(Di dalam rumah Tommy, pukul 08.00)
Hari ini Tommy mengajak meeting teman-temannya ke rumah, Dia akan membahas soal hasil penelusuran ke sekolah Hollanesia kemarin malam. Daniel dan Hamdan mendapatkan kabar baik seputar pedagang mainan keliling. kata warga desa Danau Hitam, pedagang mainan keliling itu sudah kembali ke tempat tinggalnya dengan aman dan selamat. Ada juga kabar gembira dari sekolah Hollanesia, bahwa mulai hari ini sekolah museum itu akan resmi dibuka kembali. Iqsal senang mendengar kabar gembira tersebut, Dia yakin pasti saaat ini arwah murid kelas hantu akan beristirahat dengan tenang tanpa ada gangguan dari dukun psikopat.
Matthew berdiri tegak di depan Daniel dengan raut muka tersenyum lebar, Dia menanyakan pada Daniel mengenai buku jurnal Kakek Alfredi yang telah diambil di bangku guru kelas hantu.
"Daniel, dimana buku jurnal Kakek Alfredi ?" tanya Matthew.
"Sudah aku jual ke toko buku bekas di pasar Kalpataru kemarin malam" jawab Daniel.
"Oooh my gosh! kenapa kamu jual buku itu, Daniel" ucap Matthew dengan raut muka kecewa.
"Hahaha! aku cuma bercanda doang, Buku jurnal Kakek Alfredi ada di dalam tas ranselku" tawa Daniel.
Matthew terlihat kesal ketika ditipu oleh Daniel, mana mungkin buku jurnal Kakek Alfredi bisa dijual ke toko buku bekas. Tommy tahu kalau Daniel takkan punya niat untuk menjual buku itu, Karena sekarang buku jurnal Kakek Alfredi berhak dimiliki oleh Iqsal. Buku jurnal itu sangat tebal, terdapat foto album kenangan Kakek Alfredi di dalam buku tersebut. Tommy menyarankan pada Iqsal untuk menyimpan buku jurnal Kakek Alfredi ke ruangan barang antik, supaya buku itu tetap aman dan tidak hilang. Jika Iqsal membaca buku jurnal itu, Maka Tommy akan menyediakan tempat khusus bagi Iqsal di dalam ruangan barang antik ayahnya Tommy.
Iqsal bertanya pada Matthew, mengapa ada kelas hantu di sekolah Hollanesia, dan siapakah orang yang menamakan kelas tersebut.
Matthew pun menjawab terus terang kepada teman-temannya mengenai asal mula kelas hantu di sekolah Hollanesia. Jadi dulu ketika voting pemilihan ketua kelas, Matthew mendapatkan suara terbanyak daripada murid terpilih lainnya. Kemudian Matthew mengungkapkan visi misinya selama dia menjabat sebagai ketua kelas. Kakek Alfredi pun memilih Matthew sebagai ketua kelas, Matthew diberi wewenang untuk memberi nama kelasnya.
Matthew juga berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya dalam mencari nama yang cocok untuk kelas mereka. Mayoritas murid-murid di kelas Kakek Alfredi adalah anak-anak yang suka dengan hal-hal gaib, mereka suka sekali berteman dengan hantu roh baik. Bahkan sebelum pulang sekolah, Kakek Alfredi sering menceritakan kisah cerita hantu kepada murid-muridnya. Hasil diskusi Matthew menyatakan bahwa nama kelas Kakek Alfredi adalah "Kelas Hantu".
Daniel pun memberikan buku jurnal Kakek Alfredi pada Iqsal, sampul buku jurnal itu terlihat kotor dan berdebu. Ketika Iqsal membuka halaman pertama buku jurnal itu, Terdapat gambar foto Kakek Alfredi bersama murid-murid sekolah Hollanesia serta orang-orang belanda yang ikut membantu menggalang biaya dana gedung sekolah. Namun saat Iqsal akan membuka halaman selanjutnya, Dari luar rumah terdengar suara teriakan pak kades Kalpataru memanggil Daniel. Pak Kades terlihat panik dan ketakutan, Daniel heran mengapa pak kades datang ke rumah Tommy sambil berteriak.
"Daniel! tolong segeralah kamu pergi ke pemakaman belanda, Kemarin malam aku melihat sekelompok dukun psikopat membongkar kuburan Ratu Kegelapan. Mereka juga telah mengambil mayat anak bayi di dalam kuburan tersebut" sontak pak Kades.
"Astaga! mereka pasti diperintahkan oleh Organisasi ilmu Hitam, Ini dapat menimbulkan malapetaka bagi para warga desa Kalpataru" kata Daniel.
Iqsal dan teman-temannya pun langsung bergegas pergi ke pemakaman belanda untuk memeriksa kuburan Ratu Kegelapan yang telah dibongkar oleh dukun psikopat.
***
Sesampainya di kuburan Ratu Kegelapan, ada beberapa alat-alat galian yang ditinggalkan oleh dukun psikopat setelah menggali kubur dan membawa mayat bayi anak Ratu Kegelapan. Hamdan pun mencoba masuk ke dalam kuburan Ratu Kegelapan untuk mendeteksi aroma energi negatif, Hamdan mendapatkan penglihatan indra ketujuh saat dia menyentuh kain kafan milik Ratu Kegelapan.
