Keringat dingin membanjiri kening Zero.
Apa ini akhirnya? Misiku berakhir disini? Batin Zero. Ia melirik ke arah Anna, dan ia lihat perempuan itu menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Ia tidak tahu ekspresi muka Leo ataupun Yordan di belakang.
Memandang melewati kaca depan, bisa Zero lihat tubuh raksasa monster kalajengking itu. Capitnya yang hitam tampak mengkilap memantulkan sinar matahari. Ia bisa tahu, hanya dalam beberapa detik lagi capit raksasa itu akan mencapit mobil mereka. Tak ada waktu bagi mereka untuk kabur keluar.
Di tengah keputus-asaan dan kepasrahan, samar-samar ia mendengar sebuah suara dari arah belakang monster kalajengking itu.
“Lari! Putar balik! Cepat!” Terdengar suara seorang wanita berteriak.
Sambil mencoba mengumpulkan kembali akal sehatnya, bergegas Zero menginjak pedal untuk memundurkan mobilnya dengan sisa-sisa bensin yang ada. Bisa ia lihat, monster kalajengking itu kini tengah terbakar. Tapi, bagaimana?
Sayangnya, setelah mundur beberapa meter, mobilnya kembali mati. Baru ia ingat kalau mereka sedang kehabisan bahan bakar. Perlahan, ia membuka pintu mobilnya dan berjalan keluar setelah melihat sekitar.
“Bagaimana bisa makhluk itu terbakar?” tanya Yordan yang mengikuti Zero keluar. Zero hanya mengangkat bahu, sambil memandangi monster kalajengking itu yang sedang berteriak? Atau entahlah—mengeluarkan suara erangan yang sangat keras seiring seluruh tubuhnya terlalap api. Monster itu berguling menjauh ke arah kanan, perlahan mulai agak menjauh dari mobil mereka.