Putri Nathania menghadap ke cermin besar, memandang dirinya dari ujung kepala sampai ujung kaki, lalu bergumam pada dirinya sendiri, “Seperti Nathan,” dia tersenyum.
Kalau dipikir-pikir, sudah beberapa hari ini dia tidak melihat senyuman Nathan. Sejak Nathan tidak sadarkan diri tiga hari yang lalu, hingga hari ini sang pangeran belum juga terbangun.
"Thania ingin bertemu Nathan," batinnya, ia segera melangkah keluar dari kamarnya, setelah sang ratu, Diana, Jia dan Helena meninggalkannya sendirian di kamar ini 20 menit yang lalu.
Putri Nathania berjalan perlahan, merayap seolah menghindari sesuatu. Dia merasa aneh dengan dirinya sendiri, tanpa rambut panjang dan gaun yang biasa dia kenakan. Namun, kini dia harus memakai pakaian laki-laki.
“Pangeran Nathan?” Seseorang memanggilnya dari belakang. Suara wanita yang nyaring dan sedikit serak ini sudah tidak asing lagi di telinganya
"Bibi Rekha?" Tanya Nathania dengan canggung, setelah dengan malu-malu ia menoleh ke arah wanita itu.
"Bukankah Yang Mulia sedang sakit? Mengapa berkeliaran di sini?" Tanya wanita bernama Rekha itu sambil berjalan menghampiri Nathania.
"Ehm...itu, Thania- Nathan-" ucapnya gugup, ia menunduk sambil memikirkan jawaban apa yang bisa ia berikan, jika tiba-tiba ia bertemu dengan orang seperti ini.
"Apakah Yang Mulia baik-baik saja?" Rekha menunduk. Tentu saja Nathania yang mudah gugup menjadi semakin ketakutan ketika dilihat lebih dekat, ia langsung menjadi sangat malu.
Tba-tiba ia kembali teringat pesan ibunya sekitar 20 menit yang lalu, yang memintanya untuk tetap berada di kamar sampai ibunya kembali. Karena itu, ia belum diberi petunjuk apa pun untuk memberikan jawaban kepada orang yang bertanya kepadanya. Karena yang diketahui semua orang, Pangeran Nathan masih terbaring lemah di kamarnya.
"N-Nathan-" jawabnya terbata-bata, kakinya gemetar. Apalagi wanita ini terus menatapnya seperti itu, membuat siapapun pasti akan merasa takut.
"Apa yang terjadi, Rekha?" Seorang wanita yang baru saja datang menghampiri mereka berdua.
"Lady Valerie, saya bertemu Yang Mulia Pangeran Nathan!" Ucapnya dan akhirnya dia menjauhkan wajah menakutkannya dari Nathania.
“Pangeran Nathan?” Tanya Lady Valerie, ia berjalan sambil memandangi sosok anak kecil yang berdiri ketakutan di tengah lorong lantai dua Istana Safir.
"Iya, aku heran kenapa Pangeran Nathan ada di sini? Bukankah dia sedang sakit?"
“Apakah Anda baik-baik saja, Yang Mulia?” Tanya Valerie sambil tersenyum kecil dengan sorot mata sinis.
"Ehm...iya-" jawabnya, keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya.
"Apa yang kamu lakukan di tempat ini? Bukankah kamu masih sakit?"
"Nathan...!" Ratu Alexandra muncul dari kejauhan, setelah melihat Valerie yang disebutnya 'wanita itu' mendekati putrinya.
"Ibu?" Putri Nathania segera berlari ke arah ibunya untuk menyelamatkan diri dari serangan pertanyaan yang tidak ia ketahui jawabannya.