The Gift

Ayu Anisa Urahma
Chapter #26

Akhirnya Wisuda

Mbak Ara dengan sabar membantuku memilih dress yang akan ku pakai untuk acara wisuda. Aku nggak mau ambil pusing dengan seragam keluarga sebetulnya. Namun, aku ingat. Udah ada Mas Arden yang akan mendampingiku nanti. Kami akan melakukan sesi foto di studio selepas acara. Tentu aja, warna baju yang kami kenakan harus matching, kan?

Jelas aja sejak beberapa hari yang lalu, aku langsung meminta Mbak Ara untuk menyiapkan gaun untukku. Timing yang pas, karena Mbak Ara baru aja membuat beberapa gaun baru untuk butik persewaan gaunnya. Jadi, Mbak Ara memprioritaskan gaun baru agar bisa ku pakai di hari istimewa. Juga beberapa kemeja yang bisa dipakai untuk Papi dan Mas Arden.

"Ini cakep, Rain. Kamu kan, suka dress model A-line gitu," komentar Mbak Ara kemarin saat aku mencoba gaun warna baby blue model A-line dengan payet berwarna navy di bagian dada. 

Aku menatap diriku sendiri di cermin. Memutar tubuh ke kanan dan kiri, ingin melihat bagaimana bentuk tubuhku dari berbagai sisi.

"Aku nggak kelihatan gendut kan, ya?" tanyaku.

"Astaga, gendut dari mana?" tanya Mbak Ara. "Kamu makannya emang banyak, tapi nggak ada lemak sama sekali. Ramping banget itu!"

"Takut aja kelihatan gendut. Soalnya kan, habis wisuda mau foto."

"Aman, kok! Cantik banget dipakai kamu," kata Mbak Ara dengan mata berbinar. Terlihat puas dengan hasil karyanya yang melekat indah di tubuhku.

"Oke deh. Aku pakai yang ini aja," kataku mantap.

"Sip. Mbak siapin kalau gitu. Kemeja buat Papi sama Arden, pakai yang ini aja, ya? Pas banget ini kemeja warna navy. Dan ukurannya pas ada,” tutur Mbak Ara seraya menunjuk dua buah kemeja panjang yang tergantung rapi di rak.

”Atur aja deh, Mbak.”

Make up, hair do, kamu pengin kayak gimana?"

"Mbak, aku udah pusing buat mikirin yang lain. Jadi, aku serahin ke Mbak Ara aja deh! Kan pasti tahu yang kayak gimana yang cocok buat semuanya."

Semua yang ku butuhkan saat hari wisuda, udah di handle Mbak Ara dengan sangat baik. Sejak pagi-pagi buta, Mbak Ara udah datang ke rumah. Membawa dress dan juga peralatan untuk menyulap diriku menjadi putri hari ini.

Aku pasrah aja, percaya tangan Mbak Ara akan mengubahku menjadi lebih menarik dalam waktu dua jam. Membuatku berdebar karena hari ini pertama kalinya Mas Arden akan melihatku memakai make up, dress, dan heels. Kira-kira, gimana ya komentar Mas Arden nanti? 

"Mbak Ara! Raina masih lama nggak?" tanya Tika yang membuka pintu kamarku tanpa permisi. "Widih! Siapa nih? Cantik amat!" seru Tika saat melihatku berdiri di depan cermin bersama Mbak Ara yang sedang membenahi bagian rambutku.

"Sebentar lagi, Tik. Arden udah datang?" tanya Mbak Ara.

"Tuh, baru ngobrol sama Papa Mama," jawab Tika.

“Suruh ganti kemeja dulu. Udah Mbak siapin di kamar Papi,” pesan Mbak Ara.

"Udah ganti, udah siap semua. Santai aja sih. Anita juga masih di jalan kok!"

Tika dan Anita emang pengin ikut ke acara wisudaku. Mereka bilang, akan menemani Mas Arden duduk di luar, di bawah tenda yang memang disediakan untuk kerabat wisudawan dan wisudawati. Mengingat undangan hanya untuk orang tua dan tidak diperkenankan membeli tambahan kursi. Namun, mereka tetap akan bisa melihat prosesi wisuda melalui layar besar yang disediakan di luar.

Sepuluh menit kemudian, Mbak Ara mendorong bahuku agar segera turun ke bawah. Bukan apa-apa. Mbak Ara takut aku akan terlambat, mengingat banyaknya kendaraan yang akan mengantre masuk ke kampus.

Lihat selengkapnya