"Iya. Aku kayak gini karena aku pengen bisa jadi orang sukses. Aku pengen bisa jadi yang seseorang yang bisa dibanggakan, bisa membawa nama baik geng kita juga. Biar semua orang ngga hanya berpikiran kalo kita ini hanya sekedar geng-gengan yang ngga ada gunanya, yang keliatannya kayak ngga punya masa depan. Padahal dibalik itu semua, kita nyimpan mimpi kita masing-masing." Oji menerbitkan seulas senyum, memantapkan perkataannya. Dan bahkan, tanpa sadar senyuman itu menular padaku dan El.
Memang benar, Oji adalah orang yang paling berpengaruh dalam pertemanan kita. Selain berpikir dewasa, Oji juga selalu menjadi pengingat kalau kita berbuat salah. Tapi ya gimana, kita juga ngga tega liat dia yang selalu menghabiskan waktu istirahatnya hanya untuk belajar. Selalu tentang belajar. Saat bareng kita pun, dia selalu megang buku. Padahal kan kita semua tau kalau ngumpul itu jauh lebih tenang tanpa belajar.
Lain dengan El, dia lebih cenderung keras tanpa mikir panjang. Tapi tetap saja, El juga banyak berkorban untuk kita, sekalipun hal tersebut menyangkut pacarnya.
El pernah pacaran terakhir kali kelas 3 SMP. Kebetulan, waktu itu El sekelas denganku. Oji yang berbeda kelas sering kali datang menjemput kita untuk ngumpul setiap jam istirahat. Rianda yang beda juga kelas selalu mencari-cari celah untuk mendekati El. Iya sih, namanya juga pacar.
Herannya, dia selalu menatapku sinis. Aku tau dia terganggu setiap aku bareng El ke kelas Oji. Tapi ya gimana, namanya juga sahabatan. Sebelum dia kenal El, aku yang lebih duluan tau El. Maunya kan biasa aja.
Kita udah sahabatan 9 tahun waktu itu. Masa iya cuma gara-gara El punya pacar yang paling cantik di SMP, dia rela ninggalin sahabat-sahabatnya.
Sampai akhirnya, El mengambil sebuah keputusan. El sempat salah cara dalam melakukan itu. Tapi, aku paham karena sebenarnya dia sudah sangat marah. El mutusin Rianda di depan banyak orang.
Aku ingat kata kata El waktu itu.
"Rianda Nabila, aku tau kita pacaran. Aku tau kamu pacar aku. Aku juga tau kalo kamu sayang banget sama aku. Tapi, satu hal yang perlu kamu tau. Aku tetap lebih memilih sahabat-sahabat aku dibandingin kamu."
Rianda yang waktu itu berpikir El akan memujinya langsung mengubah ekspresi wajahnya heran.
Semua orang di sekitar mereka ikut penasaran dengan kalimat yang akan diucapkan El selanjutnya. Dan itu cukup membuat aku dan Oji merasa bangga.
"Kamu selalu gak bisa nerima mereka ada di samping aku. Kamu mau tau kenapa kita bisa pacaran? Itu karena mereka yang mendukung aku. Kamu tau kenapa sampe detik ini aku masih pertahanin kamu sebagai pacar aku? kenapa? Itu karena mereka seneng kamu jadi pacar aku. Mereka bisa nerima keberadaan kamu. Mereka ngga pernah mengusik kamu ataupun merasa terganggu dengan kehadiran kamu di samping aku."
El menghela nafasnya panjang