The Future

Andita Rizkyna N
Chapter #1

Cantik itu diam

"Wir! Desain sampul majalah sudah jadi?"

"Wir, tolong ya yang ini di revisi."

"Jangan lupa Wir ACC sampul novel."

Wir ini, Wir itu, Wir ada di mana-mana.

"WIR!" Suara teriakan lantang sang kepala redaksi yang menggelegar spontan membuat satu ruangan terdiam. Sedangkan yang dipanggil kepalanya sudah cenat-cenut seperti hati personel Sm*sh yang sedang jatuh cinta. Masalahnya ini bukan jatuh cinta, melainkan tugas menumpuk yang entah kapan akan berakhir.

"Ke ruangan saya sekarang!" teriak sang kepala Redaksi, Pak Bowo.

Dengan langkah lunglai Wira yang nama lengkapnya Prawira Indonesia menuju ruangan kepala redaksi. Kalau dilihat dari namanya sudah pasti wajahnya orang pribumi banget. Tapi nyatanya... memang iya sih. Hehehe

Kulitnya sawo matang, tingginya tak lebih dari 165 centi, rambut yang di potong cepak model Nicholas Saputra, hidung... yaaahhh nggak mancung-mancung amat sih tapi masih bisa lah buat centelin kaca mata minus 3.00 miliknya. Wajahnya... manis kok, bisa bikin diabetes kalo liatnya sambil nyemil gula satu karung.

Prawira sudah berdiri di depan meja kepala redaksi. Kali ini dia tidak tahu apa salah dan dosanya hingga harus dipanggil kepala redaksi. Tapi kalaupun dia salah, dia siap dihukum push up.

"Kamu nganggur, Wir?" tanya Pak Bowo.

"Hah? Apa Pak?" tanya Prawira tak paham.

"Kenapa desain majalah yang harusnya sudah jadi minggu ini TIDAK KAMU KERJAKAN?!" tanya Pak Bowo dengan penekanan yang dramatis dan teriakan yang melengking hingga Prawira berjengit karena terkejut.

"Maaf Pak akan saya kerjakan sece..."

"Nggak usah! Sudah ada Dito yang ngerjakan. Tuh udah selesai cetak," kata Pak Bowo ketus.

'Kalau sudah selesai cetak ngapain nih orang manggil seperti orang kesetanan?' batin Prawira kesal.

"Ya sudah pergi kamu. Tapi..." kata Pak Bowo memberi penekanan pada akhir kata. "Jangan diulangi lagi! Kalau tidak kamu akan saya..." Pak Bowo memperagakan memotong leher dengan tangannya.

Lihat selengkapnya