The Guesthouse

Panji Pratama
Chapter #1

Prolog

Hutan Gunung Gede Pangrango,

Sabtu, 17 September. Pukul 23.47 WIB

Dengan panik, wartawati itu loncat dari boncengan motor yang dinaikinya. Dia seperti baru saja melihat kengerian luar biasa di awal mimpi. Badannya terlempar sejauh tiga meter ke sisi jalan aspal.

Terdengar suara ‘krek’ akibat patah tulang pinggang, saat tubuh kecilnya terguling dan menghantam batu seukuran buah jambu. Rasa perih yang super cepat dari iga yang remuk, laksana dihimpit sebuah tong besi berisi aspal panas. Nafasnya sempat terdesak, bahkan dia lupa bagaimana caranya bernafas.

Mungkin Dodi bisa menolongku. Sebagai polisi reserse kriminal, Dodi pasti bisa menangkap penjahat di depannya sekarang. Atau mungkin ia bisa menembak kaki pembunuh itu agar nanti ia bisa mengintrogasi orang ini kenapa membantai para tamu guesthouse. Setelah itu, Dodi bisa menjebloskan pembunuh ini pada sel terdingin yang ada di kota ini. Ya, Dodi kawan terdekat wartawati itu, di Kantor Polisi Resort Sukabumi. Dia pasti bisa menolongnya.

Tapi, bagaimana mungkin gadis itu bisa menelepon Dodi. Bukannya, ponselnya telah terjatuh saat berlari dari kejaran penjahat itu, tadi. Apalagi, ini kan masih di hutan. Sinyal handphone belum tentu ada.

Gadis itu benar-benar tidak berarti.

Kau, siapa kau sebenarnya!

Pergi! Rasanya, Merlian ingin berteriak. Tolong ampuni aku. Tapi, dia sadar tidak mungkin manusia biadab yang mengejarnya sekarang akan pergi.

“Ckiiiit!”

Sepeda motor itu dipaksa mengerem tiba-tiba. Sosok gelap yang mengemudikan kendaraan keparat itu meloncat segera.

Motornya tumbang disia-siakan.

Aneh, pikir sang gadis yang terluka.

Pria itu, seperti kukenal sebelumnya.

Dalam kekalutan, ingatan-ingatan Merlian berkelebat cepat: Sembilan orang. Putih. Darah. Telepon. Pesta. Kematian! 

Berengsek, siapa dia?

Merlian stuck.

Luka berat yang dideritanya, seumpama tirani yang menekan. Dengan susah payah, dia beringsut ke sisi kanan jalan. Tangannya yang penuh lecet ditopang untuk menggeser badannya ke tempat yang lebih gelap. Sayang, dia bisa sembunyi tapi tidak untuk melarikan diri.

Lihat selengkapnya