The Golden Rabbit

Dreamerity
Chapter #1

Kelinci 1: Kedatangan Dia

PETA KOTA YOHANS

Ketika kau ditabrak orang

Cepatlah bangkit dan janganlah merajuk

Ketika orang yang kausayang datang

Hatimu tentram dan terasa sejuk


- Kelinci Emas -


GADIS itu melihat dirinya sendiri di dalam cermin. Bibir merah, hidung merah, mata merah dan sembab dengan bekas air mata di kedua pipi, dan rambut hitam panjang yang berantakan. Iyup, benar sekali.

Irene habis menangis gara-gara Ronnie.

Ronnie adalah hamster kesayangannya.

Kronologinya begini.

Saat itu, pulang sekolah. Irene langsung masuk ke kamarnya. Hendak menyapa Ronnie dan bermain sebentar dengannya sebelum dia bermain dengan temannya yang lain; Fauzan, Miki, dan Amino (kelinci kesayangannya yang ada di belakang rumah).

Namun siapa sangka, hamster itu menghilang entah ke mana, membuat sang pemilik khawatir dan panik mengingat hamster itu bisa saja jadi makanan kucing mengingat ukurannya yang mirip tikus. Irene meminta tolong pada adik kembarnya, Olivia, untuk mencari hamster itu, dan dia juga bahkan meminta tolong pada Bunda yang habis pulang dari peternakan.

Mereka bertiga—sekeluarga—kompak mencari hamster itu. Di halaman rumah, dalam rumah, sampai sudut-sudut lemari, kolong kursi, meja, dan atap rumah dengan harapan si Ronnie ada di sana. Merayap dan merangkak di tempat sempit, sekadar bermain ataupun kabur betulan.

Ditengah pencarian itu, dan ketika Olivia sedang mencari si hamster di halaman rumah, Olivia melihat Tukang Gorengan yang lewat. Olivia memutuskan untuk rehat sejenak dari kepanikan dan kekhawatiran, karena pasalnya, dialah yang mengangkat sofa, meja, dan beberapa barang lainnya demi mencari hamster kakaknya yang hilang entah ke mana. Kali ini, biarlah Bunda dan kakaknya yang mencarinya. Olivia ingin rehat sejenak.

Olivia memanggil Tukang Gorengan itu, dan Tukang Gorengan itu pun berhenti.

Hari ini cerah dengan langit nyaris tanpa awan, dan air Danau Yohans pun memantulkan landskap langit biru yang tampak seperti cermin. Kalau menurut Olivia, ini adalah hari yang tepat untuk bermain air, tapi dia tentu urung melakukannya karena kakak dan perutnya yang perlu diisi.

Karena itulah, Olivia pun memutuskan untuk menyebrang dengan masih memakai seragam putih-biru, menghampiri Tukang Gorengan.

Saat menyebrang, Olivia menoleh ke sebelah kiri—refleks. Namun siapa sangka, tolehannya itu malah membuat dia menundukkan kepala dan juga melebarkan mata. Dia bahkan memanggil kakaknya yang saat itu ada di lantai atas rumah.

Irene langsung berlari, dengan harapan Olivia menemukan Ronnie.

Betul. Olivia memang sudah menemukan Ronnie, hanya saja ....

Ronnie ... sudah terkapar tak bernyawa.

Dilihat dari kondisinya, sepertinya hamster itu digilas sesuatu. Ditabrak motor sepertinya, dan kondisinya sangat tragis, juga mengenaskan.

Begitu Irene sudah keluar, dia langsung bertanya pada Olivia apakah gadis berambut hitam pendek itu sudah menemukan Ronnie atau belum, dan Olivia pun menunjuk ke bawah, dengan harapan Irene dapat melihat sendiri kondisi hamsternya. Kemudian, beberapa detik setelah Irene menoleh dan melihat Ronnie ... dia histeris.

Ya, bagaimana tidak? Meski hanya seekor hamster, Ronnie adalah hewan kesayangannya juga. Irene merawatnya dengan sangat baik, memberinya makan, minum, dan bermain. Irene sudah seperti seorang ibu—setidaknya, menurut Olivia.

Namun sayangnya, Irene sudah tidak bisa jadi ibu lagi karena hamster itu ... sudah meninggalkan alam dunia dengan cara yang mengenaskan.

"Kak Ren, Kak Rene! Astaga, buka pintunya, aku mau mengambil baju, mau mandi!" Olivia mengetuk pintu kamar. Dia dan Irene satu kamar dengan kasur yang terpisah.

Lihat selengkapnya