(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
(QS Al-A‘râf [7]: 16-17)
Interaksi Pribadi dengan Lawan Jenis
Berbicara dengan lawan jenis secara pribadi (khalwah) pasti membawa serangkaian masalah yang serius. Nabi Muhammad Saw. telah memperingatkan akibatnya.
“Seorang pria tidak sendirian bersama seorang wanita, tetapi yang ketiga di antara mereka adalah setan.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Buku 33, Hadis 8; sahih)
Tidak diizinkan untuk seorang pria berhubungan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya, karena ada fitnah di dalamnya. Kelihatannya tidak berbahaya; tertawa, bergurau, dan berbincang santai. Namun, interaksi semacam itu dapat membimbing seseorang dari satu dosa ke dosa lainnya. Percakapan yang tidak senonoh mulai berkembang dan peristiwa-peristiwa yang tidak terbayangkan mulai mengemuka, menyebabkan banyak orang merasa sangat terkejut akan tindakan mereka sendiri.
Seorang pria mungkin berpikir bahwa tidak akan ada fitnah dalam perbincangan dengan seorang wanita asing, tetapi setan akan terus mencoba sampai berhasil menggoda si pria dari melakukan dosa yang lebih besar.
Media Sosial
Sama seperti seorang pria asing yang tidak diizinkan untuk sendirian dengan seorang wanita secara fisik, mereka juga tidak diizinkan melakukannya secara virtual. Aturan khalwah juga berlaku untuk dunia Internet.
Saling bertukar foto pribadi dan bahkan gambar tidak senonoh dengan orang asing dari lawan jenis di Internet, sayangnya, merupakan fenomena yang umum dewasa ini. Namun, ini juga menjelaskan peningkatan kejadian pemerasan dan skandal yang terjadi di dunia cyber.
Tidak peduli seberapa religius, memiliki niatan baik, dan bertakwa tampaknya seseorang di laman media sosialnya, kita tidak pernah tahu yang sejujurnya ada dalam hatinya. Kita sama sekali tidak tahu konsekuensi berbahaya yang dibawa oleh percakapan pribadi, tetapi kita tahu secara pasti bahwa hal ini tidak diizinkan oleh Allah Swt. Dia tahu bahwa interaksi semacam itu hanya akan membawa keburukan bagi kita dan oleh karena itu, kita dilarang melakukannya.
Jadi, jangan merasa seakan-akan kita memiliki kewajiban untuk menjawab sapaan “Hai” atau “Halo” dari seorang asing. Kita tidak wajib menjawabnya. Jangan terima permintaan pertemanan atau membalas pesan dari orang asing, baik pria atau wanita. Blokir akun mereka. Pastikan kita tidak memiliki teman yang bukan mahram—termasuk sepupu—di akun media sosial kita.
Tahan diri dari berinteraksi secara pribadi dengan mereka dan lindungilah diri juga kesucian kita.
Tekanan Rekan Kerja
Teman dapat menjadi berkah atau ujian. Teman-teman kita mungkin menganggap diri kita aneh karena tidak berinteraksi dengan lawan jenis, karena memblokir atau memutus pertemanan di media sosial, dan karena menjaga semua interaksi dengan yang bukan mahram hanya untuk sesuatu yang benar-benar perlu saja. Mereka mungkin terkejut ketika kita tidak memandangi seorang gadis atau pemuda manis yang lewat dan mengeluarkan komentar. Kita mungkin akan dicemooh karena perilaku kita. Teman-teman kita mungkin akan mengejek, mencoba meyakinkan kita agar tidak bersikap begitu “ekstrem”, dan mungkin akan mencoba mengenalkan dan menjodohkan kita dengan seseorang. Teman-teman seperti itu mendorong kita menjalin hubungan yang haram karena “dia adalah orang yang sempurna untukmu”, sementara mereka akan mengajak kita meninggalkan jalan yang halal karena “kamu masih muda, bebas, dan seharusnya menikmati hidup”.
