THE HEARER

mahes.varaa
Chapter #5

VOICE 4 KINERJA KARMA

“Terima kasih banyak untuk bantuan hari ini. . .” 

“Tolong pikirkan tentang tawaranku itu. Tentang rumah itu. Tentang kebaikanmu. . .” 

“Ya, aku akan memikirkan tawaran menarik itu. Terlebih lagi, Dokter bahkan tidak meminta uang sewa. Aku hanya perlu merawat dan membersihkan seluruh rumah saja. Tawaran itu sungguh sayang jika ditolak, tawaran menarik itu mungkin tidak akan datang dua kali.”

“Aku akan menunggu kabar baik darimu.” 

Setelah itu Dokter Farraz berpamitan dan menghilang dari pandangan Harsha dan begitu masuk ke dalam rumah Harsha dikejutkan dengan ibunya yang kebingungan karena Harsha pulang terlambat. 

“Kamu dari mana saja? Ibu khawatir. Ibu bahkan menghubungi Varen dan Xena menanyakan keberadaanmu.”

“Benarkah ibu menghubungi mereka?”

“Ya. . bukankah mereka adalah sahabatmu dan tunanganmu? Kamu selalu menemui mereka jika terjadi sesuatu. . .” 

“Tidak lagi setelah ini. . .” 

“Aku pergi bersama dengan Dokter Farraz, Bu.” 

“Kukira dia menolak konseling itu. . . tapi sepertinya konseling itu memberikan sesuatu yang positif untuknya. Syukurlah. . .” 

“Ibu bisa tenang sekarang. Konseling itu berakhir dengan baik.” 

Setelah itu, Harsha menceritakan mengenai tawaran yang diberikan oleh Dokter Farraz. Seperti biasa, Ibu Harsha yang dikenal bijak dan berpikiran terbuka memberikan keputusan pada pilihan Harsha. 

“Pilihlah mana yang menurutmu terbaik. Kemampuan itu kamu yang tahu bagaimana menggunakannya juga bagaimana efeknya padamu. Jika kamu memang butuh tempat di mana kamu tidak mendengar banyak suara mungkin tawaran dokter Farraz adalah jalan keluar untukmu. . . tapi ingatlah Harsha, berhati - hatilah terhadap niat baik seseorang."

“Tenang saja, Bu. Aku bisa mendengar pikiran Dokter Farraz, jika pikirannya membuatku berada dalam bahaya aku bisa melarikan diri lebih dulu.” 

Setelah itu, Harsha kembali ke kamarnya dan menimbang – nimbang apa yang akan dilakukannya terhadap dua orang yang dipercayainya itu. Harsha mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Xena dan Varen. Harsha meminta waktu dua orang itu untuk bertemu bersama besok. 

Selesai dengan ponselnya, Harsha merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya dan fokus mendengar suara – suara kehidupan yang didengarnya. Harsha mendengar banyak keluhan, banyak permintaan, lagu dan cerita selama tidur dari orang tua untuk buah hatinya, pertengkaran suami istri dan pasangan muda mudi, dan terakhir suara satu orang yang membuat Harsha tertarik. Suara syukur seseorang. 

“Dari banyak suara yang aku dengar hanya satu orang yang bersyukur di antara mereka. Sungguh kesempatan emas mendengar seseorang bersyukur.” 

Suara satu orang itu membuat Harsha kembali bersemangat dan lebih mensyukuri kehidupan yang dimilikinya. 

“Ya. . . semua yang terjadi hingga hari ini pasti punya sebab akibat. Pendengaranku ini pasti punya alasan dibaliknya sama dengan pemandangan buruk yang terjadi padaku hari ini. Bukankah harusnya aku bersyukur ? aku tak perlu meratapi sesuatu yang tidak pantas aku ratapi. Biarlah karma mengerjakan tugasnya dan waktu yang akan membalaskan pengkhianatan mereka padaku. . .” 

Untuk pertama kalinya setelah menerima kemampuannya ini, Harsha bisa tertidur nyenyak. Suara – suara yang didengarnya malam itu bersamaan tertidur dan tidak terdengar oleh Harsha yang juga tertidur lelap. Sesaat sebelum jatuh tertidur Harsha sempat berpikir. 

“Mungkin aku hanya perlu bersyukur, maka semua akan baik - baik saja.”

# # #

“Tiba – tiba kamu menghubungi untuk bertemu, ada apa Harsha?” tanya Varen yang baru saja tiba di sebuah kafe seperti yang telah ditentukan oleh Harsha. 

Harsha hanya diam tidak menjawab hingga Xena tiba tidak lama kemudian. 

Lihat selengkapnya