Mereka setengah berlari ke arah Cleo. Tampak gadis cantik itu tengah berguling di lantai sambil memegang leher yang terasa panas dan sesak. Darren meraih tubuh gadis tersebut dan memangkunya.
"Cl--Cleo, apa yang terjadi? Cleo sadar lah."
Lelaki tampan bermata teduh itu berusaha meraih tangan gadis yang tengah mencekik lehernya sendiri tersebut.
Cleo menatap tajam ke arah Darren. Kedua tangannya berpindah ke leher pemuda itu, ia hendak mencekik pria tersebut.
"Ahh! Cleo, apa -- yang kamu la--lakukan? Ke--kenapa kamu mencekikku?" ucap Darren terbata sambil berusaha melepaskan cengkraman gadis itu.
"Cleo jangan! Dia Darren kekasihmu. Apa kamu tidak mengenalnya?" Sifa berusaha maju dan hendak menolong Darren. Namun, ia di cegah oleh yang lain.
"Jangan mendekat. Terlalu berbahaya. Sepertinya, Nak Cleo kerasukan," jelas Pak Slamet dengan sedikit panik.
"Apa? Kerasukan?" ucap yang lain dengan serempak.
"Iya."
"Tapi Darren harus di tolong. Jika tidak, dia bisa mati."
"Kalian ja--jangan khawatir. A--akan a--aku tangani ini. Le--lebih baik jangan mendekat. Terlalu berbahaya."
Darren kembali berkata meski tersendat. Wajahnya memerah menahan sakit. Ia memejamkan mata sejenak. Melantunkan surat Al-Fatihah dan ayat kursi sambil mengusap wajah Cleo perlahan. Ia berusaha untuk menyadarkan Cleo dengan sisa tenaga yang dimilikinya.
Perlahan, cengkramannya melemah dan Cleo kembali merasa panas di seluruh tubuh. Gadis itu menjambak kuat rambutnya sambil berteriak histeris.
"Panas! Hentikan! Ahh!" ucapnya sambil meronta.
Akhirnya ia pun tak sadarkan diri. Darren yang masih lemas berusaha mendekati Cleo. Ia meraih kembali tubuh lemah sang kekasih dan memapahnya.
"Tolong bantu aku bawa Cleo keluar dari kamar ini," ucapnya kembali sambil berusaha bangun.
Teman-teman mereka langsung bergegas membantu. Pak Slamet langsung menutup dan mengunci kamar tersebut. Kemudian mengikuti mereka ke ruang tamu.
Beberapa saat kemudian, Cleo mulai membuka mata setelah diberi minyak kayu putih. Ia melirik ke arah sekitar dan berusaha bangun.
"A--apa yang terjadi?" tanyanya dengan bingung sambil bangun perlahan dibantu Darren.
"Syukurlah kamu sudah sadar. Tadi kamu pingsan," ucap Darren sambil merangkul Cleo dari belakang agar tidak jatuh karena gadis itu belum sepenuhnya kuat.
"Pingsan?" tanya Cleo kembali semakin bingung.
"Emang kamu gak inget apa yang terjadi?" tanya Sifa penasaran dan juga bingung. Cleo menggeleng. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi, tetapi tidak bisa.