Ketika kau salah arah
Tanyalah Manahan
Dan janganlah kau marah
Saat kau jadi bahan ghibahan
- Kelinci Emas -
CERITA tentang Nathan yang ditampar oleh salah satu teman Cherry tersebar di seantero sekolah. Bagaimana tidak? Setelah memarkirkan sepedanya ke lapangan parkir khusus sepeda, Irene—maupun Olivia—sayup mendengar beberapa murid—baik laki-laki maupun perempuan—membicarakan Nathan.
Inti dari cerita yang mereka dengar adalah Nathan ditampar oleh salah satu anggota geng Cherry, dan alasan tamparan itu karena Nathan menolak Cherry sebagai pacarnya.
Olivia langsung heboh saat itu, dan bahkan dia berlari ke kelas hanya untuk sekadar bertanya pada Nathan apakah yang dibicarakan murid-murid itu benar atau tidak.
Irene hanya menggeleng ketika melihat gelagat sang adik. Dia tidak terkejut dengan cerita perihal Nathan yang menolak dan mendapat tamparan—karena dia sendiri pun sudah mendengar hal itu dari Nathan secara langsung saat mereka sedang di Kedia Mie Ayam. Namun, Irene tidak menyangka kalau ceritanya akan menyebar seperti ini. Kalau sudah begini, apakah Nathan akan baik-baik saja?
Sesampainya di ruang kelas, Irene melihat murid-murid bergerombol di meja Nathan. Mereka bertanya kepada narasumbernya secara langsung perihal bagaimana ceritanya dia bisa mendapat tamparan, lalu kenapa dia menolak Cherry yang jelas-jelas adalah gadis tercantik di sekolah, dan lagi, bagaimana bisa Nathan menolak gadis secantik dia sementara laki-laki lain ingin berpacaran dengannya?
"Aku 'kan sudah bilang, aku hanya ingin fokus belajar."
"Ah, alasan basi! Semua laki-laki, ingin mendapatkan hatinya tahu, tapi kenapa kau menolak? Dasar bodoh!" Anggi, wakil ketua kelas yang tidak pernah bekerja itu mengomeli Nathan.
Irene yang semula berdiri di ambang pintu kemudian masuk dan menaruh tasnya ke bangku. Dia kemudian duduk, dan memperhatikan Nathan dan murid-murid yang mengerubunginya.
"Itu karena aku tidak tertarik padanya, kalau kau memang tertarik padanya, kau bisa mengatakannya secara langsung." Nathan membalas omelan Anggi dengan kalem.
Anggi terdiam. Dia memalingkan muka, dan wajahnya memancarkan semburat kemerahan. "Dasar bodoh, mana mau Cherry berpacaran denganku."
"Kalau belum dicoba, belum tentu tahu 'kan?"
"Diam kau!"
"Berita tentang Nathan yang menolak Cherry heboh juga, ya." Melvina tiba-tiba saja menginterupsi fokus Irene ketika dia sedang menyimak percakapan Nathan dan Anggi. Irene bahkan sampai berjengit dan baru tahu kalau sekarang Melvina ada disampingnya, berdiri dengan tatapan menyimak ke arah Nathan dan yang lain.
"Aku senang sih, kalau Nathan menolak gadis itu, soalnya cukup banyak juga anak-anak perempuan yang tidak suka pada Cherry," ucap Melvina tiba-tiba, dengan suara pelan. Meski suaranya pelan pun, Irene tetap dapat mendengar kata-katanya dengan jelas. "Ke-kenapa banyak anak-anak perempuan yang tidak suka pada Cherry? Cherry itu cantik, lho."