"Heh, tuan tak kenal maka tak sayang!"
(Wylie Caitlin - buciners)
-----------
Bel istirahat pertama berbunyi, tapi Wylie masih belum beranjak dari kursinya. Ia hanya meletakkan kepalanya ke sebelah tangannya sambil melamun. Tebak apa yang ia pikirkan? Masih dengan soal perjodohan yang ia anggap tak normal itu. Anggi sudah bolak-balik dari kantin menawarkannya makanan tapi hasilnya nihil.
"Wylieeee! Lo kenapa sih? Cerita sama gue. Gue gak suka ya tayang-tayang gue ini cemberut,'' rayu Anggi sebisanya. Wylie melempar tatapan sedih pada sahabatnya itu dan lidahnya kelu.
"Huaaaaaaaaaaaa...hikss..'' Tangis Wylie pecah seketika saat ia hendak memeluk Anggi. Untung saja hanya mereka berdua di kelas, jadi tak perlu repot-repot untuk menjawab pertanyan dari adegan ini.
"Gu-gueeee...hikss,'' ia masih menahan.
"Gue...dijodohin sama anaknya teman papa gue!'' Anggi melotot lalu melepas pelukan Wylie dengan lembut. Wylie hanya melihat Anggi heran. Pasti dia berpendapat sama kayak gue!
"Bruakakakakakak....haduhh haduh sakit perut gue. Hahahahah...'' pecah sudah suasana yang menyedihkan itu.
"Lo..lo dijodohin?" Anggi masih terkekeh seenaknya.
"Memang ya lo sahabat gak punya akhlak! Hibur kek apa kek!" Wylie kembali sedih dan menutup wajahnya.
Anggi mencoba menenangkan dirinya dan mengelus kepala Wylie. "Kalau gue sih ya, hmm mending lo jalanin aja dulu."
Wylie bungkam, ia langsung melotot tak terima pada pendapat Amira. "Lo mikir gak sih? Kalau gue dijodohin berarti gue cewek gak normal alias gak laku juga kan?!"
Anggi anya menepuk jidatnya dan membalas mata Wylie yang hampir keluar. "Li, lo harus berubah. Dijodohin bukan berarti gak laku atau gak normal. Ada faedahnya juga nanti. Jangan bilang lo masih nunggu idola alias prince hayalan lo itu!"
Wylie tertunduk malu dan mengangguk pelan. Ternyata ia masih belum bisa menghilangkan sang pangeran hayalannya itu. Tapi , bagi Wylie pangerannya itu benar-benar ada.
****
Sekolah menengah pertama di Bandung masih dengan suasana yang adem. Wylie begitu semangat menjalani hari-harinya. Dengan sepeda berwarna biru muda bermotif doraemon, ia pergi ke sekolah dengan senyum sumringahnya.