Saat berusia sepuluh tahun, Joana Rei mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanannya, dan keluarganya menuju Ascoli Piceno. Kecelakaan itu membuat Joana mengalami kebutaan, sedangkan keluarganya yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu orang kakak perempuannya, meninggal dunia di tempat kejadian perkara.
Paman Joana meminta para medis untuk menyelamatkan Joana dari kebutaan, karena Joana adalah seorang pianis muda, dan terlebih lagi perjalanan hidupnya masih sangat panjang. Dokter memberikan solusi bahwa Joana harus melakukan cangkok kornea, dan mengusulkan kakak perempuan Joana sebagai pendonor. Dengan persetujuan paman Joana, operasi pencangkokkanpun terjadi.
Satu bulan setelah operasi, dan menjalani pemeriksaan rutin. Joana mendapatkan lagi pengelihatannya secara sempurna. Namun, hal-hal aneh mulai mengikutinya bagaikan benalu yang menempel dengan lekat dikakinya.
Joana dapat melihat makhluk-makhluk astral. Awalnya, si kecil Joana menganggap bahwa makhluk-makhluk astral yang dilihatnya adalah manusia biasa. Namun, ketika malam tiba, makhluk-makhluk itu menampilkan wujud yang amat mengerikan.
Joana menceritakan apa yang dilihatnya kepada pamannya, membuat pamannya terkejut bukan main. Pamannya mencari solusi atas masalah yang menimpa keponakkannya tersebut, mulai dari memanggil doktor psikiatri, dokter spesialis anak, dokter spesialis otak, dan dokter spesialis mata. Namun, hasilnya nihil, bahkan menjadi lebih parah, para makhluk astral itu kian gencar menampilkan diri dihadapan Joana.
Sejak saat itu, alih-alih menggunakan jasa dokter, paman Joana memanggil seorang cenayang yang dikenalkan temannya kepadanya untuk menjaga Joana dari hal-hal astral tersebut.
Semua menjadi lebih baik dengan keberadaan sang cenayang di sisi Joana. Hingga Joana mampu melewati tahun demi tahun dengan baik, dan tenang. Joana sang pianis muda memenangkan banyak kompetisi instrumen, dan mendapatkan sebuah penghargaan Mozard yang hanya diberikan kepada para musisi pilihan. Namun, dalam usianya yang genap lima belas tahun, sosok makhluk astral yang lebih kuat dari sang cenayang muncul. Makhluk itu dikenal dengan sebutan Dromos.
Dromos adalah manusia-manusia yang mati secara tak wajar, kemudian menjadi roh-roh gentayangan yang dipenuhi oleh dendam, dan kebencian. Dendam, dan kebencian, itulah dua hal yang membuat Dromos lebih kuat daripada makhluk astral lainnya yang hanya secara usil menampilkan diri di hadapan manusia. Dromos mencari wadah untuk kembali hidup untuk membalaskan dendam atas kematian tidak wajar mereka. Mereka mencari wadah (tubuh) yang kuat, dan secara kebetulan, Joana adalah salah satu dari wadah itu.
Sang cenayang yang tak mampu melawannya, hanya bisa menahan para Dromos untuk sementara waktu, sehingga dia meminta paman Joana membawa Joana beserta Luke (putra sang cenayang) untuk pergi sejauh mungkin dari Ascoli Piceno.
Di sisi lain, perbatasan kota Ascoli Piceno.
Di ambang pintu sebuah rumah mewah. Sepulang sekolah, tubuh Ran membeku ketika melihat keadaan rumahnya yang terlihat seperti adegan sebuah film thriller. Barang-barang berantakkan, dan hancur, serta noda darah yang berceceran di mana-mana.
A-apa y-yang terjadi?
Ran ingin memeriksa keadaan di dalam rumahnya lebih jauh. Namun, kakinya tak dapat bergerak. Mungkin dia sadar bahwa ada hal menakutkan yang akan dia temui jika dia masuk terlalu jauh, karena itulah dia hanya membeku diambang pintu rumahnya.
Tak!
Tak!
Tak!
Suara sepatu hak tinggi yang membentur lantai membuat Ran tercekat. Dia menatap pintu kamar orang tuanya yang tidak tertutup dengan sempurna, ada aura yang menakutkan dari sana, membuat jantungnya berdegub amat kencang, dan napasnya memburu.