Viena mengernyitkan dahi melihat perubahan dari Brody.
'Jangan-jangan ada maunya,' pikir Viena.
Brody sejak tadi selalu menjaganya, hingga Viena tidak dapat leluasa untuk bergerak. Sudah sejak tadi pula Viena menahan untuk tidak bertanya, namun rasa penasaran semakin meningkat seiring dengan seiring berjalannya jam waktu berlalu.
"Apa kamu tidak ada urusan?"
Brody yang tadinya sedang berdiri di dekat jendela langsung mendatangi Viena dengan langkah pelan, kemudian mencondong badannya mendekat ke tempat Viena. Dengan posisi sedikit menunduk Brody menatap dengan intens sepasang mata Viena, lalu dia menyeringai. "Berniat mengusirku?"
Viena menggeleng pelan dengan rasa takut dan berusaha menjelaskan maksud dari pertanyaannya. "A–aku hanya bertanya saja. Tidak bermaksud mengusir sama sekali."
"Ini kediamanku. Sebebas aku mau berada di mana saja dan ngapain saja."
Viena tidak berani lagi. Dia hanya diam dan memutuskan untuk tidak bersuara lagi, meski Brody masih tengah menatapnya.
Viena memutar kedua matanya. Dia merasa jengah ditatap terlalu lama seperti ini. Refleks Brody meraih dagu Viena, hingga membuat sepasang mata Viena berfokus ke Brody.
"Aku tidak suka kamu begitu," ucap Brody dengan nada dingin.
"Ini salah, itu salah .... Jadinya, aku harus gimana?"
"Cukup terima saja dan jangan banyak berkomentar. Ngerti?"
Tatapan Brody begitu tajam, saat dia memperingati Viena. Viena lantas mengangguk pasrah. Brody kemudian melepaskan pegangannya pada dagu Viena dan memilih keluar dari kamar Viena.
Di luar pintu kamar Viena yang telah tertutup, Brody mengacak-acak rambutnya dan membuang napas kasar. Hatinya terasa begitu gusar. Dia merasa setiap mau berbuat baik ke Viena, ujung-ujungnya malah hampir menyakiti Viena lagi.
Brody berjalan dengan langkah lebar menuju ke pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Dia pergi mandi dengan air dingin. Berusaha menghilangkan emosi yang datang menghampirinya.
Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama di bawah guyuran air, Brody pergi membasuh diri dengan handuk, kemudian berbaring di kasur hanya dengan mengenakan celana dalam. Dada bidangnya terekspos secara terang-terangan, meski angin malam terkena ke permukaan kulitnya.