Dalam penglihatan indra ketujuh Hamdan, dia melihat sekelompok dukun psikopat menyelinap masuk ke pemakaman belanda. Mereka menghancurkan batu nisan Ratu Kegelapan dan membuangnya ke tong sampah, Kemudian mereka berhasil menggali kuburan Ratu Kegelapan dan mengambil mayat anak bayi di dalam kuburan tersebut. Bukan hanya sekelompok dukun psikopat yang datang ke pemakaman belanda, Ternyata mereka juga diawasi oleh Tofa dari area belakang pemakaman. Selama ini Tofa-lah yang menyuruh sekelompok dukun psikopat untuk menggali kuburan Ratu Kegelapan dan membawa pergi mayat anak bayi.
Untungnya Daniel melihat ada bekas jejak kaki Tofa dan dukun psikopat di sekitar area pemakaman belanda hingga ke luar batasan wilayah desa Kalpataru. Daniel berkata pada teman-temannya jika mayat bayi anak Ratu Kegelapan tidak ditemukan sebelum menjelang malam hari, maka arwah Ratu Kegelapan akan meneror warga desa Kalpataru sampai dia berhasil menemukan anaknya kembali.
Daniel berpikiran kalau dukun psikopat akan menjadikan mayat anak bayi itu sebagai bahan ritual kutukan ilmu hitam. Tetapi Daniel harus mencari tahu terlebih dahulu, apa sebenarnya yang akan dilakukan Organisasi ilmu Hitam terhadap mayat anak bayi Ratu Kegelapan.
"Teman-teman, kita harus menemukan mayat anak bayi itu sebelum kejadian buruk menimpa warga desa Kalpataru malam nanti" kata Daniel.
"Kau benar Daniel, Ini sudah menjadi tugas kita sebagai Ghost Hunter dalam menyelamatkan orang-orang dari bahaya Organisasi ilmu Hitam" jawab Tommy.
Daniel akan mengirimkan rekan-rekannya untuk pergi mengikuti jejak kaki Tofa dan dukun psikopat. Jika nanti perlu membutuhkan bantuan, Daniel akan bersedia membantu rekan-rekannya. Sementara ini Daniel menyarankan pada Iqsal agar memulai membaca buku jurnal Kakek Alfredi sekarang. Hari ini Tommy punya urusan pribadi di luar rumah, Dia harus menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Tommy meminta maaf pada Iqsal, karena tidak bisa menemaninya membaca buku jurnal Kakek Alfredi. Kalau sesudah menyelesaikan urusan pribadinya, Tommy akan meluangkan waktu untuk menemani Iqsal membaca buku.
Matthew dan Fredd mendekati Iqsal yang sedang membuka halaman depan buku jurnal Kakek Alfredi. Sebelum membaca Matthew ingin Iqsal mendengarkan sekilas cerita pengalaman Matthew bersama Ratu Kegelapan.
Dahulu Matthew bersama sahabat-sahabatnya pernah berkunjung ke rumah Ratu Kegelapan yang berada di desa Danau hitam bagian barat. Ratu Kegelapan itu sangat baik terhadap murid-murid sekolah Hollanesia. Setiap hari dia selalu membawakan aneka cemilan lezat di waktu jam istirahat sekolah. Sang Ratu Kegelapan itu selalu menasihati teman-teman Matthew yang berbuat jahil kepada para murid di sekolah.
Matthew juga pernah mempertemukan kedua orangtuanya kepada Ratu Kegelapan, hubungan antara orangtua Matthew dengan Ratu Kegelapan sangat dekat. Tetapi semua itu berubah saat Organisasi ilmu Hitam meluncurkan virus Black Death ke desa Danau Hitam. Mayoritas korban virus ini adalah sahabat-sahabat Kakek Alfredi beserta orang-orang belanda yang dekat dengannya.
Iqsal membaca buku jurnal Kakek Alfredi dari satu halaman ke halaman yang lainnya, Iqsal juga sambil meresapi cerita di dalam buku tersebut. Fredd bilang pada Iqsal bahwa Kakek Alfredi dahulu pernah menuliskan tentang kisahnya dengan Fredd lewat buku jurnal ini. Setiap murid kesayangan Kakek Alfredi dituliskan sebuah biografi hidup dalam buku jurnal termasuk Matthew. Jika dahulu Fredd diizinkan oleh kedua orangtuanya untuk bersekolah di Hollanesia, mungkin Fredd akan mempunyai banyak teman disana.
"Matthew, apakah kau tahu dimana rumah Ratu Kegelapan saat ini ?" tanya Iqsal.
"Oooh! rumah Ratu Kegelapan itu berada di desa Danau Hitam bagian timur" jawab Matthew.
Alasan Iqsal menanyakan lokasi rumah Ratu Kegelapan adalah supaya nanti dia bisa mengajak teman-temannya untuk investigasi penelusuran disana. Mungkin mereka akan menemukan petunjuk-petunjuk soal Ratu Kegelapan ini. Setelah berlama-lama membaca buku jurnal Kakek Alfredi, Iqsal pun pergi mampir ke rumah Ponitey, Dia ingin menunjukkan buku jurnal Kakek Alfredi kepada sang nenek.
***