Ku tatap seisi kamar kos yang udah ku tempati beberapa bulan ini. Meja belajar udah kosong melompong. Buku-buku dan hiasan yang ku letakkan di sana udah dikemas dengan rapi di kardus besar. Walaupun aku hanya sebentar menempatinya, tetapi banyak kenangan yang ada di kamar ini. Kenangan bersama sahabat-sahabatku yang suka berkumpul di kamar ini. Rasanya ... dadaku sesak ketika sadar setelah ini aku akan pulang tanpa bisa kembali lagi ke sini.
Namun, life must go on. Masa kuliahku udah selesai. Revisi skripsi hanya mengajukan satu kali dan langsung ACC. Sehingga aku langsung bisa mendaftar wisuda. Aku udah nggak perlu stand by dengan kabar di mana posisi dosen pembimbing dan buru-buru melakukan bimbingan di kampus. Setelah ini aku menganggur sambil menunggu waktu dan menjalani prosesi wisuda. Makannya, aku udah nggak perlu tinggal di kos lagi.
"Cut, beneran nih udahan kosnya?" tanya Indah.
"Iya. Kan skripsiku udah selesai."
"Yah, nggak bisa nongkrong di kamar Raina lagi," desah Dita.
"Terus, kamu bakal sering ke Jogja nggak, Rain?"
Aduh, ini teman-temanku kok kayak nggak rela aku pulang? Aku kan, jadi berat rasanya untuk meninggalkan kos.
"Belum tahu ya. Kayaknya sih, aku bakal mulai bantu-bantu urus bisnis. Tapi, kalau kalian mau ngajakin nongkrong, aku bisa dateng kapan aja kok!" seruku berusaha menghibur mereka.
"Nanti aku sama Fajri sering-sering main ke rumahmu di Muntilan deh. Kuliner di Muntilan Magelang enak-enak, kan?" tanya Azzah.
"Wah! Dengan senang hati, Zah! Nanti aku temenin kulineran kalau kalian main."
Tiga tahunku bersama mereka benar-benar akan menjadi kenangan nggak terlupakan seumur hidupku. Mereka yang berteman denganku apa adanya, bukan ada apanya. Mereka yang sabar dengan telepon-telepon Mami saat kami pergi bersama. Dengan mereka, aku bisa mencoba hal-hal baru dan mengerti dunia yang lebih luas. Aku bersyukur, mendapati mereka sebagai temanku. Semoga aja, hubungan pertemanan kami, persahabatan kami bisa selamanya.
"Kamu dijemput jam berapa ini, Cut?" tanya Ella.
"Aku minta dijemput sorean. Mau habisin hari terakhir sebagai anak kos dulu."
"Kalau gitu ... kita makan siang di luar yuk?"
Mataku berbinar seketika saat Ella mengatakan 'makan'. "Mau!"
"Ck! Kamu apa sih yang nggak mau, Rain?" tanya Indah.
"Yuk lah! Mau makan di mana?"
"Sekali-kali, kita makan di tempat yang agak fancy, yuk?" usul Azzah.
"Ya mana? Kan harus ada usulan tempat, Zah!" sahut Ella gemas.
"Aku pengin makan di Kalluna deh," sahutku.
"Yang di Kotabaru?"
"Iya. Enak-enak tuh makanannya. Ada gelatonya juga."
"Ya udah, ke sana kita. Nurutin yang besok udah nggak jadi anak kos lagi."