kan" ujar Payne yang kini pindah duduk menjadi di sisi Zayn dan menyuapi pancake stroberi milik Zayn.
"Aku tidak lumpuh! Aku bisa sendiri Payne!" Protes Zayn yang mengambil alih sendok di tangan Payne.
Melihat Zayn kesal membuat Gio dan Payne puas dan tertawa kecil, sebab kebersamaan ini sudah lama sekali tidak terjadi. Terakhir kali saat Zayn meminta bantuan agar Kendall keluar dari pesta rutin yang diadakan lingkaran itu.
Hampir satu jam menikmati kebersamaan, Gio dan Zayn kembali ke apartemen milik Payne. Sedangkan, Payne sendiri memilih berangkat bekerja ke perusahaan label miliknya Zero Record.
"Maaf pak Gio, ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan Mr. Payne" ujar salah seorang resepsionis apartemen yang menghampiri mereka saat berada didepan lift.
"Siapa?" Tanya Gio dengan tatapan penuh tanya kearah Zayn.
"Orangnya ada di ruang tunggu pak" jawab si resepsionis seraya menunjuk ke ruangan pojok yang mengarah ke toilet.
"Coba kamu temui saja, aku duluan naik" putus Zayn yang mendorong pelan Gio keluar dari dalam lift.
"Brengsek!" Maki Gio karena dirinya hampir terjungkal.
Berjalan dengan gagah dan penuh percaya diri karena penampilannya yang rapih. Kemeja hitam, celana bahan hitam dan sepatu pantofel hitam. Terasa auranya pun begitu mematikan.
Tok tok tok
Mengetuk pelan pintu ruang tunggu, orang yang disapa pun menoleh dan berjalan menghampiri Gio yang kini berada di ambang pintu ruang tunggu.
"Sorry? Anda mencari Mr. Payne?" Tanya Gio membuka obrolan dengan wanita yang tingginya sedikit lebih rendah dari dirinya.
"Benar. Kami juga sudah membuat janji untuk bertemu sebelumnya" jelas wanita itu dengan senyuman yang tidak lepas dari bibirnya yang berwarna cherry yang basah.
"Maaf sebelumnya saya berhadapan dengan siapa?" Tanya Sergio ramah dan terus lekat memandang bibir wanita dihadapannya ini.