The Innocent of Us

Lenny
Chapter #18

Chapter #18 Thinking of You

Emma merogoh kantung celananya. Ia mengeluarkan ponsel pemberian Liam. Kemudian mengaktifkannya. 

Tit.. Tit.. Bunyi tanda untuk mengisi daya. Ponselnya sudah lowbat.

Beberapa pesan masuk yang berisi 'nomor 0825xxxxx sudah melakukan panggilan.'

"Ini kan nomor liam.." gumamnya. "Aku sebaiknya mengabarinya kalau aku baik-baik saja." katanya pelan.

Emma lalu menulis pesan yang berisi

"Liam.. Aku baik-baik saja. Aku pulang ke rumah mamaku. Jadi untuk sementara aku tidak bisa bekerja di tempat Steve. Tolong kamu kabari dia ya. Jangan terlalu mengkhawatirkanku. Aku pasti akan segera kembali mencarimu. Terimakasih"

Setelah pesan terkirim. Emma menangis lagi. Ia merindukan Liam, juga Steve dan Vivian. 

Ini pertama kalinya ia punya teman. Walau ia masih menjaga jarak dengan mereka. Tapi mereka tetap memperlakukannya dengan baik. Dan tidak membully dirinya yang pendiam. Terlebih lagi Liam yang selalu memperlakukannya dengan special. Walau mungkin hanya Emma yang merasa begitu. Ia sangat senang berada di dekat Liam.

'Apakah aku sudah menyukainya?' Batinnya. Emma menggeleng pelan 'Tidak tidak.. Tidak boleh.. Liam itu milik Vivian..' Dadanya terasa sakit saat memikirkan itu.

Tingtong.. Bunyi pesan masuk.

'Apa aku boleh meneleponmu sekarang?' isi pesan dari Liam.

Emma gugup. Dengan cepat ia mengganti nada deringnya menjadi getar. Ia tidak ingin kalau Mama tirinya tau ia mempunyai ponsel lagi. Karena nanti akan disita oleh Mamanya lagi.

Sebenarnya ia bohong saat mengatakan pada Liam bahwa ponselnya hilang. Kenyataannya ponselnya diambil Mamanya. Karena mereka tidak mau Emma berhubungan dengan kerabat atau siapapun juga. 

Emma dengan cepat membalas "Jangan. Aku sedang sibuk. Pokoknya aku baik-baik saja. Tidak usah khawatir ya." 

'Baiklah jika begitu. Ingat kalau kamu perlu bantuan, kamu harus mengabariku. Oh ya alamat rumahmu dimana?' balas Liam lagi.

Saat sedang mengetik balasan untuk Liam. Baterai ponselnya habis. 

Emma segera mencari di nakas dan di lemari charger ponselnya yang lama.

Lima belas menit mencari, ia tetap tidak menemukan charger handphonenya. "Kok tidak ada ya?" tanyanya bingung. "Apa jangan-jangan diambil sama mereka? Bagaimana ini??" Emma terduduk lemas. Ia memandangi ponselnya yang sudah mati total itu.

Kini dirinya hanya bisa pasrah. 

******

Liam duduk di toko Steve saat tiba-tiba ada pesan SMS masuk ke ponselnya.

Dari Emma, isinya 'Liam.. Aku baik-baik saja. Aku pulang ke rumah mama. Jadi untuk sementara aku tidak bisa bekerja di tempat Steve. Tolong kamu kabari dia ya. Jangan terlalu mengkhawatirkanku. Aku pasti akan segera kembali mencarimu. Terimakasih'

"Steve.. Emma mengirim pesan. Katanya dia baik saja. Dia pulang ke rumah mamanya" kata Liam dengan antusias.

Lihat selengkapnya