The Innocent of Us

Lenny
Chapter #12

Chapter #12 Ready to Go

Mereka sudah memutuskan kalau Liam yang akan mengurus masalah Sleeping bag, matras dan sebagainya. Steve akan mengurus kompor, gas dan sebagainya. Vivian yang mengurus beras, mie instant dan bahan makanan yang lain. Sedangkan Emma bertugas untuk menjaga coffeeshop selama mereka bertiga mengumpulkan semua barang.

Emma memandangi mereka satu persatu bolak balik masuk ke dalam toko. Masing-masing membawa kantongan dengan isi berbeda. Semua barang dikumpulkan di toko Steve sehingga mereka akan lebih mudah untuk mengatur bawaan mereka nanti.

"Sudah lengkap belum?" tanya Steve setelah toko tutup.

Mereka baru saja membongkar semua barang yang sudah dikumpul.

"Sepertinya sudah.." ucap Liam.

"Jadi apakah lokasi campingnya bisa dimasuki mobil?"

"Lokasinya hanya bisa dimasuki mobil sampai di pos depan saja. Selebihnya kita daki sendiri. Itu kurang lebih ada 50 meter juga untuk keatas. Kalian yakin?" tanya Liam. Liam memandangi Emma dan Vivian bergantian.

Vivian tampak tersenyum kecut. Emma hanya diam menatap Liam.

"Yakin!!" ucap Steve lantang.

"Kalau kamu yang tidak yakin sih akan kupukul" kata Liam dengan ancang-ancangnya.

"Kalian bagaimana?"

"Aku tidak yakin sih. Cuma aku ingin mencobanya" jawab Vivian sedikit ragu.

"Aku bisa" kata Emma.

"Baiklah. Karena kalian berdua wanita. Jadi barang yang berat akan kami bawa. Kalian bawa yang lebih ringan. Ingat jaket, topi, raincoat , baju ganti harus dibawa ya. Karena disana pasti sangat dingin sekali" terang Liam lagi.

"Siap!!!" 

Steve lalu kembali membantu Emma karena tiba-tiba masuk tiga orang wanita yang ingin memesan minuman.

Vivian masih membantu Liam menyusun dan mengecek jikalau ada yang kurang.

"Liam.. Kenapa wajahmu?" tanya Vivian yang menyadari ada luka di wajah Liam.

"Oh ini.. Tidak sengaja tergores" bohong Liam.

"Jadi sudah kamu taruh obat?"

"Sudah.. Semalam Emma sudah membantuku menaruh obatnya" jawabnya spontan. 

Deg.. Hati Vivian seakan teremas mendengarnya. "Dia menaruh obatnya disini ya?" tanyanya penasaran.

"Liam.. Kemari sebentar!" panggil Steve dari arah kasir. 

Liam belum sempat menjawab Vivian karena suara Steve lebih kencang darinya. Ia sedikit merasa lega karena ia tidak perlu menjawab pertanyaan Vivian lagi. Ia tadi keceplosan mengatakan Emma yang menaruhnya. Mendadak ia takut jika ketahuan kalau Emma tinggal dengannya. Entah kenapa ia merasa ia tidak ingin Vivian tau.

*****

Malamnya, Liam menunggu Emma pulang. Ia duduk di meja makan seperti biasanya.

Lihat selengkapnya