Jingga silih berganti menuju kegelapan, bintang-bintang bertebaran di langit malam. Jangkrik mulai mengumandangkan suara kebanggaanya, tak mengusik seorang Grizelle. Walau ia menyendiri di taman pada malam hari, tetapi justru membuat nya tenang dan nyaman. Namun hanya terkadang saja dia dalam tahap kondisi seperti ini.
Grizelle yang ramah dan periang berubah menjadi pendiam dan penyendiri di gelap nya malam. Menutupi segala kesedihannya melalui sepi nya taman di area penginapan yang ia tempati.
Merenungkan segala hal. Dari awal sampai akhir, tak ada yang terlewat. Air mata yang sudah tertahan sedari tadi di pelupuk matanya kini tak tahu diri nya menetes, pipi putih bersih nya terbasahi oleh genangan air mata.
Batin nya tertekan, namun mulut nya tidak bisa mengucap meski satu kata. Pikiran dan mulut tak seirama.
“Ibu”
Setelah sekian detik lamanya, batin, pikiran, dan mulut saling beradu argument. Satu kata terucap dari mulut nya. Sesak yang ia rasakan, setelah mengucap kata itu
Pikiran dan batin nya menjelajah ke segala arah, mengingat dengan jelas apa yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu.
Mata yang menatap lurus dengan ceria, sekarang kosong. Angin malam yang dingin tak mengganggu pemikirannya.
Berbagai luka yang membekas di benak nya, sekarang tercipta ulang pada malam ini, seperti gejolak api yang membara saat di panas kan pada sumbu nya.
“Maaf" Kata demi kata yang tersimpan dalam di hati nya kini keluar dengan sendiri nya.
"Maaf, karena aku ibu harus seperti ini"
Tujuh kata yang mampu membuat nya merasa bersalah, sebuah fakta yang selalu terngiang dibenak nya.
Memejamkan mata, berusaha menenangkan emosi yang bangkit kembali. Menghela nafas dengan kasar. Mencoba menghapus pemikirannya untuk sementara, tetapi tidak bisa.
Melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan membuat nya menaruh torehan luka yang sangat dalam. Seseorang yang sangat disayanginya ternyata sudah melakukan perbuatan yang keji.
Grizelle yang masih terhanyut dalam kesedihan, tidak peduli pada waktu yang sudah hampir tengah malam.
Ketika sedang memikirkan segala hal, Grizelle terkejut sebuah kertas terlempar kearah nya, melihat kesegala arah. Sunyi. Hanya ada diri nya saja.
Dibuka nya kertas itu, dan membaca nya.
‘Nolite flere, non tu solus3’