The Fifth Sense

Iqsal Anaqi Santosa
Chapter #25

Chapter 25# Selamat Tinggal Iqsal

(Siang hari di balai desa Kalpataru, pukul 12:00)


Pada hari ini Alexander Mouzani dibawa ke balai desa guna untuk mengikuti proses pengadilan umum, ada banyak warga desa yang hadir di acara tersebut. Kali ini Donna akan menjadi pengacara bagi Alex, beserta para warga desa Danau Hitam sebagai saksi korban penyebaran virus Black Death. Pak Kades akan berperan sebagai hakim agung dalam acara pengadilan umum ini.

Iqsal dan teman-temannya juga ikut hadir, mereka ingin menyaksikan acara pengadilan dan ingin tahu hukuman apa yang akan didapatkan Alex. Ketika acara dimulai, para saksi warga desa Danau Hitam dipersilahkan mengungkapkan seluruh kejahatan Alex dari tahun masa dakwah Kakek Alfredi hingga sekarang. Dari pihak warga desa Danau Hitam akan diwakilkan oleh sesepuh ahli agama untuk membantu menjelaskan kronologi penyebaran virus Black Death dan pembunuhan massal di rumah sakit Belanda.

Beberapa lama kemudian setelah saksi berbicara, Donna selaku pengacara Alex berkata bahwa si pelaku melakukan tindakan berbagai kejahatan yang telah diungkapkan para saksi karena disebabkan gejala kerasukan iblis jahat bernama Meneghost yang telah lama berpenghuni di desa Danau Hitam. Dari belakang para warga desa Danau Hitam, Tommy dan Daniel telah membawa barang-barang bukti pelaku berupa foto patung pilar iblis, 3 tabung gas virus Black Death dan 1 serum virus Black Death 2.0 yang sudah diamankan sejak kemarin.

Pak Kades pun mengalihkan pandangannya ke arah Hamdan dan ibunya, dia bisa melihat raut wajah mereka yang bersedih mendengarkan seluruh perbuatan jahat Alex. Pak Kades sudah mengetahui bentuk kerasukan iblis yang dialami oleh Alex. Dia mengetok palu 3 kali dan berkata,

"Dengan ini saya menyatakan bahwa Alexander Mouzani akan diberi hukuman 5 tahun penjara, dan semua aset Organisasi ilmu hitam akan disita" kata pak Kades

Mendengar pernyataan tersebut membuat ibunya Hamdan menangis, dia benar-benar sakit hati terhadap suaminya karena segala perbuatan jahatnya sudah terbongkar. Hamdan menenangkan hati sang ibu, dia tahu perasaan ibunya saat ini. Hamdan mengingatkan kepada ibunya bahwa mereka harus tabah, sabar dan menerima segala cobaan dengan penuh keikhlasan. Mereka harus terus menjalani kehidupan baru yang lebih baik lagi mulai sekarang.


Tak lama kemudian setelah acara pengadilan dibubarkan, Hamdan menemui Iqsal dan teman lainnya di posko desa Kalpataru, Hamdan meminta maaf karena sudah melibatkan masalah keluarganya kepada teman-temannya. Iqsal menepuk pundak kanan Hamdan, Dia bilang bahwa semua akan baik-baik saja. Organisasi ilmu Hitam sudah takkan ada lagi di dunia ini. Iqsal dan teman-temannya pun berjalan ke rumah Ponitey untuk bertamu kesana.

Di dalam rumah Ponitey, ada hantu Matthew yang melihat Ponitey memajang foto kakek Alfredi di ruang tamu. Ketika Iqsal masuk ke dalam rumah, dia dipanggil oleh Matthew di dalam ruangan kamar kakek Alfredi. Ada satu hal penting yang harus dia katakan kepada Iqsal, tetapi sebelum itu Matthew mengucapkan banyak terima kasih kepada Iqsal karena sudah mau menjadi teman manusianya dari dahulu sampai sekarang. Jujur Matthew menganggap Iqsal seperti saudaranya sendiri. Meskipun beda keluarga tetapi kakek Alfredi adalah salah satu sahabat keluarga kerajaan De'Labeouff. Matthew pun berkata,

"Atas nama Matthew Howloff, mulai saat ini aku memutuskan bahwa seluruh aset warisan kerajaan De'Labeouff akan resmi kuberikan kepada Iqsal Anaqi Santosa" kata Matthew sambil menundukkan kepalanya.

Reaksi Iqsal langsung kaget, dia benar-benar tidak yakin jika Matthew mengatakan hal itu barusan. Iqsal balik tanya ke Matthew apakah dia memang ingin memberikan aset kerajaan De'Labeouff kepada Iqsal. Matthew menatap wajah Iqsal dengan muka bersedih, dalam lubuk hati yang paling dalam, dia menjawab jika dia memang jujur memberikan aset kerajaan pada Iqsal.

