The Golden Prince

Nnover Purba
Chapter #2

#2 Es Krim

"Kalau ada yang buat Wira jatuh cinta, itu hanya lo bukan yang lain!"

(Anggi Saany - Wylie's best)

--------------------------------

Masih berada di sekolah, Wylie tetap semangat menjalani jam olahraga basketnya. Dengan segala teknik yang ia ketahui membuatnya tak kelayapan bermain. Jika kita interview teman sekelas bahkan satu sekolah pun tentang kemahirannya bermain basket, maka tak ada yang tidak mengacungkan jempolnya pada gadis bertubuh ideal itu.

Tak banyak memakan waktu, keringat anak-anak sudah bercucuran Keringat seperti menghujani tubuh mereka. Anggi dan Wylie mengambil tempat untuk beristirahat bersama anak lainnya.

"Wylie... " ucap Vika padanya dengan mata menggoda.

"Ihhh, sumpah kewer-kewer deh. Ini anak kayak setan aja. Penggoda!" cerocos Anggi sambil bergidik ngeri alias jijk.

"Eh, jangan gitu dong. Kualat lo nanti." Wylie mencubit lengan Anggi dan mengangguk tanya pada Vika.

"Lo..dekat banget ya sama Wira?" Wylie tersedak dan hampir saja menyemprot wajah pas-pasan Vika.

"Yaelakk, Li. Masih nanya doang gue!" Vika bergeser sedikit dari hadapan Wylie dan menunggu jawabannya.

"Lah, lo gak liat apa tadi pagi Wira mesra banget sama Wy-'' Belum selesai Anggi menjawab pertanyaan itu, Wylie langsung memukulnya dengan botol doraemon yang lucu itu.

"Gue jitak pakai ulekan ntar lo! Nyerocos aja.'' Wylie semakin kesal dengan sahabatnya yang sering nambahin kalimat. Sebenarnya sih benar apa kata Anggi, hanya saja Wylie berbeda paham dengan sahabatnya itu jika menyangkut masalah cowok.

"Gue sama Wira gak dekat kok. Cuman dia aja SKSD aja gitu sama gue. Dan yang lo liat tadi pagi cuman main-main aja,'' jelas Wylie tanpa melihat Vika.

Vika hanya mengangguk yakin. Setelah itu ia pasti menyusun strategi untuk mendekati Wira. Padahal Wira, ketua PMR itu, tak pernah menggubris layanan-layanan yang diberikan para siswi di sekolah. Baik adik kelas maupun seangkatannya. Tapi, berbeda dengan Wylie yang selalu saja menjadi bahan perhatiannya.

Anggi mendekatkan bibirnya pada telinga Wylie, "Kalau ada yang buat Wira jatuh cinta, itu cuman lo bukan yang lain!" Wylie hanya memutar bola matanya malas dan entah mengapa tiba-tiba Wira melewati lapangan basket dan tersenyum manis padanya. Ah, kenapa harus gue?

Waktu seakan berjalan dengan cepat. Setelah bel pulang berbunyi, semua berhamburan dari kelas dan memadati parkiran sekolah dan jalan raya. Anggi seperti biasanya pulang bersama sopirnya dan Wylie yang lebih suka dengan sepedenya. Tapi, buat kali ini Wylie tidak membawa sepedanya ke sekolah karena bannya bocor ditambah lagi karena keterlambatannya tadi pagi.

Lihat selengkapnya