Cleo dan teman-temannya kembali ke Jakarta, setelah satu minggu berada di Desa Kemuning melakukan survei lokasi untuk kegiatan KKN mereka nanti. Semua sudah dipersiapkan dengan rapi. Apa saja yang akan dibawa saat acara tersebut berlangsung.
Begitu lelah Cleo sampai ia tertidur di kamar. Merebahkan tubuhnya di atas kasur. Namun, baru setengah jam memejamkan mata, perempuan cantik bermanik mata kecokelatan itu bermimpi buruk. Sehingga, terbangun dan duduk di ranjang. Keringat sebesar biji jagung pun tampak membasahi kening serta leher sang gadis.
"Mimpi itu datang lagi. Kenapa? Kenapa, mimpi itu selalu ada? Apa maksud dari semua ini?" Gadis itu berkata lirih, dengan napas yang masih tersengal. Ia baru saja terbangun dari tidurnya.
Sudah hampir dua minggu semenjak Cleo kembali dari Desa Kemuning, ia selalu mimpi buruk yang sama. Entah mengapa itu terjadi hingga membuatnya tidak dapat tidur dengan nyenyak dan terlambat pergi ke kampus.
Walaupun gadis itu sudah membaca doa sebelum tidur, tetapi tetap saja tidak bisa lepas dari mimpi buruk tersebut. Membuat ia kini terlihat aneh. Aura negatif pun terpancar di wajah cantiknya.
Pagi hari seperti biasa, Cleo berangkat ke kampus dengan wajah tampak lesu. Lingkar hitam seperti mata panda tampak terlihat jelas. Rambut pun tidak tertata dengan rapi. Sungguh berantakan sekali dirinya.
Dulu, Cleo selalu berpenampilan menarik dan memesona. Menjadi idaman banyak kaum Adam. Cantik, baik, Hambal, serta selalu bertutur kata lembut. Membuat ia banyak disukai. Namun, semenjak kembali dari Desa Kemuning sering bermimpi buruk. Mengubah semua yang ada pada dirinya. Mulai dari penampilan sampai sifat gadis itu. Sehingga, terlihat aneh di mata orang lain.
Lagi-lagi gadis itu terlambat masuk kampus. Dosen garang sedang berada di dalam kelas. Perasaan berdebar menyelimuti jantung Cleo. Seperti hendak lepas dari tempatnya.
"Pagi, Bu. Maaf, saya telat."
Dengan wajah lesu Cleo berkata sambil menundukkan kepala. Tidak berani menatap ke arah dosen garang di hadapannya tersebut.
"Ya, ampun, Cleo. Kamu ini kenapa, sih selalu datang telat? Biasanya kamu tepat waktu."
Bu Rina, dosen mata kuliah ekonomi sekaligus BK atau Bimbingan Konsultasi berkata dengan nada kesal. Kedua bola matanya menatap garang ke arah Cleo.
"Maaf, Bu. Saya kesiangan," alasan Cleo yang masih tertunduk.
"Ya sudah, kamu duduk. Nanti ke ruangan saya setelah selesai mata kuliah ini."
Sambil menghela napas kesal, Bu Rina pun meminta Cleo duduk. Wanita setengah baya itu menggelengkan kepala bingung.
"Baik, Bu."
Cleo berkata singkat dan langsung berjalan menuju kursi dengan gontai. Semua yang melihatnya dibuat bingung tak menentu.
***
Jam istirahat pun tiba. Anak-anak menuju kafetaria untuk makan siang. Tampak Cleo menopangkan kepala di meja dan hendak memejamkan mata. Sifa duduk di hadapan gadis itu sambil menatap heran.
"Cleo, kamu kenapa, sih? Sudah dua minggu belakangan ini, sikapmu berbeda dengan sebelumnya. Apa kamu sakit?" tanya Sifa dengan bingung.
"Aku ngantuk. Sudah dua minggu ini tidak pernah bisa tidur dengan baik."