The Fifth Sense

Iqsal Anaqi Santosa
Chapter #14

Chapter 14# Sekolah Hollanesia

(Pagi Hari di rumah Iqsal pukul 09.00)

Hari ini Iqsal sedang beristirahat total setelah mengikuti kegiatan investigasi malam di rumah kentang, Selain itu dia juga masih aktif menulis cerita novel di dalam kamarnya. Iqsal ingin terus berusaha untuk membantu teman-temannya dalam menghadapi segala masalah dalam kehidupan. Iqsal mengakui dia hanyalah orang yang ingin akrab berteman baik dan tidak mengharapkan balasan apapun dari teman-temannya. Keseharian Iqsal selama pagi hari di rumah adalah menulis cerita novel selama kurang lebih 2 jam, Dia sering dibantu oleh hantu Fredd untuk merangkai cerita Kakek Alfredi di masa lalu. Yang jadi penasaran Iqsal selama ini adalah kehidupan Kakek Alfredi ketika beliau berdakwah di desa Danau Hitam, mendirikan sekolah bagi anak-anak belanda dan bekerja sebagai guru. Iqsal ingin mencari tahu kisah biografi sekolah yang didirikan oleh Kakek Alfredi di desa Danau Hitam.

Dari rumah pohon terdengar suara Tommy memanggil Iqsal, Kemarin malam setelah pulang investigasi rumah kentang, Tommy tertidur pulas setelah berjam-jam membaca buku foto kenangan rumah kentang. Iqsal pun keluar dari rumahnya, Dia berjalan naik ke rumah pohon Tommy. Di dalam rumah pohon Tommy tidak sendirian, ada Hamdan yang masih tertidur nyenyak. Dari buku foto kenangan rumah kentang, Tommy dan Hamdan banyak menemukan informasi dibalik bangunan rumah kentang zaman dahulu. Tommy tak perlu mengganggu tidur Hamdan, mungkin dia akan bangun tidur sendiri.

Di luar halaman depan rumah Tommy, datanglah Daniel dengan membawa oleh-oleh berupa cemilan dan buah-buahan segar. Daniel pun menyapa Tommy dari jauh, Lalu dia pun ikut naik ke rumah pohon. Ketika naik rumah pohon, Daniel terkejut saat melihat Hamdan tidur nyenyak. Daniel membangun Hamdan sambil menaruh buah anggur ke hidung Hamdan. Seketika itu pula Hamdan mulai terbangun dari tidur sambil bersendawa.

"Kemarin malam aku mencarimu kemana-mana, ternyata kamu malah tidur di rumah pohon" ucap Daniel.

"Aku sudah minta izin ke ibuku kalau mau menginap ke rumah Tommy semalaman, Maafkan aku ya!" ucap pelan Hamdan dengan raut wajah polos.

"Aku bawa makanan cemilan dan buah segar dari rumah, ayo makan bersama-sama!" kata Daniel dengan tersenyum ceria.

Daniel pun mengajak Iqsal, Tommy dan Hamdan makan bersama-sama di dalam rumah pohon. Sembari makan bersama, mereka juga mengobrol-ngobrol tentang hasil investigasi malam ke rumah kentang. Hari ini Daniel ingin menemui para pengikut setia Kakek Alfredi yang tinggal di desa Danau Hitam. Daniel ingin menggali segala informasi mengenai pembangunan sekolah "Hollanesia" yang didirikan oleh Kakek Alfredi beserta berbagai insiden tragis yang terjadi di sekolah tersebut. Matthew pernah bilang kepada Tommy, bahwa dulu Matthew pernah sekolah di Hollanesia bersama anak-anak belanda lainnya. Tetapi Matthew tidak menceritakan soal kejadian tragis yang pernah ia alami selama sekolah disana. Tommy ingin sekali mendengar kisah cerita Matthew sewaktu dia masih bersekolah dan menjadi murid Kakek Alfredi, Tommy tak ingin membuat Matthew merasa sedih ketika dia menceritakan insiden tragis yang pernah ia alami di sekolah Hollanesia.

Sebenarnya Daniel berniat ingin berkunjung ke sekolah Hollanesia yang saat ini menjadi sarana tempat museum bagi semua orang. Sekolah Hollanesia dibuka pada jam 8 pagi hingga 11 malam. Untuk masuk ke dalam sekolah Hollanesia, Daniel membutuhkan mainan boneka kayu sebagai tiket masuk. Daniel pun menawarkan Iqsal dan teman lainnya untuk ikut berkunjung ke sekolah Hollanesia bersamanya. Daniel takkan memaksa bagi teman-temannya yang tidak ikut pergi ke sekolah Hollanesia.