Ketika ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt., kita harus selalu mengevaluasi lingkaran pertemanan kita. Jika teman-teman kita menghormati dan menerima kita dengan prinsip-prinsip yang kita yakini, itu sungguh hebat. Namun, jika mereka senantiasa mencoba menggoda dan mengelilingi kita dengan dosa, keputusan terbaik yang dapat kita buat adalah mencari teman baru, teman-teman yang takut kepada Allah Swt. dan memiliki keinginan kuat untuk mematuhi perintah-Nya karena kecintaan mereka akan Sang Khaliq. Siapa pun yang menyemangati kita untuk melakukan sesuatu yang salah dan mengundang kita ke hubungan yang haram, bukanlah seorang teman.
Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (QS Al-Zukhruf [43]: 67)
Temukan teman-teman yang memiliki jalan yang sama dengan kita, teman-teman yang mengurungkan kita dari memenuhi nafsu-nafsu berdosa dan menjauhkan kita dari godaan dan dosa. Jangan menyerah jika teman-teman kita yang tampaknya saleh dari luar terlibat dalam hubungan yang haram. Mereka yang tampak religius atau rajin beribadah bukanlah panutan kita yang utama. Panduan kita adalah Al-Quran dan ajaran-ajaran dari Nabi Muhammad Saw. Jadi, jangan biarkan setan menipu kita sehingga kita menjustifikasi hubungan yang haram hanya karena teman-teman kita yang tampaknya saleh dan takwa melakukan hal yang sama. Ingin “diterima” oleh lingkungan dapat menyebabkan seseorang terlibat dalam hubungan yang haram ketika kita merasa menjadi satu-satunya pihak yang menjaga kesucian hati, sementara semua orang di sekeliling kita tampak senang-senang saja dengan hubungan haram mereka. Ini hanyalah tipu muslihat setan. Ingatlah selalu bahwa hanya membutuhkan satu muslihat untuk dapat menjebloskan kita ke dalam penyesalan dan penderitaan seumur hidup.
Alih-alih, arahkan fokus kita untuk mengembangkan hubungan kita dengan Allah Swt. Investasikan waktu kita untuk pengembangan diri, pendidikan, pekerjaan, sedekah, keluarga, dan melakukan kebajikan sebanyak mungkin selagi kita masih lajang. Buatlah target untuk diri kita dengan mendaftar semua hal yang ingin kita capai dan dedikasikan waktu kita untuk melakukan hal-hal yang ada dalam daftar tersebut sehingga waktu kita tidak berakhir hanya dengan menjadi kekasih seseorang. Temukanlah sukses dalam memenuhi aspirasi hidup kita. Kejarlah impian kita, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang dapat kita capai, kecuali kita mencobanya.
Teman yang takut kepada Allah Swt. mungkin sulit sekali ditemukan dewasa ini, tetapi kita selalu memiliki teman setia, teman terbaik, yaitu Allah Swt. sendiri. Jadi, sahabat-sahabat terkasih, tetaplah kuat dan jangan pernah merasa sendiri.
Perasaan Tidak Aman
Jangan pernah meletakkan harga diri kita di tangan orang lain. Memberikan orang lain terlalu banyak kekuasaan atas diri kita sungguhlah berbahaya. Alasannya karena hanya selama mereka menyanjung kita, kita akan merasa puas terhadap diri kita. Begitu kita berhenti menerima semua pujian tersebut, persepsi kita terhadap diri kita akan hancur. Percayalah bahwa kita semua cantik atau tampan, bukan karena kata-kata seorang pemuda atau gadis, tetapi karena kita telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah Swt.
