"Kamu sudah baikan?" tanya Steve keesokan harinya saat Emma sudah masuk kerja.
"Sudah" jawab Emma dengan senyum di wajahnya.
"Syukurlah kamu sudah kelihatan ceria. Ayo siap-siap. Kita akan membuka toko sebentar lagi" kata Steve bersemangat.
Emma sangat berterimakasih pada Liam yang sudah merawatnya semalam.
Tadi pagi saat berangkat kerja ia tidak melihat Liam dimanapun. Ia lalu meninggalkan roti bakar yang dibuat khusus untuk liam, yang ditaruh di atas meja dengan sebuah catatan kecil disampingnya, yang berisi ucapan terimakasihnya.
Emma bekerja seperti biasa. Dan hari itu sedikit lebih ramai. Ia bahkan tidak menyadari Liam sudah berdiri di depannya memesan satu kopi susu.
"Hei.. Terima kasih atas roti bakarnya ya"
"Hah??" Emma bingung pada perkataan pelanggannya. Ia lalu mendongakkan kepalanya dan kaget saat melihat Liam yang ada di depannya.
"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu" ucap Emma tertunduk malu.
Tiba-tiba Steve mendekat. "Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian kelihatan canggung??"
"Tidak.. Tidak apa-apa" ucap mereka bersamaan.
Steve memicingkan matanya, makin curiga. Tetapi kemudian perhatiannya teralihkan lantaran ponselnya berbunyi.
"Halo.." jawabnya sambil berjalan menjauhi mereka.
Setelah teleponnya mati. Ia menghampiri Liam yang duduk di meja samping kasir dengan wajah berseri-seri.
"Kenapa kamu? Senyummu ingin membuatku muntah" ledek Liam.
"Aku menang undian"
"Oh ya??" tanya Liam antusias. "Jadi dapat hadiah apa??"
"Aku menang 4 lembar tiket ke taman hiburan"
"Hah?? Cuma menang itu aja?"
"Apa maksudmu dengan itu aja. Aku itu sebenarnya cuma iseng ikut undian. Sudah untung bisa menang daripada tidak sama sekali kan"
"Iya sih.."
"Nah kalau begitu ayo kita pergi bersama akhir pekan ini"
"Dengan siapa?"
"Ya tentu saja aku, kamu, Vivian.. Dan juga Emma" tunjuknya pada Emma.
"Oh.. Ya sudah terserah kamu"
"Yess.. Akhirnya bisa refreshing juga setelah sekian lama"
Liam mendengus. "Siapa suruh kamu tiap hari mencari dollar?!"
"Ya namanya juga masih muda. Harus bersusah-susah dahulu baru bersenang-senang kemudian" jelasnya.
"Ya.. Ya.." angguk Liam mengiyakan.
"Ingat ya kamu harus ajak Vivian"