Kak Vano
Besok free nggak, Rain?
Me
Kenapa emangnya, Kak?
Kak Vano
Kalau kamu free, aku mau ajak kamu makan bareng ☺️
Me
Aduh, maaf ya, Kak. Aku baru nggak di Jogja nih!
Kak Vano
Kamu lagi ke mana?
Me
Aku baru liburan di Singapura sama KL. Baru balik lusa.
Kak Vano
Oh ya udah, nanti aja kalau kamu udah pulang ya? Have fun Raina ☺️
Me
Thank you. Maaf ya kalau nggak bisa bales cepet. Aku mau masuk cruise, selama berlayar nggak ada sinyal hehe
Sejak Kak Vano menyapaku di perpustakaan kampus beberapa hari yang lalu, dia jadi rajin mengirim pesan. Mengingatkanku untuk makan, menanyakan kabar teman-temanku, bahkan menawariku untuk mengerjakan skripsi bersama.
Well, karena dia baik, aku pun membalas pesannya dengan sopan dan baik juga. Sebagai adik tingkat dan kakak tingkat di kampus. Terlebih, kami dulu lumayan sering bertemu karena kegiatan kampus. Saat nggak sengaja berpapasan di kampus atau bertemu di perpustakaan karena mengerjakan skripsi, kami saling menyapa dan melempar senyum. Buatku, hanya sebatas itu.
Namun, aku merasa, Kak Vano mengirim sinyal lebih. Aku tahu, dia sedang berusaha untuk meraih hatiku kembali. Dia ingin membuatku kembali ke sisinya.
"Ayo, Rain!" Seruan Yusnan membuyarkan lamunanku.