Karena hantu Matthew adalah salah satu murid di sekolah Hollanesia, maka dari itu Tommy harus meminta izin pada Matthew. Iqsal dan Hamdan juga ingin meminta izin terlebih dahulu pada Matthew sebelum bepergian ke sekolah Hollanesia. Jika Iqsal dan teman-temannya mendapatkan izin dari Matthew, mereka akan sekaligus melakukan investigasi penelusuran disana.

Tommy pun berteriak kencang memanggil Matthew dari rumah pohon, Dari jendela kamar tidur Tommy terlihatlah hantu Matthew yang mendekati Tommy dengan raut wajah kesal. Matthew menegur Tommy agar tidak terlalu keras memanggil namanya. Matthew tadi sedang bermain di ruangan khususnya, Tapi dia diganggu oleh suara Tommy yang begitu keras.

"Ada perlu apa lagi kamu memanggilku, Tommy ?" tanya Matthew.

"Aku dan teman-teman ingin berkunjung ke sekolah Hollanesia nanti, maukah kau ikut bersama kami ?" tanya balik Tommy.

"Baiklah kalo begitu, Aku akan ikut pergi ke sekolah bersama kalian semua. Tapi ingat kalian jangan buat kerusuhan disana ya!" jawab Matthew.

Dalam lubuk hati yang dalam, hantu Matthew senang sekali jika teman-temannya ingin pergi berkunjung ke sekolah Hollanesia. Matthew tak sabar ingin menunjukkan harta-harta istimewa yang dilestarikan di dalam sekolah Hollanesia. Selain itu Matthew juga harus tetap menjaga teman-temannya dari bahaya dukun psikopat yang tinggal di sekitar daerah sekolahnya. Matthew tidak ingin terjadi hal buruk pada teman-temannya nanti.

Daniel pun bertanya pada Matthew, dimana dia bisa membeli mainan boneka kayu di daerah desa Danau Hitam. Matthew pun berpikir sejenak untuk mengingat letak toko mainan boneka kayu yang berada di desa Danau Hitam. Matthew pun berkata bahwa di desa Danau Hitam ada seorang pedagang mainan keliling yang menjual banyak boneka kayu, Tapi Matthew tak tau dimana tempat tinggal si pedangang mainan keliling tersebut. Dulu seringkali pedagang mainan keliling itu melewati area sekolah Hollanesia sampai memasuki wilayah desa Kalpataru.

Daniel akan memerintakan rekan-rekan kerjanya pergi ke desa Danau Hitam untuk mengeksplorasi wilayah area sekolah Hollanesia dan mencari keberadaan si pedagang mainan keliling. Tommy dan Iqsal bilang pada Daniel kalau mereka berdua akan ikut membantu rekan-rekan kerja Daniel. Hari ini Tommy agak bosan menganggur di rumah, Dia ingin bepergian keluar rumah bersama temannya.

Daniel pun membuka ponselnya, dia mendapatkan pesan dari rekan kerjanya melalui via email. Dalam pesan email itu tertulis bahwa rekan-rekan kerja Daniel mendapatkan kabar dari pihak warga desa Danau Hitam kalau sekolah Hollanesia hari ini ditutup terlebih dahulu, karena ada kejadian pencurian barang langka yang dilakukan oleh dukun psikopat. Tak hanya pencurian barang, Ada seorang penjual mainan keliling yang juga ditangkap oleh dukun psikopat kemarin malam di depan sekolah Hollanesia pukul 11 malam. Daniel tampak heran, dia tak menyangka jika pedagang mainan keliling itu bisa tertangkap oleh dukun psikopat. Daniel harus berbuat sesuatu, Pedagang mainan keliling itu harus diselamatkan sebelum ada kejadian buruk yang akan menimpanya.

Daniel membalas pesan email rekan kerjanya untuk segera menuju ke lokasi sekolah Hollanesia. Karena kondisi di sekolah Hollanesia memburukTommy dan Iqsal pun diperbolehkan untuk langsung pergi menyusul rekan kerja Daniel mengeksplorasi wilayah area sekolah Hollanesia. Sementara ini Hamdan takkan ikut pergi ke sekolah Hollanesia terlebih dahulu, Ada pekerjaan penting yang harus dia lakukan bersama ibunya. Hamdan berjanji setelah dia selesai membantu ibunya bekerja, Dia akan segera ikut berkunjung ke sekolah Hollanesia. Daniel pun pergi keluar rumah Tommy, Dia akan bertugas mencari bala bantuan Ghost Hunter desa Kalpataru untuk membuat suatu rencana sebelum berkunjung ke sekolah Hollanesia.

