Tidak terasa tiba-tiba saja sudah ada The Ho[S]tel 2. Sepertinya baru kemarin saya sampaikan konsep penulisan buku The Ho[S]tel ke editor B first (Bentang Pustaka), yang kemudian diwujudkan dalam sebuah buku, yaitu The Ho[S]tel edisi pertama pada bulan September 2013. Senang tentu saja masih bisa berbagi cerita tentang pengalaman menginap di hotel dengan segala suka duka dan keseruannya. Respons pembaca terhadap buku The Ho[S[tel pertama juga tak kalah seru lho. Banyak email, pesan di Facebook atau Twitter yang membuat saya bersemangat untuk kembali membuat sekuel The Ho[S]tel. Ada seorang Ibu yang bercerita bagaimana anaknya yang masih SD minta dibelikan buku The Ho[S]tel edisi pertama. See? Saking serunya buku ini, sampai anak SD pun suka lho J. Kejadian yang sama juga saya alami waktu talkshow di Jakarta, seorang Ibu mengantar anaknya yang ingin minta tanda tangan di buku The Ho[S]tel. Saya nyaris berpikir, jangan-jangan pembaca The Ho[S]tel di kalangan anak-anak nggak kalah banyaknya? Entahlah J.
Buku ini juga membuat para traveler, bloger juga berpikir “Ah ... saya juga punya pengalaman tak kalah seru!!!” Maka, tak heran saat penerbit memutuskan membuat kompetisi penulisan kisah perjalanan untuk The Ho[S]tel 2, banyak sekali peminatnya. Buku kedua ini berbeda karena untuk buku kedua ini, saya mengajak banyak penulis baru untuk bergabung, berbagi cerita kepada Anda. Lewat “Kompetisi Menulis Kisah Perjalanan Bersama Ariy”, akhirnya terpilih 18 cerita. Peserta kompetisi ini mencapai ratusan, dari para travel blogger, murni traveler, penulis baru, hingga yang berpengalaman. Mereka seperti tengah menumpahkan passion traveling-nya dalam tulisan. Seru, karena saya membaca pengalaman yang tidak pernah terlintas dalam pikiran saya. Mereka hadir dengan keseruannya masing-masing. Nah, dari ratusan naskah, kemudian disaring menjadi 50 naskah nominasi, dan akhirnya terpilih 18 naskah. Bukan hal mudah untuk menentukan naskah terpilih, karena banyak aspek yang menjadi pertimbangan bagi tim B first maupun saya untuk menentukannya. Kami inginnya sih paket komplet, semua aspek dipenuhi, tapi pada akhirnya harus berhadapan bahwa tidak ada paket komplet di dunia ini, kecuali mungkin di McD atau KFC J.
Lalu, bagaimana dengan 18 naskah peserta terpilih? Bagi saya pribadi, dengan pertimbangan sebagian besar peserta adalah penulis baru, saya akan menoleransi kesalahan redaksi, cara menulis, dan hal-hal teknis lainnya. Pertimbangan utama kemudian jatuh pada keseruan pengalamannya. Kenapa demikian? Karena soal teknis bisa dipelajari bareng, selain juga ada bantuan editor. Sementara “pengalaman seru” tidaklah bisa dibeli. Itu bisa datang kapan pun secara tidak terduga, sebuah kebetulan, dan tidak semua orang bisa “beruntung” memiliki pengalaman yang sama. Atas dasar itulah kemudian terpilih 18 naskah yang dibukukan bersama dua naskah saya