The greatest corruptor

Jesi Namora
Chapter #3

Chapter 3: Project ESCAPE

Riori tersenyum puas melihat kumpulan kertas yang berisi seluruh rencana yang ia susun semalaman. Kertas-kertas tersebut berisi rencana bagaimana ia bisa mendapatkan kedudukan yang tinggi di SMA Nasional Erlangga. Tentu, untuk mencapai tujuannya ia haruslah memuai dari titik terendah dulu, pada titik terendah ini dia tidak boleh serampangan melakukan sesuatu. Dia harus menjaga namanya hingga sampai masanya ia bisa melarikan uang Negara di atas 600 Triliun, dan oleh karena itu rencana awalnya ini dia beri nama Project ESCAPE yang merupakan singkatan dari "Entah Siapa Calon Anggota Pemimpin Erlangga" yang singkatnya merupakan Project untuk menjadikannya sebagai ketua OSIS dan memilih anggota-anggota potensial untuk memuluskan niat korupsinya.

 Riori Point Of View

 Ahhh... sempurna. Ini pasti akan berhasil, dan aku bisa memanfaatkan calon-calon anggota sebagai tumbal rencana ini. Ya, sempurna...

 "Kakek... aku akan meniru kekerenanmu"

 Dan Riori melanjutkan membaca kembali draf rencana Project ESCAPE yang akan ia mulai esok hari.

 Minerva Point Of View

 Tampaknya anak itu tengah merencanakan sesuatu yang besar, hal ini terlihat dari bagaimana raut wajahnya dan matanya yang berbinar saat melihat kumpulan dokumen yang ia pegang. Aku sebenarnya sangat penasaran, dan saat kuminta anehya dia tidak mau memberikannya. Tampaknya kali ini adalah sesuatu yang sangat rahasia yang bahkan aku sebagai ibunya tidak boleh melihatnya. Ini gawat, aku harus segera melaporkannya kepada Presiden, jika tidak Riori bisa saja membuat kekacauan dan menghancurkan para koruptor tanpa belas kasihan. Hal ini jelas harus dilakukan secara perlahan, jika tidak ketahanan negara ini bisa terguncang dan krisis ekonomi bisa saja terjadi.

 Dan tidak sampai di sana, aku juga mendengar dia bergumam mengatakan kalau dia akan meniru kekerenan kakeknya. Apakah ini berarti ia akan memasuki kancah pertarungan itu? Sial, dia masih terlalu muda. Melawan mafia dari negara-negara besar bukanlah hal yang mudah, bahkan kakeknya harus kehilangan nyawa karena permainan para elite tersebut. Aku yakin dia sudah mengetahui semuanya, namun membalaskan dendam kakeknya secepat ini adalah hal yang buruk terlebih dia masih SMA.

 Aku tidak menyangkal akan kemampuannya, namun bagaimanapun dia adalah anakku, dan aku tidak ingin kehilangannya seperti aku kehilangan ayahku dalam perjuangannya melindungi negara dari gerogotan para mafia dunia. Ini gawat! Aku tidak bisa menghentikannya, Aku harus minta bantuan segera, jika tidak kita akan kehilangan orang hebat lainnya.

 "Riori, ibu harap kamu akan baik-baik saja"

 Presiden Tokire Point Of View

 Baru saja aku mendapatkan telepon dari Minerva si Pembawa Pesan, dan belum pernah kulihat dia begitu panik seperti sekarang ini. Dan setelah mendengarkan penjelasannya sekarang gantian,akulah yang panik. Kakiku langsung gemetar setelah mendengar penjelasan yang ia berikan dan tampaknya ini juga akan mempengaruhi kestabilan Negara. Jika apa yang dia katakan benar terjadi, maka bisa dipastikan tidur malamku yang biasanya hanya tiga jam bisa berubah menjadi satu jam saja.

 Dan akan sulit juga menjaga kestabilan politik jika semua bedebah itu disingkirkan Ya, aku bukannya membela koruptor, namun sebagian dari mereka berada dalam jabatan dan sektor strategis yang pasti akan membuat efek kejut bagi negara ini. Dan belum lagi ini akan melibatkan beberapa negara super power, dan bisa saja perang sipil tidak bisa dihindari lagi.

 "Hhhhh" Aku menghela nafas berat memikirkan bagaimana nasib negara ini nantinya.

 "Aaa... gadis kecilku juga bisa jadi menderita karenanya"

 Salah satu tujuanku menjadi Presiden adalah untuk membuat negara yang aman dan nyaman untuk ditinggali oleh anak-anak calon penerus bangsa ini dimasa depan. Dan karena itulah aku selalu berjuang dengan keras mengatasi pembuat onar yang memiliki pandangan hidup jangka pendek agar mereka tidak menjadikan negara ini medan perang dan arena penjarahan serta pemenggalan.

Lihat selengkapnya