(Pagi Hari di desa Balean Barat)
Suasana dalam rumah tampak hening, Iqsal merasa kesepian di dalam kamarnya. Ayahnya mulai berangkat kerja lebih pagi, Ibunya sedang mencuci baju di dalam kamar mandi. Keluarga Santosa merupakan keluarga yang sederhana. Meskipun Iqsal dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu, Tapi Iqsal memiliki nilai semangat tinggi dalam menggapai impian terbesarnya yaitu menjadi seorang Ghost Writer.
Iqsal memiliki hobi menulis, Dia suka menghabiskan waktu lenggang hanya untuk menulis karangan cerita yang ia buat. Kedua orang tua Iqsal selalu memberi support yang terbaik pada anak tunggalnya agar terus berkarya kreatif dan mengembangkan kemampuan pribadi. Dari sisi karakteristk, Iqsal adalah anak polos yang suka menyendiri di sekolah. Iqsal tidak mampu untuk akrab bersama teman-teman sekelasnya. Dibalik itu semua, Sejak Iqsal masih duduk di bangku SD-SMP, dia juga pernah menjadi budak bagi para pelajar disana. Tak hanya dijadikan budak, Malah Iqsal pun juga pernah di bully hingga dilucuti oleh teman sekelasnya sendiri.
Waktu duduk di bangku SMK keadaan mulai berubah drastis, Iqsal dapat bergaul bersama teman sekelas dengan suka maupun duka. Orang tua Iqsal beranggapan bahwa anak sulungnya tersebut mengidap trauma "Phasmophobia" atau biasa disebut trauma Hantu. Ayah Iqsal mengaku bahwa dia pernah setiap hari melihat Iqsal pergi keluar tengah malam. Entah apa yang sedang dilakukan oleh anaknya itu.
(Beberapa menit kemudian)
Sang Ibu menyuruh Iqsal untuk membeli tempe dan beras ke pasar Balean, Iqsal pun segera pergi beranjak ke pasar. Lalu setelah membeli tempe dan beras, Tiba-tiba ada seorang lelaki membawa buku-buku novel yang tak sengaja menyenggol Iqsal dari belakang. Buku novel milik lelaki itu pun jatuh berserakan. Iqsal hendak membantu lelaki itu untuk menata kembali buku novel tersebut.
"Maaf Tuan! aku benar-benar tak sengaja" kata Iqsal
"Oooh tidak apa-apa! tenang saja" jawab lelaki tersebut.
Lelaki itu memakai atribut serba hitam, Dia pun berjabat tangan sambil memperkenalkan dirinya pada Iqsal. "Hai Namaku Tommy Vergianda, panggil saja aku Tommy!" kata Tommy (dengan muka tersenyum). Tommy bilang pada Iqsal bahwa dia adalah tetangga baru yang baru pindah 3 hari yang lalu. Sebelumnya Tommy pernah tinggal di desa Danau Hitam bagian barat. Tapi semenjak Pasca Insiden penyebaran Kutukan Ilmu Hitam. Hampir 90% penduduk desa Danau Hitam memutuskan untuk mengungsi ke wilayah desa lain yang lebih aman dari ancaman Organisasi Ilmu Hitam atau yg biasa disebut "Black Magic" .
Iqsal pun diajak pulang bersama Tommy ke desa Balean Barat, Tommy juga ingin berniat untuk mengajak Iqsal bermain ke rumahnya.
(Sesampainya kembali ke rumah), Iqsal memberikan tempe dan beras pada ibunya yang barusan ia belikan. Kemudian dia meminta izin pada ibunya untuk bermain ke rumah Tommy yang merupakan tetangga barunya saat ini. Iqsal berpikir mungkin Tommy dapat membantunya untuk mencari informasi tentang dibalik kematian Kakek Alfredi.
Tommy dilahirkan dari keluarga kaya raya, Dibalik itu semua keluarga Tommy sering membantu kebutuhan ekonomi bagi warga fakir miskin. Bangunan rumah Tommy sangat besar dan luas, Hingga ukurannya lebih tinggi dari rumah Iqsal. Tommy bilang pada Iqsal bahwa dia memiliki sahabat di desa Balean Barat. Sebagian teman Tommy ada yang berasal dari kota Blitar, Jawa Timur. Tommy suka mengoleksi barang-barang kuno pemberian ayahnya. Ayah Tommy sekarang sedang bekerja di Nashville, USA sebagai Ghost Writer Internasional. Ada berbagai macam benda-benda kuno yang telah dijaga oleh Ayah Tommy selama puluhan tahun.
Ada sebuah boneka kuno yang menjadi mainan favorit Tommy sejak kecil, Sebenarnya Boneka Kuno itu terlihat biasa, namun di dalam boneka tersebut menyimpan sosok energi makhluk halus yang sangat besar.