***

(Siang Hari di sekolah Hollanesia pukul 12.00)

Sesampainya di sekolah Hollanesia, Tommy dan Iqsal bertemu dengan pak satpam sekolah yang sedang mengunci seluruh pintu dan jendela sekolah. Tommy melihat ada beberapa jejak kaki orang dewasa yang menerobos masuk jendela., Tak salah lagi jejak kaki itu pasti milik dukun psikopat yang menyusup masuk ke dalam sekolah Hollanesia. Tommy dan Iqsal pun menghampiri pak satpam, Tommy menanyakan soal awal kejadian pencurian di sekolah kemarin malam. Pak Satpam sekolah itu menjelaskan kalau kemarin jam 23:00 malam dia telah diselamatkan oleh pedagang mainan keliling, Si pedagang mainan keliling itu rela menjadi tawanan bagi para dukun psikopat yang menyusup ke sekolah Hollanesia, Pak satpam disuruh pergi menjauh dari sekolah Hollanesia, Dia pun rela meninggalkan pedagang mainan keliling tersebut dan kembali pulang ke rumah dengan selamat. Pak satpam itu merasa bersalah karena dia membiarkan dukun psikopat pergi membawa pedagang mainan keliling itu ke area perkemahan dukun psikopat.

Kini Tommy menemukan lokasi dimana dukun psikopat itu membawa pedagang mainan keliling, Tommy dan Iqsal meminta bantuan pak satpam untuk menunjukkan arah jalan menuju perkemahan dukun psikopat. Pak satpam itu memperingatkan pada mereka berdua kalau jangan terlalu gegabah saat melakukan eksplorasi. Beberapa menit kemudian, para rekan Daniel sampai di sekolah Hollanesia, para rekan Daniel langsung membawa alat-alat pelacak untuk mencari letak keberadaan tempat tinggal pedagang mainan keliling. Unruk eksplorasi penting lainnya akan diserahkan pada Tommy dan Iqsal.

Di area perkemahan dukun psikopat terlihat sangat ramai, para dukun psikopat sedang berjaga-jaga di atas pohon. Ada banyak sekali jenis perangkap binatang beruang yang diletakkan di sepanjang jalan. Pepohonan di sekitar area perkemahan sudah hangus terbakar. Tommy merasa curiga pada dukun psikopat, Untuk apa mereka membuat perkemahan di desa Danau Hitam. Lalu mengapa dukun psikopat mencuri harta langka di dalam sekolah Hollanesia. Iqsal melihat ada keranjang beras berisi mainan kayu yang berada di samping tenda perkemahan. Iqsal berasumsi kalau pedagang mainan keliling itu masih disekap di dalam tenda. Iqsal berbisik di telinga Tommy, Dia mengatakan akan memancing perhatian dukun psikopat supaya pergi dari perkemahan, Sedangkan Tommy akan disuruh untuk membebaskan pedagang mainan keliling dan membawanya ke rumah Daniel.

Awalnya Tommy masih belum yakin dengan ucapan Iqsal barusan, Tetapi rencana Iqsal dapat beresiko buruk bagi Iqsal sendiri. Iqsal bilang pada Tommy kalau dia akan baik-baik saja, Iqsal hanya perlu memancing perhatian dukun psikopat sampai ia bertemu dengan Ghost Hunter desa Kalpataru. Tommy pun setuju dengan rencana Iqsal, Baru kali ini Tommy mengetahui kalau anak indra kelima berani melawan dukun psikopat sendirian tanpa rasa takut.

Iqsal pun beraksi, dia akan mengalihkan perhatian dukun psikopat. Iqsal berteriak kencang memanggil dukun psikopat berkali-kali, Para dukun psikopat yang di area perkemahan langsung mengejar Iqsal. "Tangkap anak itu! berani sekali dia menantang kita" kata dukun psikopat. Iqsal pun berlari ketakutan sambil menengok puluhan dukun psikopat yang berusaha mengejarnya. Selama masih kuat untuk berlari, Iqsal juga harus segera menemukan keberadaan para Ghost Hunter desa Kalpataru.

Di sisi lain, Tommy berjalan melewati banyak perangkap binatang beruang di area perkemahan. Lalu dia mendengar ada suara orang yang disekap di dalam tenda. Saat Tommy masuk ke tenda tersebut, Ternyata itu adalah pedagang mainan keliling yang dijerat tali di bagian mulut dan badannya. Tanpa berpikir panjang, Tommy pun melepaskan ikatan tali di badan pedagang mainan keliling itu. Pedagang mainan keliling itu pun terlepas dari jeratan tali, Dia berterima kasih pada Tommy karena sudah menyelamatkannya. Tommy pun mengajak pergi pedagang mainan itu ke rumah Daniel untuk diminta informasi mengenai sewaktu kejadian kemarin malam pada pukul 23:00 di sekolah Hollanesia.

