(Pagi Hari di rumah Tommy, pukul 08.00)
Di ruangan tamu, Tommy sedang duduk di kursi sofa sambil sarapan pagi. Hari ini Tommy menunggu nilai test online bahasa inggris yg telah ia kerjakan kemarin lalu. Tommy masih belum yakin jika hasil test online-nya mendapatkan nilai 100. Meskipun Tommy dulunya pandai berbahasa inggris di sekolah tingkat SMA. Dia butuh belajar lebih tentang tata cara berbahasa inggris dengan baik dan benar. Tommy masih mengingat ucapan Matthew kemarin lalu, Jika sampai test online bahasa inggris mendapatkan nilai 100, maka Tommy harus membelikan Matthew sebuah boneka mainan baru.
Saat Tommy mengerjakan test online bahasa inggris di rumah kemarin lalu, Dia dibantu juga oleh Matthew dan Fredd. Sebenarnya Tommy tidak ingin lagi membelikan Matthew mainan baru, Sebab Matthew adalah hantu yg mempunyai pola pikiran orang dewasa. Sedangkan Tommy merasa kasihan pada Fredd, karena dia telah ikhlas membantu Tommy tanpa diberi imbalan apapun. Tommy berpikir semoga saja nilai test online-nya jelek, agar dia bisa menghemat uang pribadinya untuk kehidupan sehari-hari.
Namun datang berita gembira dari sang ibu yang telah diberi form nilai test online bahasa inggris melalui via email. Ibu Tommy sangat bangga karena melihat hasil test online anaknya yg memuaskan. nilai test online bahasa inggris Tommy adalah 100. Sungguh tidak disangka Tommy memperoleh nilai yg begitu sempurna. Tommy bersyukur bisa melihat orang tuanya bangga atas prestasi yg diprolehnya. Ibu Tommy tahu kalau Tommy pasti banyak belajar di rumah demi untuk mencoba mengerjakan test online bahasa inggris.
Matthew dan Fredd pun menghampiri Tommy di ruang tamu, mereka terlihat senang sekali ketika melihat Tommy bangga bersama Ibunya. Matthew langsung mempertanyakan soal kapan dia akan segera dibelikan sebuah boneka baru.
"Tommy, belikan aku boneka mainan baru sekarang juga!" kata Matthew.
"Baiklah Matthew, ayo kita pergi ke pasar Kalpataru!" jawab Tommy dengan wajah kesal.
Fredd memandang wajah Tommy yg begitu kesal ketika dia harus pasrah memenuhi keinginan Matthew. Fredd berpikiran kalau Tommy lebih mementingkan dirinya sendiri, dibandingkan melayani permintaan dari Matthew. Fredd tahu kalau dia lebih muda daripada Matthew, Dia juga harus tetap sopan dan menghormati orang yg lebih tua darinya. Fredd pun bicara pada Tommy agar tetap bersabar dan ikhlas dalam memberikan sesuatu pada setiap orang. Tommy merasa terharu dengan ucapan dari Fredd barusan.
Dari luar rumah, Terdengar suara warga ramai-ramai pergi berjalan ke arah rumah kepala desa Balean Barat, Ternyata semua warga desa dipaksa keluar rumah oleh anggota ilmu sihir hitam untuk bergegas kumpul ke rumah kepala desa Balean Barat. Tommy yg melihat kejadian ini langsung mengajak Matthew dan Fredd pergi ke rumah kepala desa Balean Barat.
Setelah tiba di depan rumah kepala desa Balean Barat, Tommy melihat para petinggi Organisasi ilmu Hitam berdiri di tengah kerumunan warga desa. Mereka takkan segan memukul warga yg ingin kabur. Ketua Organisasi ilmu Hitam pun berdiri tegak di halaman depan rumah kepala desa Balean Barat.
"Kami datang kemari untuk menanyakan suatu hal penting pada kalian, Siapa orang yang telah berani menerobos jalur area rumah Banteng Tua ?" tanya sang ketua Organisasi ilmu Hitam.
