Tahun 2030,Universitas Unra
Robot-robot berlalu lalang sepanjang wilayah Universitas. Begitu juga dengan kantin tiap jurusan yang kini pelayanan menggunakan robot hologram. Tahun 2030 kemajuan teknologi melebihi ekspetasi manusia.
Teknologi yang tidak bisa diciptakan Ilmuwan maupun siapa saja pada saat itu dan dianggap kemungkinan besar persentase kecil kini dapat diwujudkan.
Sebuah pintu dengan teknologi super canggih membawa seseorang ke masa lalu maupun masa depan, 'Pintu Roaemon.'
Penemuan pintu kemana saja oleh seorang mahasiswa mudah mengguncang seluruh orang di dunia membuat penemuannya menjadi batu loncatan seratus kali lipat dari perkiraan kemajuan teknologi.
Penemuan pintu ke mana saja, awalnya adalah penemuan paling tidak diharapkan dan dianggap mustahil. Kini, rancangan itu benar-benar terwujud.
Perempuan bersurai hitam berambut sebahu memandang hamburger yang tersaji cukup lama seorang diri. Ia kemudian menghembuskan nafas pelan, lalu mendongakkan wajah untuk memandang cakrawala biru matahari bersinar cerah dengan angin menyejukkan suasana.
Posisi Siska saat ini berada pada ujung meja sebelah kanan kantin umum, cukup dekat dengan gerbang utama. Terlihat sangat jelas dirinya dengan mahasiswa lain bahwa dia duduk sendiri tanpa seseorang maupun teman.
Siska memikirkan sesuatu, sesuatu yang sangat menjagal selama beberapa hari. Ia tidak bisa melupakan hal itu, bahkan ia kekurangan tidur untuk memikirkan jawabannya.
Atensinya beralih ke tempat lain hingga tertuju pada satpam menutup gerbang depan.
Beberapa detik Siska memandang gerbang sekolah tanpa curiga hingga kedua matanya menyipit dan keningnya mengernyit, pandangan mahasiswi itu terheran mengapa Pak satpam menutup gerbang utama dengan sebuah gembok dari balik kacamata pembesarnya.Peraturan menutup gerbang ditutup saat jam 10.Ini masih jam 8.
"Untuk apa menutup gerbang menggunakan gembok?"
Getaran pada meja serta kursinya membuat perempuan itu spontan terkejut. Siska menatap sekeliling tetapi tidak ada yang bereaksi atas getaran yang ia alami barusan.
"Aku harus banyak tidur setelah ini. Ya jika tugas tidak banyak." Siska menuangkan lagi teh hijau ke cangkir, meraih cangkir teh lalu menatap pantulan dirinya, meneguk hingga setengah.
Tanpa di sadari gadis itu, HP hologramnya berbunyi berkali-kali, lima belas kali panggilan. Siska dengan tangan kiri menutup telinga. Bukan karna nada HP hologram, tetapi deru angin terdengar semakin kencang di kedua pendengarannya.
Mengabaikan nada dering benda sangat tipis selayak ketebalan HVS, mematikan penuh dengan sekali jentik. Layar hologram mati.
Kurang lebih dua menit kemudian angin berhembus kencang menyapu benda- benda alam mati. Pohon-pohon bergoyang hebat membuat Siska bergidik ngeri, kembali mengarahkan pandangannya ke arah pos satpam saat menangkap dua mahasiswa mengetuk pintu pos satpam.
'Tirai....di pos?"