***

Keadaan Iqsal saat ini masih dikejar oleh para dukun psikopat, Tampaknya Iqsal sudah tidak kuat berlari lagi. Iqsal pun tetap memaksakan untuk berlari semakin cepat, Dia harus bertemu dengan para Ghost Hunter desa Kalpataru. Namun seketika itu pula Iqsal berhenti berlari setelah menginjak jebakan tali di bawah pohon, Iqsal pun terjebak di perangkap jala ikan di atas pohon. Para dukun psikopat menyatukan energi ilmu hitam untuk melumpuhkan tubuh Iqsal, Mereka akan melumpuhkan Iqsal terlebih dahulu sebelum membawanya balik ke perkemahan. Beberapa menit kemudian, Segala serangan energi ilmu hitam telah dikerahkan oleh dukun psikopat untuk melumpuhkan tubuh Iqsal. Tetapi sia-sia saja, Energi ilmu hitam dukun psikopat tidak mempan sama sekali terhadap Iqsal.

Dari arah kejauhan, Terlihat ada gerombolan para Ghost Hunter desa Kalpataru yang telah menemukan Iqsal yang masih terjebak di perangkap jala ikan. Para dukun psikopat terkejut dan panik, mereka memutuskan untuk langsung kabur meninggalkan area wilayah sekolah Hollanesia. Iqsal pun diselamatkan oleh oleh pemimpin Ghost Hunter desa Kalpataru, Iqsal merasa tubuhnya agak lemas dan lapar. Dia harus kembali ke pulang ke rumah untuk beristirahat dan melaporkan hasil eksplorasi area wilayah sekolah Hollanesia pada Daniel.

Di dalam rumah Daniel, Tommy mengobrol-ngobrol dengan pedagang mainan keliling. Tommy menanyakan tentang tempat tinggal dan awal kejadian pedagang mainan keliling diculik oleh dukun psikopat. Pedagang mainan keliling itu pun mulai menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan dukun psikopat di area sekolah Hollanesia. Kemarin malam pukul 23:00 si pedagang mainan keliling ini sedang mencari kayu bakar untuk dibawa pulang ke rumah, Dia dibantu oleh pak satpam sekolah Hollanesia yang masih begadang malam.

Lalu dari belakang sekolah Hollanesia, ada sekelompok dukun psikopat yang memecahkan jendela untuk melakukan aksi pencurian. Tetapi untungnya pak satpam berteriak keras "Tolong, ada pencuri!!!" hingga terdengar oleh pedagang mainan keliling. Pak satpam berlari ke belakang sekolah untuk mencegah para dukun psikopat agar tidak masuk ke jendela. Pak satpam sekolah tidak berani melawan dukun psikopat, Dia hanya bisa memohon kepada para dukun psikopat agar tidak mencuri harta langka di dalam sekolah Hollanesia. Pak satpam sekolah itu pun dipukul oleh dukun psikopat dengan menggunakan tongkat kayu berkali-kali sampai pingsan. Pedagang mainan keliling itu pun mengalihkan perhatian dukun psikopat untuk mengejarnya. Sebagian para dukun psikopat ada yang berhasil masuk ke dalam sekolah Hollanesia, Sedangkan dukun psikopat yang lainnya berhasil menangkap pedagang mainan keliling dan dibawa ke perkemahan.

Maka dari itulah akhirnya ada kejadian pencurian harta langka di sekolah Hollanesia, Pedagang mainan itu merasa lega ketika melihat pak satpam sekolah baik-baik saja. Dari luar rumah datanglah Daniel bersama rekan-rekan kerjanya yang baru saja pulang eksplorasi sekolah Hollanesia. Daniel pun bertanya pada pedagang mainan keliling apakah dia masih menjual mainan boneka kayu. Pedagang mainan keliling itu menunjukkan kantong plastik besar berisi beraneka ragam mainan boneka kayu. Harga satu mainan boneka kayu adalah lima ribu rupiah, Daniel ingin membeli 4 boneka mainan kayu untuk teman-temannya. "Pak, aku mau membeli 4 mainan boneka kayu untuk tiket masuk sekolah Hollanesia" kata Daniel.

Si pedagang mainan keliling itu pun mengambil 4 boneka mainan kayu berwarna coklat, Ia pun memberikannya pada Daniel.

Lihat selengkapnya