The Fifth Sense

Iqsal Anaqi Santosa
Chapter #7

Chapter 7# Mayat di Rumah Banteng Tua

(Pagi Hari di rumah Tommy, pukul 07,00)

Berita mengenai kasus di pasar Kalpataru telah berlalu, kini Tommy merasa kelelahan setelah kemarin investgasi malam, memang akhir-akhir ini Tommy jarang keluar rumah untuk bekerja sebagai Ghost Hunter, kecuali jika dia tidak diajak oleh teman-temannya. Tommy suka menghabiskan waktu senggang di rumah dengan membaca buku sejarah dan belajar ilmu bahasa asing secara online di internet. Matthew pernah mengobrol dengan Tommy dengan menggunakan bahasa Inggris dan Netherland. Dari luar rumah terdengar suara Daniel memanggil Tommy, Matthew yg berada di ruang tamu langsung menghampiri Daniel. Matthew bilang pada Daniel kalau Tommy sedang beristirahat di dalam kamar. Daniel pun diperbolehkan masuk rumah dan berjalan ke kamar Tommy.

Terlihat Tommy bersandar di ranjang tidur sambil membaca buku, pandangan Tommy beralih setelah dia melihat Daniel dan Matthew masuk kamarnya. Kali ini Daniel membawa sebuah peta kuno yg dia temukan di gudang bawah tanah kemarin malam. dia pun membuka peta tersebut dan menunjukkan pada Tommy tentang tempat investigasi berikutnya yg akan Daniel telusuri. Tommy bilang kalau ayah Tommy juga mempunyai peta kuno yg sama dengan milik Daniel, peta itu disimpan di ruangan barang antik. Tommy belum memahami isi dalam peta kuno tersebut,

Daniel dan Tommy pun berjalan masuk ke dalam ruangan barang antik, disana Daniel melihat sebuah peta kuno yg dipajang di dalam kotak etalase. Ketika Daniel mencocokan peta miliknya dengan peta ayah Tommy, ternyata kedua peta tersebut sama persis. Daniel bertanya pada Tommy dimana ayah Tommy pertama kali menemukan peta kuno itu, Sayangnya sejak dari kecil Tommy tidak mengetahui soal peta kuno milik ayahnya. Daniel pun menjelaskan tentang daerah-daerah desa di peta kuno tersebut, Jadi peta kuno ini merupakan peta Desa Danau Hitam yg dibuat pada masa Hindia-Belanda. dalam peta ini terdapat berbagai spot tempat angker yg dulu pernah di invasi oleh Organisasi ilmu Hitam.

Tujuan investigasi Daniel selanjutnya adalah Rumah Banteng Tua yg terletak di bagian utara desa Danau Hitam.

"Rumah Banteng Tua, itu kan rumahnya Ambert!" kata Matthew

"Apa kau serius ingin pergi kesana, Daniel?" tanya Tommy

"Iya! aku bakalan ajak Iqsal, agar kita bisa mudah mencari petunjuk misteri kematian Kakek Alfredi" jawab Daniel.

Matthew berkata pada Daniel bahwa Rumah Banteng Tua itu sangat angker dan banyak penghuninya, hanya keturunan keluarga Ambert-lah yg boleh memasuki rumah tersebut. Tommy menyarankan agar Daniel mencari spot angker lainnya, namun Daniel tetap memilih Rumah Banteng Tua sebagai tempat penelusuran berikutnya. Tommy dan Matthew pun harus menerima keputusan dari Daniel. Meskipun nanti akan berakibat resiko bagi Tommy dan Iqsal, tapi ini demi mencari misteri kematian Kakek Alfredi. Mungkin Iqsal takkan menolak ajakan Daniel untuk pergi ke Rumah Banteng Tua.

Daniel akan memberikan konfirmasi terkait keberangkatan pergi ke Rumah Banteng Tua nanti, Tommy akan diminta untuk mempersiapkan alat-alat Ghost Hunter yg akan diperlukan. Daniel juga akan meminta izin terlebih dahulu pada Ambert, supaya diperbolehkan masuk ke dalam rumahnya. Tommy harus izin ke orangtua dulu, barangkali mereka diizinkan pergi ke Rumah Banteng Tua. , Selanjutnya Daniel akan pergi ke rumah Iqsal untuk mendiskusikan penelusuran ini lebih lanjut.

Di dalam ruangan kamar, Iqsal sedang menulis novel karangannya, Iqsal menulis berbagai pengalaman yg telah ia lalui bersama teman-teman barunya. Tetesan air mata mengalir di pipi Iqsal, seolah-olah dia seperti merasa terharu dan senang dapat memiliki teman baik yg selalu ada di sampingnya. Depan pintu kamar, Iqsal dihampiri oleh Daniel dan Ambert. Daniel memohon minta waktu sebentar untuk mengobrol bersama. Sebelum itu Daniel meminta maaf karena dia sudah mengganggu Iqsal fokus menulis novel. Daniel pun menunjukkan peta kuno desa Danau Hitam, lalu dia menjelaskan tentang semua isi dari peta kuno tersebut. Daniel bilang pada Iqsal, bahwa nanti malam dia akan melakukan investigasi di Rumah Banteng Tua.

"Iqsal! maukah kamu ikut pergi ke Rumah Banteng Tua ?" tanya Daniel

"Kemana pun kalian pergi, aku akan selalu ikut bersamamu" jawab Iqsal.

Mendengar jawaban dari Iqsal, Daniel pun tersenyum kagum dan tertawa kecil. Sepertinya Iqsal sudah mulai memberanikan diri untuk pergi ke tempat paling angker. Daniel mengira kalau Iqsal bakalan menjawab "tidak" namun ternyata justru sebaliknya. Ambert pun berkata pada Daniel, kalau Tommy dan Iqsal diperbolehkan pergi ke Rumah Banteng Tua, sebab ini demi Iqsal mengetahui misteri tentang Kakek Alfredi yg belum diketahui oleh siapapun. Tetapi bagi siapapun yg ingin masuk rumah Banteng Tua, harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan 2 penghuni rumah. Jika salah-satu penghuni menolak, maka orang tersebut akan langsung diusir dan takkan diperbolehkan berada di area rumah Banteng Tua.

Perjalanan dari desa Balean Barat ke desa Danau Hitam diperkirakan butuh menempuh jarak waktu sekitar 45 menit hingga sampai ke Rumah Banteng Tua itu. Selain itu masih ada halangan yg akan mereka temui ketika perjalanan nanti. Seusai membuat rencana, Daniel akan meminta permohonan pada kepala desa Balean Barat untuk diizinkan pergi ke desa Danau Hitam. Daniel pula juga akan mengirim beberapa anggota cenayangnya yg akan ikut dalam investigasi di Rumah Banteng Tua.

(Malam hari di Jembatan Merah pukul 21.00)

Sebelum berangkat, semua orang yg akan ikut investigasi akan dikumpulkan di jembatan merah terlebih dahulu, beberapa menit kemudian setelah semua rekan Daniel telah datang, Perjalanan menuju rumah Banteng Tua pun dimulai. Iqsal memegang obor api sebagai penerangan jalan di malam hari, Daniel mendapat kabar dari kepala desa Balean bahwa sebelum menjelang tengah malam, mereka harus segera pulang ke rumah, karena dikhawatirkan jika ada yg hilang atau tersesat di desa Danau Hitam.

Lihat selengkapnya