Lagi, warga kembali digegerkan dengan penemuan mayat di hutan Seruni. Kondisi mayat tentu sama dengan mayat-mayat sebelumnya. Kali ini yang menemukan adalah Dul. Pemuda itu hendak ke sungai mencari ikan. Untuk bisa ke sana ia harus menyusuri hutan tersebut.
Dul memang selalu pergi mencari ikan sungai untuk di jual dan membeli kebutuhan dapur. Meski masih bujangan, ia selalu perhatian dengan keluarga. Apalagi, semenjak ayahnya meninggal dunia. Lelaki itu menjadi tulang punggung keluarga.
Ketika Dul tiba di tengah hutan. Tempatnya sama persis saat Tarjo menemukan mayat laki-laki tanpa identitas beberapa hari lalu.
"Astagfirullahaladzim. Ma--mayat. Lagi-lagi sama. Sebenarnya, siapa pelakunya? Kenapa begitu kejam membunuh orang seperti ini?" Dul terkejut dengan penemuannya itu. Namun, ia tidak lari seperti Tarjo. Lelaki itu memang cukup pemberani. Ia justru semakin penasaran dengan pelaku pembunuhan misterius tersebut.
Pria setengah baya itu kembali ke desanya setelah cukup lama mengamati mayat tersebut. Ia berniat melaporkan hal itu ke Kepala Desa. Niatnya untuk mencari ikan pun ia urungkan.
Semakin hari, keadaan Desa Kemuning semakin meresahkan. Masyarakat tidak lagi dapat hidup nyaman semenjak beberapa mayat di temukan di hutan Seruni. Sampai saat ini masih menjadi misteri tentang siapa pelaku pembunuhan misterius tersebut.
Pak Slamet dan staf semakin memperketat keamanan. Demi menjaga warganya agar tidak menjadi korban pembunuhan tersebut. Suasana selalu mencekam di kala malam. Jarang warga yang berani keluar karena takut menjadi mangsa si pembunuh tersebut.
Suasana desa yang terkenal damai kini menjadi sunyi, penuh ketakutan sejak peristiwa mengerikan itu terjadi. Mereka masih terus menyelidiki siapa pelakunya tersebut. Apalagi, bagi mereka yang memiliki anak remaja putra. Selalu waspada dan melarang anak laki-lakinya rumah di waktu malam.
***
Sementara di tempat lain, tampak Cleo sedang berbincang dengan teman-temannya, untuk membicarakan prihal tempat KKN. Gadis tomboi itu terlihat serius sekali.
"Ren, bagaimana, nih? Kita belum dapat tempat KKN, sedangkan waktunya sebentar lagi." ucap Cleo kepada Darren, teman satu kampus sekaligus kekasihnya tersebut.
"Tenang, aku sudah dapat, kok tempatnya," ucap Darren lembut, berusaha menenangkan kekasihnya tersebut.
"Serius? Di mana?" Cleo mengubah posisi duduknya. Semula ia duduk sambil wajahnya ditopangkan pada kedua tangan yang bertumpu pada meja. Kini, tubuhnya agak di tegakkan sambil memegang sebelah pundak Darren.
"Beneran, Ren?" tanya Fikar yang sejak tadi menyimak, diikuti dengan tatapan Sifa, Monica, Sindy, Celvin, dan Ando. Mereka adalah sahabat Darren dan Cleo, juga satu kelompok dengan kedua pasangan tersebut.