The Guesthouse

Panji Pratama
Chapter #12

Bab 11 : Dangerous Affairs

Tim Pertama, 13.14 WIB

RIZAL DAN RINI berjalan berjauhan. Sikap kedua pasangan ini benar-benar aneh. Kadang terlalu dekat, bahkan bisa disebut terlalu intim. Di lain waktu, keduanya terlihat saling mengacuhkan. Kesan seperti itu sering dilakukan pasangan kekasih yang dilanda kepura-puraan. Pura-pura tidak suka, padahal saling membutuhkan. Serta pura-pura cinta, tetapi tidak berani mengakui.

“Dasar cowok munafik,” sindir Rini sembari membuka kotak bedak kecilnya dari balik kantung jaket training.

Rini termasuk wanita karir yang senang berkosmetik tebal. Alisnya nyaris hilang berganti lukisan tipis oleh pensil alis. Gincunya cukup untuk membakar kedua bibirnya dengan warna merah tajam. Meski demikian, pada dasarnya Rini sudah cantik dan semampai. Kosmetik-kosmetik itu sebetulnya tidak perlu, andaikata wanita berusia tigapuluh lima tahun itu lebih percaya diri.

Dari sejak berangkat tadi, kedua lengannya melipat depan dada. Sebaliknya Rizal merasa tidak rugi, jika harus berjauhan dengan wanita itu. Toh, pemenang kompetisi ini hanyalah satu orang. Lagi pula, statusnya sebagai orang terpandang akan gengsi juga bila harus mengajak duluan bicara pada wanita itu.

“Tunggu aku dong. Kamu ini gimana sih?”

Awalnya Rizal tidak menggubris. Lama-lama, bosan juga dengan ocehan wanita itu.

“Lah, kamu yang lelet. Cepetan makanya. Nanti kita ketinggalan jauh dari mereka.”

“Mas, gak berubah ya! Selalu begitu. Selalu egois sendiri. Tidak pernah bisa tahu perasaan orang lain.” Wanita itu menderu, namun berbisik di akhir celotehannya. “termasuk padaku.”

“Apa?” Lelaki berbadan tegap itu berhenti, lalu berbalik. “Justru kamu yang tidak mau tahu. Kenapa dulu meninggalkanku?”

Rini berhenti berjalan, lalu melempar batang pohon yang dari tadi digenggamnya. 

“Aku meninggalkan mas?”

Lihat selengkapnya