Mereka tiba di kantor NBPD. Auto-pilot yang dimiliki mobil Julymeskipun sudah tua, masih bisa membawanya dengan kencang ke tujuan. Tangan keduanya penuh oleh peralatan mereka masing-masing, July dengan dronenya dan Nick dengan definitor-nya.
Udara malam itu menjadi panas akibat kerusakan yang terjadi di gedung NBPD itu. Siapa pun yang membobol tempat ini bukan sekedar mencuri sesuatu dari dalamnya, tapi juga membuat ledakan-ledakan dengan api yang mengamuk. Ini bukan sekedar perampokan biasa, tapi juga upaya penghancuran.
Kobaran api neraka membara dan menyinari langit dengan warna kuning terang, menggantikan lampu-lampu neon yang dulunya bersinar di bangunan megah itu. Truk-truk dan helikopter pemadam kebakaran mengelilingi tempat itu, berusaha sebaik mereka untuk menjinakkan api yang sedang membabi buta. Nick dan para polisi lainnya berdiri di depan bangunan itu dengan definitor yang siap dan terkokang. Siapa pun yang keluar dari bangunan itu harus diperiksa untuk memastikan mereka benar-benar manusia.
Sementara itu, July menata wajahnya dan mempersiapkan laporannya. Dronenya, Mr Blue Sky, sudah terbang mengitarinya dan bersiap untuk merekam.
"Oke. Oke. Mari kita mulai rekamannya, Mr. Blue. Rolling dalam tiga. Dua. Satu. Action! Selamat malam pemirsa sekalian, saya July Anderson melaporkan langsung dari tempat kejadian. Seperti yang bisa anda lihat di belakang saya, gedung Neo Batavia Police Department atau NBPD telah diserang oleh pihak yang tidak dikenal, dan kini para Pemadam Kebakaran sedang berusaha untuk meredakan api ini."
Badai api mereda. Tidak perlu waktu lama bagi para pemadam kebakaran untuk menemukan orang-orang yang selamat dan memadamkan apinya, apalagi dengan sepuluh ton air bah yang disiram ke bangunan yang membara itu. Petugas polisi, pemburu ghost, dan ilmuwan-ilmuwan, semuanya tertutupi oleh abu berwarna hitam dan air keruh berdebu.
Nick memeriksa semua penyintas yang dibawa oleh para pemadam kebakaran dan bersiap mengeksekusi ghost mana pun yang muncul. Para petugas pemadam kebakaran kemudian menyerahkan seorang korban yang nampak tidak asing baginya—ilmuwan wanita yang menunjukkan Layla dalam proses pemeriksaan spesies.
Dari semua korban yang berhasil diselamatkan oleh para pemadam kebakaran, wanita ini adalah yang paling parah kondisinya. Nick hampir tidak mengenalinya dibalik luka bakarnya.
Kulitnya sudah menghitam dan meremuk. Gerakan paru-parunya sangat lemah, dan badannya sekurus batang kayu yang telah dilempar ke perapian. Ini baru sebagian kecil dari kerusakan yang telah terjadi di tubuhnya.
Dari perspektif medis, wanita ini sudah tidak lagi bisa ditolong. Biarpun ia masih bernapas, jelas dia sudah tidak mau bernapas lagi. Saat Nick menodongnya dengan definitor, wanita itu mengangkat kepalanya dan menempelkan pucuk senjata itu dengan dahinya yang sudah terkelupas kulitnya. Kedua matanya yang penuh rasa sakit seolah meminta Nick untuk segera mengakhiri penderitaannya.
Nick menatap mata wanita itu dengan dalam, memasuki pikiran dan penderitaannya, dan akhirnya mengabulkan permintaannya.
Sebuah kematian yang singkat sekaligus pengampunan dari nasib yang penuh rasa sakit. Tubuhnya yang kurus dan kaku menjadi lemas.
Hidupnya telah berakhir.
Puluhan orang lewat di belakangnya, namun Nick tidak mempedulikan mereka. Perhatiannya terserap ke dalam tubuh tak bernyawa itu.
Pagi hari tadi, wanita ini masih begitu bersih, begitu sehat, dan pikirannya penuh dengan gagasan intelektual. Kini, yang tersisa hanyalah sebuah hasil cetakan, yang mirip dengan manusia, tapi sudah tidak utuh. Bagaikan cangkang yang telah ditinggalkan oleh penghuninya. Bagaikan mesin yang sudah kehabisan bahan bakar untuk bergerak.
Ini adalah pertama kalinya Nick membunuh manusia—bukan sekedar mengeksekusi para peniru. Untuk beberapa menit, dia hanya tersungkur di situ meratapi perbuatannya dan meratapi mayat wanita itu.