The Golden Rabbit

Dreamerity
Chapter #6

Kelinci 6: Ditampar Kenyataan

Saat kau tak tahu arah

Tanyalah semut rangrang

Dan janganlah kau marah

Saat kenyataan menyerang


- Kelinci Emas -


OLIVIA bilang, dia ada latihan teater hari ini, jadi, dia menyuruh Irene untuk pulang duluan. Irene mengiyakan, dan pulang sesuai suruhan sang adik.

Namun, sebelum pulang ke rumah, dia memutuskan untuk mampir sebentar ke peternakan kelinci.

Sudah lama Irene tidak mampir ke sana. Bunda mungkin tidak keberatan kalau Irene mengunjungi tempat kerjanya sebentar, meski Irene bakal mendengar teguran dari Bunda perihal dirinya yang langsung pergi ke peternakan dengan memakai seragam.

Namun itu tidak masalah bagi Irene, karena di peternakan sudah tersedia apron yang biasa digunakan para pegawai untuk melindungi baju mereka dari tanah atau kotoran kelinci, dan beruntung mereka punya banyak sekali apron mengingat peternakan kelinci juga biasanya kedatangan wisatawan yang datang ke peternakan, entah hanya sekadar bermain, belajar, ataupun memberi makan kelinci. Yah, selain menjadi tempat jual-beli, peternakan itu juga menjadi tempat wisata edukasi bagi mereka yang ingin belajar cara merawat kelinci.

Ya, Irene akan ke sana. Segera. Setelah dia menelusuri jalan yang mana di sebelah kirinya terdapat Danau Yohans yang luas dengan keramba-keramba ikan dan perahu motor yang tengah berlalu.

Di perjalanan pulangnya, entah kenapa dia teringat dengan Nathan dan gadis itu, Cherry.

Setelah Irene mendengar penolakan dari Nathan, dia langsung pergi. Dia pergi ke kantin sesuai ajakan Olivia dan bergabung bersama yang lain meski akhirnya dia dihujani berbagai pertanyaan.

Bahkan Olivia tahu kalau sebenarnya Irene tidak benar-benar pergi ke toilet. Irene kelabakan saat itu, dan dia berkata kepada Olivia kalau dia ada sedikit urusan di sana, dan dia menahan diri untuk tidak ke toilet untuk sementara waktu karena darurat, setidaknya, itu yang Irene katakan, dan Olivia percaya.

Sayangnya, Irene tidak bisa mengintip lebih lanjut dikarenakan gadis itu melirik ke arahnya, dan hal itulah yang membuat Irene kabur dan lebih memilih untuk tidak melanjutkan aksi mengintipnya. Cherry itu sangat cantik dan populer. Irene tidak ingin dilabrak oleh geng ataupun orang yang nge-fans pada Cherry hanya karena perkara ini. Meski tampaknya, perkara ini bukan cuma 'hanya' bagi Irene.

Lamunan Irene perlahan buyar ketika matanya menangkap tenda merah besar dan gerobak mie ayam yang berdiri di sisi jalan.

Di dalam tenda tersebut terdapat meja lengkap dengan teko dan beberapa gelas kaca serta kursi panjang yang mana posisinya betul-betul menghadap ke Danau Yohans. Selain itu, di dalamnya juga ada dua orang; satu orang sedang duduk di bangku dengan kedua tangan yang ditaruh di meja dan satu orang lagi sedang sibuk di gerobaknya, memasak.

Irene kemudian berhenti di depan tenda tersebut, dan setelah berhenti pun, Irene melihat sepeda merah yang terparkir di sebelah kanannya.

Irene menatap sepeda itu dengan agak lamat, kemudian membesarkan matanya sejenak.

Dia kenal dengan sepeda ini.

Dia pun turun dan menstandarkan sepedanya. Dia lantas melangkah cepat ke arah tenda dan menyibakan kain tendanya.

Dua orang yang ada di dalam tenda sontak menoleh ke arahnya. Keduanya tersenyum, satu orang menyapa, "selamat siang, Néng."

Lihat selengkapnya