The Innocent of Us

Lenny
Chapter #21

Chapter #21 Party

Emma menghela nafas panjang. Entah sudah berapa hari ia terkurung di dalam kamarnya sendiri. Ia bahkan sudah tidak tau hari ini hari apa. 

Ponsel yang menjadi harapan satu-satunya dalam kondisi mati total. Televisi di kamarnya juga hanya terhubung ke DVD player. Ia tidak diperbolehkan menonton acara televisi. Hanya boleh menonton kaset DVD yang mereka berikan.

Bahkan dirinya yang dulu jarang menonton drama, kini menjadi tau drama korea. Karena mama tirinya pecinta drama korea, jadi setiap habis menonton satu drama, pasti langsung akan memberikan DVD-nya kepada Emma.

Dirinya yang dulu kuper. Mungkin sekarang sudah bisa berbaur dengan orang lain jika membahas tentang drama dan aktor korea yang lagi ngetren sekarang.

Ia sedikit bangga pada dirinya sendiri.

Ia tertawa datar.

Tetapi kesenangannya tiba-tiba buyar saat Mama tirinya masuk. "Em.. Ganti bajumu. Mama mau membawamu keluar" perintah Mama tirinya.

"Kemana?" tanya Emma penasaran.

"Kamu tidak usah tau. Cepat ya. Mama tunggu kamu di luar" mama tirinya lalu keluar dari kamarnya.

"Mama terlihat tergesa-gesa. Ada apa?" gumamnya heran. Dengan memakai kaus oblong dan celana Jeans andalannya ia langsung keluar menghampiri Mamanya. Tidak lupa ia membawa tas samping yang sudah ia isi dengan buku novel sebagai dalih untuk menutupi ponselnya. Ia tidak mau Mamanya tau tentang ponsel itu.

Disana Mamanya dan Justin sudah menunggunya.

"Ayo.." ajak Mama. Mereka bergegas ke sebuah butik. Disana Mamanya menyuruh Emma mencoba beberapa gaun. Mamanya sendiri juga ada mengambil beberapa gaun ke dalam kamar pas.

Emma bertanya-tanya dalam hati. Ia sebenarnya sangat penasaran dengan pada apa yang terjadi. 

Setelah mencoba beberapa gaun, akhirnya mamanya memilih sebuah gaun berwarna pink untuk Emma. Mamanya sendiri memakai gaun berwarna ungu.

Setelah itu Mamanya mengajak Emma ke salon langganannya. Mamanya mengatakan pada penata rias rambut model apa yang diinginkannya. Ia menjelaskan panjang lebar pada penata riasnya.

Emma celingak celinguk memandang ke sekeliling. Justin tidak kelihatan. Mama berada di seberang. Ia tersenyum lega.

"Mbak.. Ada charger handphone? Boleh saya pinjam?" tanya Emma pada penata rias yang diutus untuk menatanya.

"Ada.. Boleh, Saya ambilkan ya" kata mbak itu.

Emma mengangguk bahagia. 'Akhirnya aku bisa mengisi daya ponselku' batinnya girang.

Ia mengecas ponselnya dan menutup ponselnya dengan majalah yang ada disana.

Emma memutuskan untuk switch on handphonenya saat sampai di rumah nanti.

Justin datang dan mendekati Mamanya. Ia sudah terlihat steady dengan jasnya.

Emma semakin bertanya-tanya. 'Ada apa ini? Apa hari ini hari pertunangannya dengan Justin??'

Lihat selengkapnya