MELAWAN DUTA DZAKA
BUUSH...
Hanabi melesat dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan angin. Cara larinya mirip dengan cara lari ninja dalam anime Naruto. Yaitu, tubuh condong ke depan dan kedua tangannya diarahkan ke belakang. Cara lari yang meminimalisir pergesekan angin.
Hanabi kemudian meloncat dari depan bis yang kacanya sudah berhamburan di mana-mana. Hanabi melompat ke udara bebas. Ia kemudian mengeluarkan senjatanya yang mirip dengan boomerang, lalu ia lesatkan senjatanya ke wajah sang monster.
Senjata itu melesat, dan kemudian menggores kening bagian kepala kanan monster itu. Sebuah luka gores terlihat di tempat dilewati senjata Hanabi. Lalu, dari luka gores itu menetes sedikit cairan berwarna kuning. Monster itu pun juga merasakan sakit, ia lalu menggerang kesakitan dengan sangat keras.
Monster itu marah. Ia lalu mengeluarkan jurus gelombang suaranya ke arah Hanabi yang masih berada di udara bebas. Hanabi kalah cepat dengan serangan gelombang suara dari Monster itu. Hanabi tak sempat menutup telinganya, akhirnya gelombang suara itu pun masuk ke dalam tubuh Hanabi dan membuatnya mati rasa.
Hanabi tidak bisa bergerak. Gelombang suara itu nampaknya membuat saraf-sarafnya kaget, dan membuat tubuh Hanabi tidak bisa bergerak sesuai dengan kehendaknya. Ia hanya bisa diam di udara bebas, tanpa sebuah pijakan.
Monster itu tersenyum melihat Hanabi yang tak bisa bergerak di atas udara. BUUAKK... Sang monster kemudian menghempaskan tangan kirinya yang besar ke tubuh Hanabi yang masih mati rasa. Hanabi pun terhempas dengan sangat keras kembali ke dalam bus.
Hanabi kembali ke dalam bus dalam keadaan tubuhnya yang tidak dapat ia gerakkan. Teman-temannya hanya bisa H2O (Hola Holo / Bengong) Melihat pertarungan yang singkat dari Hanabi dengan T-Rex berlengan besar itu.
Valir kemudian berjalan ke arah Hanabi yang sudah terkapar lemas tak berdaya. Valir mengangkat Hanabi, kemudian menggendongnya di belakang punggung. Lalu, Valir meloncat keluar bis dari kaca bagian samping. Kini, tinggal Layla dan Sukirman yang berada dalam bis besar berwarrna merah itu.
“Apa yang akan kita lakukan?” Tanya Sukirman kepada Layla.
Layla tidak menjawab. Ia malah memandang monster T-Rex itu dengan durasi yang cukup lama dan wajah yang tersirat rasa takut. Monster itu kembali menatap bis. Kini mulutnya kembali menganga dengan sangat lebar.
Sebuah bola besar berwarna merah terbentuk di depan mulut monster yang menganga itu.
“Awas!” Layla yang masih membawa tas berisi senjatanya melompat ke arah Sukirman. Mereka berdua pun meloncat keluar lewat kaca bis. Sedetik Kemudian, BOOFFF... sebuah kobaran api menyembur dari mulut sang monster dan melahap bis itu.
Layla dan Sukirman berhasil keluar dari bis, tepat sebelum api besar itu melahap mereka. Layla dan Sukirman tidak lantas berhenti, mereka tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Mereka pun lari secepat mungkin menjauh dari bis.
“Tunggu dulu!! Di mana Valir dan Hanabi?”
Sukirman menghentikan langkahnya ketika cukup jauh dari bis. Ia membalikkan pandangan dan melihat Valir menggendong Hanabi masih berada di dekat bis merah itu. Ia pun berlari ke arah mereka, berniat untuk meringankan beban Valir membawa Hanabi, dan segera membawa mereka mejauh sejauh mungkin dari bis yang sebentar lagi akan,
DUUAARR....
Bis itu pun meledak. Sukirman kalah cepat, ia pun hanya bisa melihat kedua teman barunya pagi ini, Hanabi dan Valir terkena dalam radius ledakan yang cukup besar dari bis itu. Kepulan asap dari ledakan itu membuat Sukirman tidak dapat melihat Hanabi dan Valir. Apakah mereka mati? Apakah mereka mati? Pikiran-pikiran buruk itu terus menghujani otak Sukirman.
“Wooyy!” Sebuah suara membuat Sukirman terundang. Ditambah dengan tangan yang menepuk pundaknya.
Sukirman membalikkan pandangannya. Pandangannya berpindah dari kepulan asap yang berasal dari bekas ledakan bis kota, menghampiri asal suara dan orang yang menepuk pundaknya sepertinya memanggil dirinya.
` Sukirman seketika itu bersyukur. Valir yang masih menggendong Hanabi selamat, dan kini sudah berdiri di belakangnya. Bukan hanya itu, hero baru dengan gaya ninja berada di samping Valir. Sukirman mencoba menebak bahwa ninja itu yang telah menteleport Valir dan Hanabi.
Ninja itu menggunakan armor berwarna merah semu hitam. Armornya malah membuat ia nampak seperti seorang samurai, bukan seorang ninja. Ditambah dengan sebuah pedang yang biasa disebut katana yang tersarung di sabuknya. Ninja itu adalah Hayabusa.
“Apa itu?” Tanya Sukirman kepada Valir sambil menunjuk monster yang terus meraung tidak jelas.
“Kau buta. Itu monster.” Ucap Hanabi singkat, membuat Sukirman tidak puas.
“Iya, aku tahu kalau itu monster. Tapi, kenapa ia ada di sini?” Sukirman mulai geram dengan Valir.
“Mungkin karena ia diutus Dzaka untuk mengambil barang paradoks.” Ujar Valir sambil memberikan senyuman kepada Sukirman.
“Diutus? Jadi, si Dzaka itu juga punya kerajaan ya?” Sukirman mencoba menerka.
“Hmm.. Seperti itulah.” Jawab Valir singkat dan tidak ingin memperpanjang pembicaraan.
“Ooohh..” Sukirman akhirnya faham.
“Jadi, apa rencananya Man?” Tanya Valir kepada Sukirman sambil meletakkan Hanabi yang masih terluka secara perlahan ke tanah.
“Lho, kok tanya aku?” Sukirman malah gantian yang kebingungan.
“Kau kan yang akan memimpin kami.” Ujar Valir sambil mengacungkan jempolnya.
“HAAHH... Jadi kalian tidak bercanda soal ramalan itu.” Sukirman langsung ngegas kepada teman temannya, terutama pada Valir.
“Iya aku percaya. Lagian kalau kau tidak percaya. Kenapa kau ikut kami untuk melawan Dzaka?”