Seorang pria tampak ketakutan. Setelah ada sesosok makhluk menyeramkan dengan jubah berwarna hitam, rambut panjang yang sedikit tampak menjuntai keluar dari pakaian tersebut. Bola mata dan kuku panjang berwarna sama hitam. Tubuhnya berbau anyir, menyeret lelaki itu dengan sedikit melayang ke sebuah hutan yang cukup gelap dan seram.
Wajah lelaki itu tampak pucat. Tubuhnya yang berlumur darah bergetar hebat. Ada beberapa bekas luka goresan serta pukulan benda keras di sana. Tampak lebam kehitaman. Dengan bibir sedikit pecah dan mengeluarkan darah segar. Terlihat memprihatinkan sekali kondisi pria tersebut.
"To--tolong. Ja--jangan sakiti saya. Le--lepaskan saya," ucap pria lemah itu dengan terbata dan bibir gemetar. Ia tampak ketakutan sekali dengan sosok berjubah merah berwajah menyeramkan tersebut.
Makhluk berjubah hitam itu memaksa laki-laki yang tidak berdaya tersebut menghadap dirinya. Kemudian ia menatap sang lelaki dengan tajam. Begitu menakutkan sekali. Seperti elang hendak menerkam mangsa.
Sorot matanya begitu menakutkan. Dengan napas bergemuruh menahan amarah. "Anata wa shinanakereba naranai!" ucap sosok itu sambil mencekik leher sang lelaki dan menancapkan kuku-kuku hitam panjangnya dengan kuat hingga menembus urat syaraf pria tesebut.
"Ahhhhh!" sebuah erangan panjang keluar dari mulut laki-laki itu dan kedua matanya terbelalak. Dengan kedua tangan memegang leher, berusaha melepaskan tangan makhluk berjubah merah tersebut. Namun, ia tidak cukup mampu menahan kekuatan dari sosok itu.
Darah segar menetes cepat membasahi tanah. Seperkian detik kemudian, tubuhnya melemah dan tergeletak di tanah beralas rumput-rumput kecil. Dengan cepat, sosok itu melepaskan tangannya dari leher orang tersebut dan tersenyum licik.
"Itu adalah hukuman yang pantas kau terima karena perbuatanmu sendiri." Makhluk itu berkata puas sambil tertawa menakutkan. Memecah kesunyian malam. Kemudian, ia meletakkan mawar hitam pada dada sang pria tersebut. Lalu, pergi terbang meninggalkannya. Menyisakan seonggok tubuh manusia berlumur darah dengan wajah yang sulit untuk dikenali.
***
Keesokan harinya, warga dikejutkan dengan penemuan mayat laki-laki tanpa identitas di tengah hutan dengan berlumur darah dan luka tusukan pada bagian kanan, kiri leher. Pertama kali ditemukan oleh seorang pemuda setengah baya yang hendak mencari kayu bakar di hutan.
Saat sedang mengumpulkan ranting-ranting kayu, ia melihat sesosok mayat dengan kedua bola mata membulat sempurna. Seperti hendak keluar dari tempatnya.
"Ma--ma--mayat! Tolong!" teriak laki-laki itu histeris. Ia pun lari tunggang-langgang dan meninggalkan kayu-kayu yang sudah dikumpulkannya di hutan.
Sepanjang perjalanan, ia terus berteriak-teriak hingga tiba di perkampungan warga. Teriakan yang begitu keras, membuat para warga terkejut dan panik.
"Ada apa, Jo? Kenapa teriak-teriak?" tanya salah satu warga yang mendekati dan mencoba menenangkannya itu.
"I--itu, Dul. A--a--ada ma--ma--"
"Macan?"
"Bu--bukan. Ma--ma--"
"Maung?"