The Ghost of Tomorrow

Patricius Emmanuel Jafes Lita
Chapter #3

2. Open Eyes

Perjalanannya menuju ke kantor tempatnya bekerja merupakan perjalanan yang sepi dan nyaman baginya, kalau saja tidak ada unsur tergesa-gesa di dalamnya akibat perintah sang kapten. Jalanan di kota itu masih sepi dan gelap, listrik di Neo Batavia masih belum juga nyala.

Hanya beberapa rumah yang sudah menyala berkat dari generator cadangan mereka. Tapi begitu mobilnya tiba di kantor NBPD–-Neo Batavia Police Department—Nick langsung disambut oleh cahaya-cahaya terang merah dan biru, disertai dengan belasan suara sirine mobil polisi.

Seorang pria tua berdiri di depan kantor itu sambil kedua tangannya bergerak mengkoordinasi belasan pria-pria lainnya yang lebih muda darinya.

"Kapten Franco!" sapa Nick ke pria tua itu.

"Nick!! Cepat masuk ke salah satu mobil polisi itu! Nanti aku jelaskan di perjalanan!!"

"Pak, aku bawa mobil sendiri—"

"Nick, untuk sekarang patuhi saja perintahku, oke?" jawab sang kapten memutus kalimatnya. Pada keadaan yang biasa, Nick pasti akan melawan atau setidaknya berusaha membujuk sang kapten. Tapi melihat kondisinya sekarang, ia akhirnya mengalah dan masuk ke dalam mobil polisi itu.

Sebuah kejutan menunggunya di dalam mobil; seorang polisi lainnya langsung menodong kepalanya dengan definitor. Sensor dari senjata itu langsung memproses identitasnya

R: Human.

"Selamat pagi, Nick ... tidur nyenyak?" tanya pria itu sambil tersenyum dengan lebar.

"Pagi, Jerry. Tidurku tidak nyenyak, tadi ada pema—"

"Tidak perlu dijawab. Aku tidak jadi peduli," balas pria itu, Jerry, sambil mengalihkan pandangannya ke jendela mobil. Dia tertawa renyah menyaksikan reaksi Nick.

Seorang pria lain duduk di kursi supir, dia hanya diam dengan kakunya. Pandangannya yang tegang tidak lepas dari jendela depan mobil, tidak mempedulikan tingkah Jerry dan Nick di kursi belakang. Dia adalah Max, seorang rekan kerja Nick. Tidak ada yang mencolok mengenainya, dia hanya seorang pemburu biasa yang seringkali ditugaskan oleh kepolisian.

Sementara Jerry, pemburu yang ada di sampingnya sekarang, memiliki reputasi yang rumit. Dia dikenal sebagai salah satu pemburu paling handal dan mematikan. Mungkin, bagi para ghost, mimpi buruk yang paling mengerikan mereka menampilkan kedatangan sosok pria berambut pirang dengan wajah yang menawan ini. Sebuah idola bagi media, dan sebuah simbol mimpi buruk bagi para ghost.

Adalah sebuah impian bagi para pemburu ghost untuk bisa menyaingi jumlah eksekusi yang telah dilakukan oleh Jerry. Jangan salah, dia bukan hanya seorang pemburu yang mematikan; dia membuat perburuan ini serasa seperti permainan baginya. Tidak lebih dari itu.

Tiba-tiba, Kapten Franco masuk ke dalam mobil, duduk di samping sang pengemudi lalu memberinya perintah.

"Oke. Max, langsung jalan saja."

Max, si pengemudi mobil itu, langsung menancap gas, menghentakkan badan para penumpangnya. Mereka dan belasan mobil polisi lainnya berangkat bersamaan menuju tempat yang Nick masih belum tau, tapi yang ia tahu adalah bahwa pagi ini terasa seperti sebuah misi besar bagi NBPD. Jalanan yang tadinya sepi kini diramaikan oleh suara belasan mobil polisi, seolah-olah menjadi alarm untuk para penghuni kota Neo Batavia.

Di dalam mobil, Kapten Franco mengutak-atik layar monitor di dalam mobil. Dia menunjukkan sebuah foto rumah tua yang diprojeksikan oleh hologram.

Gedung tua itu berdiri di tengah belasan gedung tua lainnya. Ajaibnya, dari foto holografik itu saja Nick sudah bisa merasakan betapa kotor dan tercampakkannya tempat itu. Sebuah rumah tua yang sudah dipenuhi debu dan hama; tikus, kecoak, dan tentunya Ghost. Sepertinya, inilah tempat tujuan mereka.

"Kalian semua, perhatikan baik-baik. Dewan Keamanan Negara memerintahkan kepolisian untuk mengakses beberapa rumah yang diduga menjadi sarang para ghost yang tersisa. Semua mobil yang kalian lihat tadi menuju ke target yang berbeda-beda. Sedangkan untuk kita, rumah ini adalah targetnya. Terletak di bagian selatan kota, tepatnya di District 7. Menurut laporan, setidaknya tiga ghost tinggal di dalam rumah ini."

Kapten Franco kembali menelusuri file di layar holografik ifu. Sekarang sebuah peta 3D dari Neo Batavia terprojeksikan lewat hologram itu. Ratusan bangunan menjulang tinggi di tengah kota, dan secara ritmik bangunan-bangunan itu makin mengecil semakin ke daerah pinggiran. Dari peta itu, ada beberapa rumah yang ditandai dengan warna merah.

Lihat selengkapnya