Lantas para warga desa pun terlihat bengong, bertanya-tanya dan keheranan, mereka sungguh tidak menyangka kalau kejadian buruk ini sampai ada di desa Balean Barat. Ketua Organisasi ilmu Hitam membawa seorang saksi mata atas kejadian ini. Saksi mata ini juga merupakan seorang dukun psikopat yg sering patroli tengah malam di kawasan rumah Banteng Tua.
Saksi mata ini menyatakan bahwa dia menemukan bukti kuat berupa 3 jejak kaki seseorang yg berbeda-beda, Berarti sang pelaku ditemani oleh temannya pergi bersama ke rumah Banteng Tua. Saksi mata tersebut menemukan 3 jejak kaki itu pada pukul 01.30 WIB. Saksi mata ini melaporkan tentang penemuan 3 jejak kaki itu langsung pada pihak Organisasi ilmu Hitam untuk di tindak lebih lanjut. 3 jejak kaki ini mengarah dari rumah Banteng Tua sampai ke ujung jalan depan Jembatan Merah yg berbatasan dengan desa Balean Barat.
Setelah saksi mata ini mengemukakan bukti atas kejadian di Rumah Banteng Tua, Tiba-tiba dari barisan belakang para warga desa, Daniel mengacungkan tangannya kanannya ke atas, lalu dia berkata kalau selama ini dia-lah pelaku menerobos jalur area rumah Banteng Tua bersama para rekan-rekannya.
"Akulah pelaku atas kejadian buruk ini, Sebelumnya saya mohon maaf sebesar-besarnya pada para warga desa Balean Barat atas ketidaksopanan saya dalam melanggar aturan memasuki area rumah Banteng Tua" ucap keras Daniel.
Dari sisi barisan belakang warga, Tommy melihat jelas Daniel berbicara keras sambil mengacungkan tangannya. Tommy merasa kecewa kenapa Daniel malah menyerahkan dirinya sendirian. Padahal Tommy juga ingin menyerahkan dirinya pada Organisasi ilmu Hitam supaya Iqsal dan Hamdan tetap aman. Tommy menahan emosi yg begitu dalam di lubuk hatinya.
Sejak kemarin lalu investigasi penelusuran ke rumah Banteng Tua, Dari awal niat Daniel begitu baik pada Ambert. Daniel dan teman-temannya berhasil menemukan mayat Ambert dan dimakamkan ke tempat yang layak. Tommy merasa heran mengapa kejadian buruk in harus terjadi pada dia dan teman-temannya. apa yang harus ia perbuat agar Daniel tetap selamat dan bebas dari kasus kejadian buruk ini.
Daniel pun memohon pada ketua Organisasi ilmu Hitam untuk tidak menghukum teman-temannya juga, Karena sejak awal yg membuat semua rencana berpergian ke Rumah Banteng Tua adalah Daniel. Teman-temannya hanya sekedar menemani perjalanan Daniel saja. Karena melanggar masuk area Rumah Banteng Tua, maka Ketua Organisasi ilmu Hitam pun hanya menangkap Daniel. Kemudian para petinggi Organisasi ilmu Hitam merekrut beberapa preman untuk diperintahkan membawa Daniel ke markas dukun psikopat agar Daniel segera diberi hukuman.
Semua warga pun bubar dan kembali beraktivitas masing-masing. Tommy pun menghampiri Daniel yg akan segera dibawa pergi ke tempat markas dukun psikopat. Sebelum Daniel dihukum Tommy meminta waktu sebentar untuk berbicara singkat dengan Daniel.
"Daniel, mengapa kau menyerahkan dirimu begitu saja, aku ingin ikut bersamamu untuk dihukum juga" kata Tommy.
"Tidak Tommy! sebaiknya kau jaga Iqsal dan Hamdan, tolong temani mereka berdua" jawab Daniel/
"Tapi aku ingin ikut dihukum, karena aku juga yang telah membantumu membuat rencana bersama" sontak Tommy.