Jadwal sidang skripsiku udah keluar. Kali ini aku lebih enjoy menjalaninya. Nggak se-panik dan stress kayak waktu ujian komprehensif. Karena ya ... tahu kalau sidang skripsi hanya formalitas. Kami akan lulus saat menjalaninya.
Dengan santai, aku mempersiapkan semuanya. Rok, kemeja putih, dan sepatu formal yang akan dipakai saat ujian udah siap. Skripsiku udah dijilid rapi sesuai dengan ketentuan kampus dan siap ku bawa masuk ruang sidang. Di kampusku, sidang skripsi hanya diuji oleh dua dosen. Dosen pembimbing dan dosen lain.
Beruntungnya, dosen penguji yang lain bukan berasal dari konsentrasi Sumber Daya Manusia. Beliau nggak akan mendalami materi-materi Sumber Daya Manusia dan dipastikan nggak banyak memberi revisi. Terlebih lagi, sidang skripsi nggak dilakukan secara terbuka.
Kami hanya cukup masuk ke ruang dosen, menjawab pertanyaan dari dosen secara face to face. Hal ini merupakan poin plus, karena tekanan yang akan dirasakan sangat minimal. Ku rasa, akan berbeda cerita jika sidang skripsi dilakukan di aula dan dibuka untuk umum.
Walaupun begitu. Aku tetap membaca ulang skripsiku, mempelajarinya agar nggak kesulitan saat menjawab. Seperti biasa, sahabat-sahabatku akan ikut mendampingi dan akan menunggu sampai sidangku selesai.
Me
Mas, sebentar lagi aku masuk ruang sidang. Doain ya?
Arden Wijaya
Good luck, Raina ☺️
Nanti keluar ruang sidang udah ada tambahan gelar di belakang nama. Hehe
Jadwal kerja Mas Arden sibuk sejak tiga hari yang lalu. Dia mengatakan nggak akan bisa datang ke kampus untuk menungguku sidang.
Namun, aku sama sekali nggak kecewa atau merasa sedih karena ini. Nggak berpengaruh apa-apa terhadap persiapan sidang skripsi. Justru, aku merasa bersyukur mengetahui Mas Arden sibuk dan nggak bisa datang. Jadi, rahasiaku akan Mas Arden akan tetap aman tanpa bisik-bisik di kampus.
Coba bayangkan jika Mas Arden datang dan menungguku sidang. Wah, aku yakin, aku akan menjadi trending topik selama tujuh hari tujuh malam. Belum lagi sahabat-sahabatku yang pasti akan heboh mengetahui aku udah punya gandengan.
"Udah siap banget nih, Rain?" tanya Yogi yang ikut mendampingiku.
"Udah sih. Kan ngerjain skripsi sendiri tanpa joki. Jadi ya, paham lah sama isinya," jawabku santai.
"Vibesnya beda banget ya sama ujian kompre?"
"Banget."
"Cut, Kak Vano ke sini, bukan karena mau nyamper kamu, kan?" tanya Azzah saat melihat Kak Vano muncul dari tangga dan berjalan mendekat ke arah kami.
"Ya kali," lirihku. "Nggak lah. Ngapain coba dia nyamper?"
"Kali aja masih mau berusaha dapetin hati kamu."