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS Al-Tîn [95]: 4)
Jangan bergantung pada seorang pria atau wanita untuk membuat kita merasa bangga akan diri kita sendiri. Banggalah pada diri kita karena apa adanya diri kita. Belajarlah mencintai dan menghargai diri sendiri. Ingatlah bahwa kita tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun dan jika ada seseorang yang membuat kita merasa seperti itu, lebih baik kita hidup tanpa mereka. Ada kalanya orangtua dan keluarga kita mungkin gagal dalam menunjukkan seberapa mereka sesungguhnya mencintai kita, tetapi mereka sungguh mencintai kita. Jadi, jika kita mencari cinta, carilah dari Allah Swt., Dia yang mencintai hamba-Nya lebih dari yang bisa dilakukan oleh ibu yang mencintai anaknya. Dia yang menciptakan kita sehingga kita dapat menyembah-Nya, tempat kita akan berpulang pada akhirnya. Semakin banyak kita mempelajari tentang Allah Swt., semakin kita akan jatuh cinta kepada-Nya. Cinta inilah yang akan menjadi kekuatan kita dan memberikan kita rasa aman.
Alasan dan Alasan
Salah satu jebakan setan yang paling efektif adalah dengan membisikkan alasan ke dalam hati manusia. Setan menanamkan bibit keraguan dan membiarkannya tumbuh subur sampai hati tidak lagi bisa menemukan hal yang salah dari kesalahan itu sendiri. Tentu saja, kita menyadari sepenuhnya bahwa mustahil untuk menghindari interaksi dengan lawan jenis, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, dan lain sebagainya. Namun, sebaiknya kita menghindari interaksi yang tidak perlu, yang dapat dimanfaatkan setan untuk meyakinkan kita melakukan hal yang lebih, dan pada akhirnya, melanggar batas-batas yang ditetapkan oleh agama kita.
Berikut ini hanya sedikit dari begitu banyak alasan yang digunakan setan untuk memperdaya manusia sehingga terperangkap dalam pergaulan dengan lawan jenis.
“Apa Bahayanya Hanya Memandang?”
Saat saya beranjak dewasa, saya sering sekali mendengar para remaja berkata, “Apa bahayanya hanya memandang?” Anak-anak muda ini memang tidak memiliki niatan untuk membina hubungan dan wajar tidak mendapati adanya ancaman bahaya jika hanya memandang. Ini menjadi semacam pertanyaan retorika. Anak-anak muda ini bahkan beranggapan akan “sedikit aneh” jika mereka tidak memandangi makhluk-makhluk manis yang bagaikan magnet, menarik semua pasang mata ke arah mereka.
Sekarang, saya sudah lebih tua dan berpengetahuan untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Ada banyak sekali bahaya dalam memandang. Melakukan kontak mata secara umum adalah salah satu bentuk paling penting dalam komunikasi non-verbal. Saling memandang dapat menarik perhatian seseorang dan dapat bertindak sebagai sebuah kekuatan yang dahsyat antara dua insan.
Kita dapat mengamati bagaimana Allah Swt. menghubungkan masalah merendahkan pandangan dengan masalah melindungi kemaluan pada ayat di bawah ini, dan bagaimana masalah merendahkan pandangan disebutkan terlebih dahulu sebelum melindungi kemaluan karena mata memengaruhi hati.
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya …. (QS Al-Nûr [24]: 30-31)
Inilah sebabnya muncul frasa “cinta pada pandangan pertama”. Rasanya seperti sihir yang dilemparkan melalui mata dan menyebabkan seseorang rela menyerahkan hatinya. Membiarkan pandangan menjelajah tanpa kendali dapat menyenangkan tubuh dan membuat tubuh merasakan emosi yang tidak sepantasnya. Hati mulai merasakan kerinduan akan kehadiran seseorang yang mungkin tidak bisa mereka nikahi. Hal ini membuat mereka rentan dan mudah jatuh ke dalam dosa. Dan hal ini juga dapat memengaruhi penilaian seseorang dan menyebabkan mereka melakukan hal-hal yang biasanya tidak mereka lakukan.