Akan kuceritakan padamu sebuah kisah. Perjalanan cinta yang membuka mataku akan banyak hal, menyadarkanku banyak hikmah di setiap musibah, membuatku belajar apa itu teman dan mengerti mengapa Tuhan mengirimkan mereka untukku.
“Bagus. Setelah itu, kamu pencet tombol ini, Na.”
Lelaki yang duduk di belakang menangkup tanganku yang memegang mouse laptop, mengarahkan cursor untuk memencet tombol “publikasi”. Kemudian hasil cerpenku akhirnya tayang di halaman utama, berjubelan dengan novel-novel lain. Mataku berbinar melihatnya. Setelah dulu selalu menulis di blog saja, akhirnya aku bisa mempublikasikannya di media khusus novel e-book. Melihat editan sampul buku novelku di antara puluhan novel di halaman utama membuatku senang.