Ada satu alasan mengapa Matthew berani mengatakan ini di depan Iqsal, jadi dari dahulu sebelum wabah virus Black Death melanda ke desa Danau Hitam, Raja Labeouff ingin sekali memberikan sebagian harta warisan aset kerajaan ke kakek Alfredi. Itu juga merupakan rasa ucap terima kasih karena sudah mengajarkan ilmu pengetahuan untuk Matthew. Tetapi kini berbeda lagi, keluarga kerajaan sudah tiada, hanyalah Iqsal yang berhak untuk memegang semua aset kerajaan.

"Matthew, jika kamu masih hidup di dunia ini, mungkin aku akan memelukmu untuk yang ke terakhir kalinya" kata Iqsal.

"Aku juga ingin terus menemanimu Iqsal, tetapi aku cuma sosok hantu yang tak kasat mata" kata Matthew.

Iqsal ingin meminta satu permohonan kepada Matthew, bahwa mulai saat ini dia ingin membuka kerajaan De'Labeouff sebagai tempat wisata bagi semua orang agar mereka tidak lupa sejarah pengalaman dakwah kakek Alfredi di desa Danau Hitam. Iqsal akan mengajak orang-orang di Catseye Organization untuk berkunjung kesana. Matthew pun menerima permohonan Iqsal, tinggal satu urusan lagi yang harus diselesaikan oleh Matthew. Kali ini dia mau memandu Iqsal dan semua orang dalam berkunjung ke kerajaan De'Labeouff, karena ada tempat rahasia yang harus diketahui oleh Iqsal yang belum Matthew tunjukkan sebelumnya.

Iqsal berpindah tempat ke ruang tamu, disana ada teman-temannya yang sedang ngobrol ceria-ceria. Iqsal memberitahukan kepada mereka agar bersiap-siap untuk berkunjung ke kerajaan De'Labeouff untuk kedua kalinya. Teman-temannya pun mau untuk diajak kesana, Tommy juga mau membawa kota Dybbuk berisi 20 arwah gentayangan ke kerajaan De'Labeouff. Daniel dan Hamdan juga ingin ikut kesana, mereka penasaran ruangan apalagi yang akan ditunjukkan nanti. Iqsal meminta tolong Tommy untuk menelpon Donna supaya mengajak orang-orang Catseye berkunjung ke kerajaan De'Labeouff, ini juga demi merayakan kebebasan seluruh desa dari Organisasi ilmu Hitam.


Waktu itu Iqsal dan teman-temannya beserta semua orang di Catseye Organization sudah berkumpul di depan gerbang kerajaan De'Labeouff. Iqsal memberi salam, menyambut seluruh orang-orang yang sudah menyempatkan waktu mereka untuk berkunjung ke kerajaan De'Labeouff. Iqsal berkata.

"Mulai hari ini kerajaan De'Labeouff resmi dibuka sebagai tempat wisata bagi semua orang dan penduduk desa Danau Hitam." ucap Iqsal.

Pintu gerbang kerajaan De'Labeouff dibuka lebar, semua orang pun masuk ke dalam bangunan kerajaan. Matthew menjadi pengawal Iqsal dan teman-temannya, dia memandu mereka berjalan di karpet merah. Di lantai utama, kedua dan ketiga sudah dipenuhi oleh beberapa anggota Catseye Organization. Mereka memotret benda-benda antik peninggalan keluarga Labeouff, suasana di dalam kerajaan begitu ramai, Iqsal merasa senang jika kerajaan ini dibuka kembali.

Matthew mengajak Iqsal dan teman-temannya ke sebuah ruangan rahasia yang didalamnya begitu banyak pilar lampu lilin yang terang benderang. Di atas tembok ada pajangan pigora foto keluarga Labeouff, di foto itu ada ayah dan ibu Matthew yang memeluk anak-anaknya. Iqsal terkagum melihat pigora foto tersebut. Kemudian di tembok sisi lain ada lukisan raja Labeouff yang memakai jubah merah, tetapi ada yang janggal dari lukisan itu, Iqsal melihat lebih jelas kalau ada 2 gigi taring di mulut raja Labeouff. Iqsal pun bertanya,

"Matthew, siapa sebenarnya ayahmu di lukisan ini, kenapa ada 2 gigi taring di mulutnya?" tanya Iqsal.

"Oooh! sejujurnya ayahku ini adalah keturunan manusia vampir, ibuku yang menceritakannya padaku diwaktu aku masih kecil" jawab Matthew.

Lihat selengkapnya