The greatest corruptor

Jesi Namora
Chapter #1

Chapter 1: Awal dari sebuah mimpi

Minggu pagi di sebuah hunian mewah yang berada cukup jauh dari keramaian. Pagi itu terlihat mendung dengan hembusan angin dingin yang membekukan tulang. Harusnya hari ini adalah hari libur, namun rumah tersebut sekarang sesak oleh pendatang yang mengenakan pakaian serba hitam dengan membawa karangan bunga dalam berbagai varian. Orang-orang yang datang ke sana sendiri adalah orang-orang penting yang memiliki jabatan-jabatan strategis di pemerintahan. Mereka tampak muncul dengan raut muka sedih seolah tengah kehilangan seorang pahlawan.

 Giometri Valida, mantan menteri perdagangan yang dihukum dengan hukuman mati setelah terbukti melakukan korupsi dalam jumlah fantastis. Hukuman mati itu sendiri merupakan perwujudan dari aturan anti koruptor yang baru saja disahkan. Giometri Valida harus mengakhiri hidupnya pada usia 60 tahun yang disebabkan oleh peluru yang diluncurkan oleh regu penembak jitu.

 Dia dihukum mati dan dipermalukan di depan publik. Namanya tercatat dalam sejarah, dan patungnya segera dikerjakan. Aneh memang, namun pembuatan patung adalah bagian dari aturan baru tersebut, hal ini diharapkan untuk mempermalukan pihak keluarga yang ditinggalkan oleh tersangka korupsi di negara itu. Dan uniknya, ukuran dan kemewahan patung akan disesuaikan dengan jumlah korupsi yang dilakukan, dan Geomitri Valida merupakan pemecah rekor di antara teman sesama koruptor.

 Disudut dekat peti mati di dalam ruangan yang penuh dengan hiruk pikuk orang-orang yang ingin melayat jenazah. Di sana terlihat seorang bocah dengan pakaian yang sangat rapi. Rambutnya disisir, dan dia juga didandani. Bocah lelaki itu tampak menatap tajam ke arah peti mati itu. Walaupun terlihat tak berhati, sebenarnya mata bocah tersebut sudah sangat basah, namun ia tetap menahannya untuk menjaga etika karena banyak kaum elite yang datang ke sana.

 Bocah tersebut adalah Riori yang merupakan cucu kesayangan dari Giometri. Dia sangat menghargai kakeknya dan bahkan mengidolakannya. Menurutnya kakeknya adalah orang yang hebat yang memiliki karisma dan pengetahuan yang luas. Dia sebenarnya tidak rela hidup kakeknya malah berakhir i senapan laras panjang regu penembak jitu yang bahkan tidak ia kenal. Namun bagaimana lagi, aturan baru sudah dibuatkan dan harus dijalankan sesuai dengan Undang-Undang.

 Orang-orang bergantian melayat dan memberikan penghormatan terakhir pada jenazah, namun si bocah tetap berdiri tak bergeming dari tempatnya semula memperhatikan orang-orang yang melayat itu. Awalnya semuanya cukup terkendali dan pelayat melakukannya dengan khidmat. Namun, tiba-tiba muncul seorang pria botak dengan perut buncit yang berteriak di dalam ruangan tersebut. Pria itu meneriakkan agar orang-orang melihat ke arahnya, dan saat itulah pertunjukan dimulai.

 Orang tersebut membawa sebuah kertas yang digulung dan tampaknya sangat besar. Dia kemudian membuka kertas tersebut dan membuat semua mata terbelalak. Kertas itu tampaknya merupakan desain dari patung Giometri yang akan dibangun untuk mempermalukannya setidaknya sampai beberapa keturunan. Rancangan patung tersebut tampak megah dengan kakek Riori yang berpose mencekik Themis dengan tangan kananya, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah pedang yang seakan siap untuk memenggal Themis.

 Themis sendiri merupakan dewi dalam mitologi Yunani yang digambarkan sebagai Dewi keadilan. Themis merupakan istri kedua dari Zeus yang digambarkan sebagai sosok memberikan keadilan yang memegang sebuah timbangan ditangannya. Namun ada yang sedikit aneh pada rancangan dewi keadilan yang dicekik oleh Giometri. Tampaknya pedang yang digunakan oleh dewi tersebut diambil dan akan digunakan oleh Giometri untuk memenggal dewi itu sendiri. Sebuah penggambaran yang seolah mengatakan sebuah pedang untuk mengadili malah akan mengakhiri hidup sang pengadil sendiri.

 Semua orang menjadi ribut dikarenakan tindakan pria botak itu seolah tidak menghormati orang yang tengah berduka dan malah menampilkan rancangan patung penghinaan terhadap mendiang. Mungkin begitu pandangan sebagian orang, namun berbeda dengan Riori. Dia melihat patung tersebut sebagai sesuatu yang keren, bahkan orang yang ia kagumi tampak benar-benar bersinar dan gagah dengan pose yang digambarkan dipatung. Tampaknya kecintaannya terhadap kakeknya telah menutup hatinya terhadap hal-hal yang tidak perlu, malahan sekarang dia semakin mengagumi kakeknya dan berharap mengalami hidup yang sama.

 "Aku akan menjadi koruptor yang melampaui kakek" gumam bocah yang berumur enam tahun itu di tengah kekagumannya.

 Pria Botak Point Of View

 Aku datang ke pemakaman ini untuk membuat keributan dan mencoreng wajah keluarga Valida. Sesampainya di ruangan tempat orang-orang melayat pak tua itu, aku melihat banyak orang-orang penting di sini, dan tampaknya rencana ini akan sukses besar jadi tidak ada yang perlu ditakutkan lagi. Eh? Anak kecil yang diam berdiri di sana, bukannya cucu dari Giometri? Ahahaha... bagus tampaknya mentalnya sudah sangat terguncang sekarang.

 Dan begitulah, akhirnya aku melakukannya sesuai rencana dan berteriak meminta perhatian semua orang yang ada di sana. Walau terdengar tidak sopan, mereka semua adalah lawan politik kami dan patut dipermalukan juga. Oleh karenanya, setelah berhasil menarik perhatian semua orang fase kedua dari rencana mempermalukan Giometri dimulai.

 Aku membuka rancangan proyek pembuatan patung Giometri yang sarat akan informasi-informasi yang menyindir pak tua tersebut. Patung ini sendiri akan dibuat setinggi 15 meter dengan bahan super kokoh yang akan mampu bertahan beberapa generasi walau terkena bencana alam. Ini tentu menjadi hal yang sangat menyenangkan, menghancurkan hidup keluarga pak tua itu sampai keturunan terakhirnya. Mereka tidak akan mampu lagi hidup didunia ini, dan pada akhirnya akan mengakhiri hidup mereka sendiri karena tidak tahan menahan malu akibat perilaku pendahulu mereka.

 Rencana sukses besar, orang-orang yang melayat menunjukkan sumpah serapah tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Hahahaha.... mampus kalian. Era politik kalian sudah habis, dan sekarang giliran kami yang akan berkuasa.

 "Eh..? tunggu?"

 Di tengah euforia menyaksikan wajah para tamu yang memerah menahan kesal, aku tidak sengaja melihat kembali ke arah bocah yang merupakan cucu Giometri.Dia menatap tajam seolah menembus isi kepalaku.

 "Eh? bocah itu.. kenapa"

 Dan aku meliat bibir bocah itu sedikit bergerak walau matanya masih menatap tajam ke arahku.

 "Aku.. akan membalasmu?"

 "Aaaaaa......"

Lihat selengkapnya