The Guesthouse

Panji Pratama
Chapter #15

Bab 14 : Rumah Pemerah Susu

Embun semakin tebal menjelang peralihan waktu dari siang ke malam. Jarak pandang manusia dengan selimut kabut seperti itu hanya bisa terjangkau beberapa sentimeter saja. Sebuah mimpi buruk yang belum pernah mereka duga sebelumnya.

Kisah di pedalaman hutan dengan tema iming-iming mobil lomba, akan menjadi cerita penuh sensasi bagi Merlian. Itu pun jika dirinya dapat keluar hidup-hidup dari mimpi buruk ini.

“Kau yakin ini jalan yang benar Neng?” Tanya Merlian dengan nafas yang semakin berat.

Sesaat dia melihat sungai kecil yang mengalirkan air jerih, namun begitu ingat cerita Eneng tentang kematian Dadang yang tewas karena minum air dari hutan, Merlian lebih memilih menahan dahaganya dan hanya menelan ludah.

“Ya. Jalan ini adalah rute tercepat yang aku tahu.” Eneng menimpali, juga dengan nafas yang memburu.

“Ngomong-ngomong, dari mana kau tahu rute ini? Kau bilang tadi bersama Dadang lewat jalan ini? Aku tidak melihat may….”

Belum sempat Merlian menyelesaikan pertanyaannya, Eneng memotong cepat.

“Lihatlah Teh, sepertinya kita tertolong. Di sana ada sebuah rumah. Mungkin kita bisa mengecek ke sana. Siapa tahu ada warga yang bisa kita minta tolong.”

Merlian teralihkan dengan telunjuk Eneng. Bersama-sama, mereka setuju untuk mengecek rumah tersebut.

Sebelumnya, Merlian menjelaskan agar tetap waspada. Dengan begitu, mereka membekali diri dengan pentungan dari batang pohon kering dan batu runcing.

Lihat selengkapnya