Pandangan Brody tertuju ke layar ponsel. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sedangkan tangan kirinya sedari tadi masih terus memegang setir kemudi.
Dia berhenti di tengah jalan hanya untuk menatap ponselnya. Waktu berlalu sudah lebih dari sepuluh menit dan selama itu dia tidak mengalihkan pandangan ke tempat lain.
Sejak awal dia selalu memantau Viena lewat kamera pendeteksi pintar sebagai alat pemantau pergerakan di setiap sudut tempat. Baik di dalam maupun di luar vila sudah langsung dapat terkoneksi ke dalam ponsel miliknya.
Meski Brody sedang tidak berada di tempat pun tidak jadi masalah baginya. Seluruh akses luar di dekat sana sudah dicegat dengan sebuah papan larangan masuk yang sengaja Brody pasang. Tidak mungkin ada yang mau repot-repot mencoba untuk melewati tempat lintasan area lokasi kelapa sawit milik Brody, kecuali berkepentingan atau dalam keadaan terpaksa seperti dokter dan kolega Brody yang datang sebelumnya, dikarenakan utusan Brody secara pribadi. Selain daripada itu, jarak tempuh untuk sampai ke dalam sangat jauh dan susah untuk dilewati oleh kendaraan umum.
"Sepertinya kamu mau bertemu denganku," ucap Brody dengan nada rendah sembari matanya berfokus ke layar. Di mana terlihat sosok Viena terpantau sedang mengintip dan masuk tanpa izin ke dalam kamarnya.
Brody menutup layar ponselnya, lalu melempar ponselnya ke samping kursi penumpang. Dia mengeratkan pegangan setir dan tatapan matanya sedang tertuju ke tepi jalan. Dia berpikir sebentar, sebelum akhirnya menancap pedal gas meninggalkan lokasi perhentiannya.
Jalan yang seharusnya Brody tempuh hari ini bukan untuk pulang, melainkan mengurus masalah lain yang belum selesai ditangani olehnya. Akan tetapi, sosok Viena malah jadi menguasai dan memenuhi isi pikirannya, hingga membuat Brody jadi berubah pikiran dan memutuskan untuk kembali ke kediamannya.
Selama di perjalanan menuju ke vila, fokus Brody hanya tertuju ke depan. Dia berpikir harus segera tiba di kediamannya dengan mengendarai mobil besar miliknya dengan kecepatan penuh.
**********
Viena terlihat sedang aktif bergerak di balik selimut. Dia mencoba mengubah posisi tidurnya, tapi dia tidak menemukan kenyamanan di sana. Entah sudah berapa lama dia melakukan tindakan bolak balik dari kiri, kemudian menghadap ke kanan dan ke arah sebaliknya, hingga dia sendiri merasa sudah lelah dan menyerah. Viena langsung menyibak selimut ke samping dan mengubah posisi menjadi duduk di atas kasur.
Tangan kanan Viena terangkat ke atas untuk pergi memijit pelipisnya. Terasa sedikit senut di bagian kepala. Selang beberapa menit Viena langsung berhenti, begitu merasa dirinya sudah membaik.