“Cerita ini mungkin agak panjang,” ujar Zero bersedekap di atas sofa. Matanya melirik Yordan yang merogoh-rogoh saku celananya, untuk mendapatkan sebungkus rokok, mengambilnya satu, dan menyalakannya.
“Kau tahu, ada pepatah, tak kenal maka tak sayang. Aku sudah mengikutimu sejauh ini. Tapi masih ada begitu banyak hal yang belum kupahami. Kalau kau terus main rahasia-rahasiaan, aku tak tahu kapan kelompok ini akan bubar,” jelas Yordan sambil menghisap rokoknya. Sebenarnya, Yordan memang seorang perokok berat. Hanya saja, ia jarang memiliki waktu yang tepat untuk melakukannya. Ia hanya mau merokok disaat situasi tenang saja.
“Apalagi aku,” Anna ikut menyahut. Leo yang hanya diam menyimak mereka, mengangkat bahu dan tersenyum. “Kalau aku tetap ikut sih, aku perlu kembali ke markas,” ujarnya santai.
Zero tampak diam dan berpikir, lalu akhirnya mulai berkata, “Kau tahu aku tidak akan merahasiakan apapun pada sesama Lightworker. Aku hanya belum menemukan waktu yang tepat. Itu saja. Selama ini kita terus berlari kesana-sini.”
“Kalau begitu ini waktu yang tepat, kan?” kata Yordan sambil menatap lekat Zero dari balik kepulan asap rokoknya. Dengan berat hati, Zero mengangguk.
“Sebenarnya aku malas,” gumamnya.
“Hah! Keluar juga alasan aslimu!” Yordan menyikut lengan Zero lalu kembali menikmati rokoknya.
—OO—
Centaur,
Sekitar satu minggu yang lalu
“Kupikir ini memang yang terbaik,” Sam berdiri di samping dinding gelap stasiun bawah tanah yang remang-remang diterangi cahaya obor.