Sambil berjalan, Carga pun melepaskan anyaman dari papan skateboardnya dan kemudian mengubah tali anyaman tersebut menjadi sesuatu yang lain,satu persatu langkah Carga melangkah di lahan lapang tersebut dan suasana di tempat itu sangat berbeda daripada saat dia berjalan di dalam hutan,hal itu mungkin karena pepohonan pada lahan lapang tersebut sangat sedikit dan memiliki jarak yang saling berjauhan satu sama lain ,pepohonan pada tempat itu rata-rata masih kecil ataupun pohon tersebut memiliki bentuk yang hampir hancur jadi tempat itu mirip hutan yang mati walaupun begitu Carga terus melangkahkan kakinya tanpa rasa sakit yang tampak kemudian langkahnya terhenti di sebuah pohon yang masih kecil dan saat langkahnya terhenti itu,anyaman yang di buat oleh Carga telah selesai dan anyaman menjadi sebuah selang air yang cukup panjang setelah itu carga pun meraba-raba tong kayu yang ia gendong,dia seperti sedang mencari sesuatu di tong kayu yang ia gendong lalu Carga berhenti meraba ketika dia menyentuh semacam sumbat yang tampak sangat menyatu dengan tong kayu tersebut hingga sulit kelihatan
Setelah itu Carga pun menarik sumbat tersebut dan keluarlah air dari lubang sumbat tersebut dan kemudian secepat kilat,dia pun memasang selang air anyaman yang ia buat tadi pada lubang sumbat itu lalu Carga pun mengarahkan Selang air itu pada pohon kecil di depannya dan pohon itu pun mendapat guyuran yang sungguh segar dari air danau yang baru di ambil Carga tadi
"Segeralah tumbuh besar,pohon kecil " Ucap Carga sebelum meninggalkan tanaman kecil tersebut, setelah itu Carga pun berpindah menyirami pohon lain di tempat tersebut,lahan itu cukup luas dan juga dengan pohon yang saling berjauhan itu cukup merepotkan Carga dalam menyirami pohon di sana namun dia tidak peduli akan hal itu,Carga masih terus memberi air yang segar pada pepohonan di sana, pohon di tempat itu memiliki bentuk yang aneh-aneh ada yang masih memiliki bentuk daun yang berantakan ,berlubang ataupun tergores-gores dan kali ini Carga tidak menampakan senyum ceria seperti sebelumnya dan hanya tampak wajah serius dan terkadang memasang wajah sedih
setelah menyiraman pepohonan yang cukup melelahkan,sampailah Carga pada pohon terakhir yang tampak mengerikan karena pohon tersebut tidak memiliki daun sama sekali dan batang pohon itu yang tampak sangat tajam seperti siap menusuk siapapun yang menyentuhnya lalu hal seram di pohon itu tidak hanya itu karena badan pohon itu di penuhi goresan yang cukup dalam yang membentuk raut wajah senyum yang mengerikan walaupun tampak mengerikan seperti itu,Carga tidak menampakan rasa takut dan justru memasang wajah serius lalu dia pun memberi menyiramkan air pada pohon tersebut sampai air di tong kayu yang ia bawa telah habis setelah itu Carga pun mendekati pohon tersebut dan kemudian memeluk pohon tersebut dengan sangat erat "maaf,maaf,maafkan,diriku yang dulu " Ucapan berulang kali Carga pada pohon tersebut dan saat mengucapkan maaf itu,Air mata secara perlahan berjatuhan dari wajahnya dan kali ini Carga tidak menahan emosi sedihnya,dia sekarang benar-benar melepaskan kesedihannya "ahhh!!!"teriak Carga yang memecahkan kesunyian malam
Sinar bulan menjadi saksi bisu saat Carga yang tenggelan dalam laut kesedihan itu,lalu bulan pun perlahan memudarkan Sinar agungnya tak lama kemudian Carga yang telah menumpahkan seluruh kesedihannya pun melepaskan pelukannya dan kemudian mundur beberapa-beberapa langkah setelah itu,Carga yang masih mengusap air mata di wajahnya,dia berkata " kau mungkin memiliki tampang yang mengerikan ataupun menyeramkan tapi sebenarnya kau memiliki senyum yang indah di dalam dirimu,kau akan tetap menjadi pohon kesayanganku di hutan ini" Ucap Carga yang kembali melangkah kedepan dengan memegang batang pohon tersebut dan kemudian berbalik badan dan sambil berjalan dia pun melepaskan selang air dari tong kayu dan membawa dengan tangan kanannya