The Golden Rabbit

Dreamerity
Chapter #9

Kelinci 9: Ucapan Kepercayaan

Keadilan pun terbukti

Dibanjiri cahaya

Terima kasih sudah menunjukkan bukti

Dan terima kasih sudah membuatku percaya


- Kelinci Emas -


PADA akhirnya, Nathan pun mengantarkannya pulang. Irene sempat menolaknya dan berkata kalau dia tidak akan langsung pulang ke rumah. Dia bilang pada anak itu, kalau dia hendak langsung ke peternakan untuk melihat kelinci sekalian bantu-bantu. Karena menurut penuturan Bunda, bayi-bayi kelinci yang dahulu baru lahir, sekarang bisa memakan makanan padat, karena itulah Irene ingin melihatnya.

Meski Irene sudah mengatakan itu, Nathan tetap menawarkannya untuk memboncengnya. Dia merasa harus membalas budi atas sikap Irene yang mau mendengarkan ceritanya sampai sekolah benar-benar kosong, dan Nathan ingin membalasnya dengan cara ini. Kemudian di sinilah mereka sekarang.

Melaju di jalur sebelah kiri jalanan Yohans dengan pemandangan danau yang ada di sebelah kiri dengan hembusan angin sesuai kecepatan sepeda.

Irene mengatup mulutnya saat sepeda ini melaju. Tidak. Dia bukannya takut, dia hanya mencoba untuk rileks karena dia percaya kalau saat ini dia sedang dibonceng oleh Nathan. Terlebih, berdiri di atas pijakan sepeda anak laki-laki rasanya lebih berbahaya dibanding dibonceng oleh adik kembarnya yang kadang ugal-ugalan.

Diantara Nathan dan Olivia, kalau ditanya masalah keamanan dan kenyamanan, dua-duanya sama-sama tidak nyaman.

"Nyaman tidak?" Nathan tiba-tiba saja bertanya ditengah semilir angin lembut yang meniup mereka. Irene berjengit sedikit, lalu menjawab, "nya-nyaman kok." Yah, meski dia berbohong.

"Kalau tidak nyaman bilang ya, soalnya, kau meremas pundakku agak kuat."

Irene jadi terkejut dengan penuturan Nathan. Ya, dia memang melakukannya. Sedari tadi dia berusaha untuk rileks karena baru pertama kali dibonceng Nathan, tapi siapa sangka kalau rasa gugupnya berimbas pada kedua pundak Nathan.

Irene juga kelagapan. Dia ingin melepas kedua tangannya dari pundak Nathan, tapi dia khawatir akan terjatuh kalau saja dia tidak memegang pundak anak laki-laki ini.

"Rileks saja Rene. Coba lemaskan kedua tanganmu, dan yakinlah kalau aku tidak akan menjatuhkanmu."

"Tidak akan ... menjatuhkan?" Irene bingung dengan penuturan Nathan. Nathan mengangguk. "Iya, aku tidak akan menjatuhkanmu. Kau percaya padaku 'kan?"

Irene terdiam. Tidak, dia bukannya tidak mempercayai Nathan, dia hanya gugup karena ini untuk pertama kalinya dia bisa dibonceng oleh Nathan. Dibonceng oleh orang yang disuka rasanya seperti mimpi, dan karena ini bukan mimpi, mestinya dia harus memanfaatkan ini untuk quality time bersama Nathan, bukannya tegang dan gugup.

Menghela napas panjang. Irene pun melemaskan telapak tangannya dan menatap ke depan. Mencoba mengenyahkan rasa gugup dan tegang yang sedari tadi hinggap dalam dirinya.

Rileks Irene, rileks ....

Lihat selengkapnya