Bukan hanya kepribadianmu, tapi semua tentangmu aku ingin tahu.
Kamu jujur atau justru adalah seorang pembohong.
___The Eagles___
Perlahan aku membuka kedua mataku. Warna serba putih, adalah hal yang pertama kali yang menyapa.
Aku di Rumah sakit.
Terdengar suara tangisan Ibuku yang saat ini tengah dipeluk oleh Ayahku.
"Mah ...." panggilku pelan sekali. Mamah segera beranjak dan menghampiri.
"Sayang, kamu baik-baik saja? Kenapa kamu nekat sayang? Apa kamu mau ninggalin Mamah dan Papah?"
Maksudnya apa?
Aku meraih tangannya Mamah, "Aku nekat apa Mah? Mamah kenapa nangis?"
Ibuku membingkai wajahku. "Mamah sayang kamu, tolong jangan berpikir kalau Mamah dan Papah pisah karena enggak sayang sama kamu.
Papah di luar kota karena ada pekerjaan. Dan Mamah, harus nungguin kamu. Mamah gak mau, kamu tinggal sendirian," Ucap Mamah pelan sekali.
"Iya sayang, Papah tinggal di luar kota. Karena harus mengurus banyak pekerjaan. Kan itu buat kamu juga sayang, biar kamu sekolahnya lebih nyaman. Gak ada kekurangan apa pun." Ayah ikut mendekat dan memelukku sejenak.
Ok, ini otakku sepertinya mulai loading. Aku dibilang nekat, dan kedua orang tuaku meminta maaf.
Tapi untuk apa?
Ah, Sonia!
Aku tiba-tiba duduk. Membuat kedua orang tuaku kaget. "Eh, sayang. Mau ke mana?"
Mamah menahanku. "Kamu masih luka."
"Sonia mana Mah!?"
Ibu mengerjap. "Dia di luar sayang. Dia baik-baik aja."
Aku turun, dan membuat kedua orang tuaku itu mengikuti.
"Tata ....," Ibu meraih tanganku pelan. "Sonia baik-baik aja, dia malah ngawatirin kamu."
Melihat bagaimana cemasnya Mamah. Aku terdiam, kembali ingatanku pada kejadian itu.
Lima Elang raksasa.
Dan laki-laki bertopeng bermata gelap itu.
Meraba leherku,
Kenapa tidak ada jejaknya?
Aku segera berlari ke toilet. Tentu saja membuat Mamah mengikutiku.
"Tata! Kamu ngapain di sana?"
"Bentar Mah, aku pipis dulu." melihat leherku. Aku penasaran pada apa yang terjadi. Apakah akan ada jejaknya?